Sukses

2 Bayi Imut Lahir di Lokasi Pengungsian Kawah Sileri Dieng

Kelahiran dua bayi di tengah suasana tegang tanggap darurat Kawah Sileri, Pegunungan Dieng, Banjarnegara, pun menimbulkan kegembiraan.

Liputan6.com, Banjarnegara - Kabar gembira berembus dari rumah singgah khusus ibu hamil di Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Dua ibu hamil melahirkan dengan selamat di tengah hiruk pikuk kondisi gawat darurat Kawah Sileri, Pegunungan Dieng.

Dua ibu itu, yakni Cici Faramida (20) dan Siti Mukaromah (32). Keduanya warga RT 04/04, Dusun Bitingan, Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, yang diungsikan lantaran meningkatnya status Kawah Sileri menjadi Waspada (Level II). Keduanya diungsikan pekan lalu, bersama dengan dua ibu hamil lain dari dusun yang sama.

Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Andri Sulistyo mengatakan, Cici Faramida melahirkan, pada Kamis, 21 September 2017, di RSUD Banjarnegara, melalui operasi bedah cesar.

Sebelumnya, petugas medis dari Puskesmas Batur 2 memeriksa Cici dan memastikan hari kelahiran telah tiba. Lantaran tak memungkinan kelahiran normal, Cici pun lantas dirujuk ke RSUD Banjarnegara.

"Kondisi ibu dan bayi dengan berat 3,2 kilogram itu pun sehat," ucap Andri, Sabtu, 23 September 2017.

Adapun Siti Mukaromah melahirkan bayi imut sehari sebelumnya. Siti menjalani proses persalinan secara normal dengan ditangani bidan praktik di Kecamatan Kejajar Wonosobo. Bayinya lahir sehat dengan berat tubuh 2,7 kilogram.

"Kondisi ibu dan bayi sehat. Kalau sekarang, posisi di rumah," Andri menerangkan.

Andri berujar, kelahiran dua bayi di tengah suasana tegang tanggap darurat Kawah Sileri pun membuat suasana menjadi gembira. "Kami bersyukur ibu dan bayi selamat, karena sudah diungsikan dan dekat dengan fasilitas kesehatan," dia menambahkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Evakuasi 4 Ibu Hamil

Setelah Cici dan Siti melahirkan, dua ibu hamil lainnya yang tinggal di rumah singgah, yakni Arfiah (31) dan Misti (37), juga menunggu hari persalinan. "Masih ada dua ibu hamil yang menunggu hari persalinan. Kalau perkiraan petugas (medis) tinggal menunggu haru saja," ujar Andri.

Kisah mengungsikan ibu hamil dari radius bahaya 1.000 meter Kawah Sileri, ternyata bukan perkara mudah.

Keempat ibu hamil itu mau dievakuasi, setelah melalui pendekatan intensif. Tak hanya BPBD, bidan-bidan Puskesmas 2 Batur pun dikerahkan untuk membujuk agar ibu hamil itu mau dievakuasi ke rumah singgah.

Sebelumnya, mereka diungsikan lantaran hari perkiraan lahirnya (HPL) sudah dekat. "Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Ibu hamil dievakuasi ke tempat yang dekat dengan fasilitas kesehatan," tutur Andri.

Ia bersikukuh mengevakuasi kelompok rentan lantaran khawatir Dusun Bitingan terisolasi jika status Kawah Sileri meningkat. Pasalnya, satu-satunya akses jalan menuju Kecamatan Batur dan Kota Banjarnegara harus melewati sisi jalan Kawah Sileri yang hanya berjarak 100 meter.

Adapun fasilitas kesehatan lainnya, menurut Andri, berada di jarak belasan kilometer di luar kabupaten, yakni di Puskesmas Bawang, Kabupaten Batang. Kondisi jalan ke Batang pun masih buruk.

Sebelumnya, BPBD Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menyiapkan tiga pusat pengungsian di luar Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, setelah status Kawah Sileri dinaikkan dari Normal (Level I) menjadi Waspada (Level II), pada Kamis malam, 14 September 2017.