Sukses

Doa dari Yogya untuk Warga Terdampak Gunung Agung

Para pengungsi dari daerah terdampak Gunung Agung diminta tidak termakan isu bencana. Saat ini tercatat ada 75 ribu lebih pengungsi.

Liputan6.com, Yogyakarta - Gunung Agung di Karangasem, Bali bergejolak. Warga sekitar gunung sudah diungsikan. Hal ini membuat kekhawatiran bagi warga Bali yang tinggal di luar Bali.

Doa dan solidaritas pun dilantunkan dari jauh. Di Yogyakarta, ratusan warga Bali di DIY menggelar acara doa bersama untuk keselamatan warga Bali di Pura Jaganatha, Banguntapan, Bantul, Selasa malam 26 September 2017.

Ketua Panitia Umum Panitia Posko Yogyakarta Peduli Gunung Agung, Wayan Iswara Madia mengatakan ada sekitar 500 orang warga Bali yang ikut dalan doa bersama. Doa ini digelar supaya warga yang berpotensi terdampak Gunung Agung dapat diberi keselamatan.

"Kami berkumpul untuk memohon pada Sang Hyang Widi agar saudara kami yang terdampak Gunung Agung bisa diberi keselamatan. Semoga bencana Gunung Agung ini bisa cepat selesai sehingga warga yang di sana kembali ke rumahnya masing-masing," katanya.

Wayan mengatakan setelah berdoa warga Bali di DIY juga membuka posko bantuan bagi warga terdampak Gunung Agung. Posko bantuan ini dipusatkan di Pura Jaganatha, Banguntapan. Warga yang ingin mendonasikan bantuannya dapat ke Pura Jaganatha. Setiap hari posko ini buka hingga malam hari.

"Kami membuka penggalangan dana untuk warga terdampak Gunung Agung. Penggalangan dana ini akan kami salurkan langsung kepada warga terdampak," ujarnya.

Penggalangan dana yang dilakukan tidak hanya di dalam Pura, tapi juga menggalang dana dari masyarakat umum. Wayang menerangkan caranya adalah dengan menjemput langsung dana itu melalui di Sunday Morning UGM, ngamen di Malioboro, hingga pelelangan karya sketsa di Pura Jaganatha.

"Penggalangan dana terus kita lakukan. Sebab ini merupakan solidaritas dari warga Bali di Yogyakarta untuk saudara kami yang terdampak Gunung Agung," kata Wayan.

Jangan Panik

Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan warga Kabupaten Karangasem yang telah mengungsi terkait ancaman erupsi Gunung Agung mencapai sekitar 75.673 jiwa. Mereka tersebar di 377 titik pengungsian di sembilan kabupaten/kota di Bali.

Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengimbau para pengungsi tetap tenang dan jangan termakan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

"Pemerintah kabupaten, provinsi, maupun pusat sudah 'all out' untuk menangani pengungsi, segala keperluan sudah pasti akan diperhatikan," kata Sudikerta saat mengunjungi lokasi pengungsian di Gedung Serbaguna Senkom Mitra Polri, di Denpasar, Selasa malam.

Menurut dia, banyaknya pengungsi terkait bencana Gunung Agung yang tidak melaporkan kepada pos komando induk membuat pemerintah cukup kesulitan dalam melakukan pendataan serta pendistibusian kebutuhan masyarakat.

"Untuk itu, kami harapkan partisipasi semua pihak agar melaporkan jika terdapat posko pengungsian yang belum terdata maupun memperoleh pasokan logistik," ucapnya.

Kunjungan Sudikerta ke lokasi pengungsian tersebut sekaligus untuk memastikan ketersediaan logistik serta mendata pengungsi agar tidak ada pengungsi yang sampai tidak memperoleh bantuan.

"Masyarakat pastinya akan cukup lama berada di sini (tempat pengungsian-red) karena status Gunung Agung saat ini pada level Awas. Demi keselamatan, masyarakat yang berada di radius bahaya supaya mengungsi ke tempat yang aman," ujarnya.

Di samping itu, Sudikerta juga mengingatkan petugas posko agar melaporkan segala keperluan yang dibutuhkan termasuk juga untuk kesehatan para pengungsi.

"Masalah kesehatan sangat penting kalau berada di pengungsian, pola makan juga harus tetap dijaga. Untuk itu, petugas di sini untuk selalu melaporkan kepada pos komando penanganan bencana erupsi Gunung Agung agar bisa segera ditindaklanjuti," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini: