Liputan6.com, Bandung - Tim dokter Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin (RSHS) Bandung berhasil melakukan operasi pengangkatan kaki tambahan anak kembar siam yang memiliki tiga kali, Al Putri Anugrah dan Al Putri Dewiningsih, Selasa, 26 September 2017.
Ketua tim penanganan bayi kembar RSHS Bandung Sjarif Hidajat Effendi mengatakan, pengangkatan kaki tambahan kembar siam asal Kabupaten Garut itu berjalan lancar.
"Operasi tadi sudah dilakukan dan berjalan lancar," kata Sjarif, Selasa, 26 September 2017.
Advertisement
Baca Juga
Tubuh anak kembar siam berusia 3 tahun 10 bulan itu menyatu pada bagian perut dan panggul, sehingga tidak bisa dipisahkan. Kondisi organ vital seperti hati menyatu dan beberapa tulang tidak pada posisinya.
Namun, keduanya sering mengeluhkan satu kaki tambahan yang tumbuh di pinggul. "Satu kaki itu mengganggu aktivitas mereka. Nah, operasi pada kaki itu yang kita lakukan," Sjarif menjelaskan.
Menurut Sjarif, operasi tersebut berlangsung sekitar satu jam. Operasi ini terbilang singkat karena relatif mudah dilakukan yaitu dengan mengambil tulang ekstrimitas yang tidak tumbuh.
Untuk penanganan selanjutnya, tim dokter akan membuatkan kursi roda bagi putri kedua dan ketiga pasangan Iwan Kurniawan (39) dan Yani (30) itu.
"Kita akan membuatkan kursi roda sehingga mereka berdua bisa berjalan berdua dengan kaki berdua tetapi bisa berjalan-jalan bersama," kata Sjarif.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
RS Hasan Sadikin Bandung Terima Pasien Kembar Siam Berkaki Tiga
Rumah Sakit Umum Pusat dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung sebelumnya kedatangan anak kembar siam. Anak kembar siam itu berasal dari Kampung Padasari, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut. Dua anak itu mengalami dempet perut dan memiliki tiga kaki.
Anak kembar siam asal Garut tersebut bernama Al Putri Anugrah dan Al Putri Dewiningsih. Keduanya berusia 3 tahun 10 bulan, putri kedua dan ketiga pasangan Iwan Kurniawan (39) dan Yani (30).
Ketua tim penanganan bayi kembar RSHS Bandung, Sjarif Hidajat Effendi mengatakan, kedua anak ini datang ke RSHS bersama orangtuanya sejak Jumat, 25 Agustus 2017.
Setelah diperiksa, untuk saat ini anak siam atau conjoint twin memiliki penyatuan pada bagian perut dan panggul sehingga tidak bisa dilakukan pemisahan. Sebab, organ vital seperti hati menyatu dan beberapa tulang tidak pada posisinya.
"Namun pada bagian perut bawah anak ini tumbuh kaki ketiga yang rencananya akan dihilangkan. Kaki ketiga ini mengganggu aktivitas anak siam karena sering mengeluh kesakitan," kata Sjarif saat memberikan keterangan pers di RSHS, Senin, 28 Agustus 2017.
Berdasarkan pemeriksaan rutin yang dilakukan tim, diketahui organ anak kembar siam ini dalam keadaan sehat. Namun, bagian jantung salah satu anak mengalami kelainan ringan.
"Yang rumit bagian perutnya di mana bagian hati banyak bagian yang bersatu sehingga hal ini yang menyebabkan sulit dipisahkan," tuturnya.
Selain itu, saluran ginjal yang saling bersilangan dan saling berkolaborasi membuat keduanya tidak mungkin untuk dipisahkan. Untuk operasi pengangkatan kaki ketiga itu rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat. Operasi tersebut diperkirakan membutuhkan waktu satu hari.
"Operasi mengambil tungkai operasi kecil bisa dilakukan sehari. Rencananya memang mau minggu ini tapi diundur hingga Senin depan," ujarnya.
Menurut Sjarif, pihaknya sudah membentuk tim untuk menangani balita kembar siam Anugrah dan Dewiningsih itu. Tim tersebut terdiri dari dokter ortopedi, rehabilitasi medik, psikologi dan anestesi.
"Sudah jadi tanggung jawab kami dalam mendukung upaya rehabilitasi selanjutnya supaya sang anak bisa beraktivitas," katanya.
Advertisement