Sukses

Gunung Agung Hampir Meletus, Turis Asing Batal ke Bali‎

Pemerintah menjamin wisata Bali tetap aman meski aktivitas vulkanik Gunung Agung terus meningkat.

Liputan6.com, Karangasem - Geliat vulkanik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, memicu dampak kurang baik pada sektor pariwisata di wilayah tersebut. Ada penurunan tingkat hunian hotel dan vila di daerah Sidemen, Karangasem.

Sejumlah tamu dari mancanegara yang sudah melakukan reservasi pemesanan kamar hotel dan vila ramai-ramai membatalkannya, seiring meningkatnya status Gunung Agung menjadi Awas.

Manager Villa Barong, Made Bagiarta, mengatakan sejak tanggal 26 September 2017, banyak tamunya yang membatalkan pemesanan kamar.‎ "Beberapa tamu cancel pemesanan kamar. Alasan mereka karena status Gunung Agung," kata Bagiarta kepada Liputan6.com, Kamis, 28 September 2017.

Jumlah penurunannya cukup lumayan. Bagiarta mengonfirmasi angka penurunan tersebut mencapai 15 persen. "Kita tidak tahu ke depannya. Kalau masalah kerugian cukup besar, 90 persen tamu di sini asing. Mereka biasanya dari Eropa," ujarnya.

Bagiarta mengatakan pihaknya sudah menyiapkan langkah evakuasi jika sewaktu-waktu Gunung Agung meletus. Meski berjarak 25 kilometer dari puncak gunung, dia tak mau mengambil risiko.‎

Hal senada diungkapkan oleh pelaku wisata lain, Nandarlita. Ia juga merasakan dampak yang sama meski Gunung Agung berada jauh dari Seminyak yang terletak di kawasan Kuta, Kabupaten Badung.‎

Nandarlita yang juga memiliki usaha diving mendapat pembatalan pemesanan dari beberapa tamunya dari berbagai negara. Ia sudah menjelaskan jika Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung, merupakan kawasan yang cukup jauh dari Gunung Agung di Karangasem.‎

"Itu karena media luar negeri sangat sensasional dan bombastis memberitakan Gunung Agung. Jadi, aku ke sini untuk melihat sendiri seperti apa, sih," tutur Nandarlita saat ditemui di Pos Pemantauan Gunungapi Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.‎

Dari konfirmasinya kepada sejumlah tamu mancanegara yang membatalkan pesanan, Nandarlita mendapat pengakuan jika Gunung Agung akan meletus dan mereka cukup khawatir akan hal itu. ‎

"Makanya aku mau make sure efek media luar sampai begitunya. Ternyata di sini enggak sebegitunya, itu sudah horor duluan bagi mereka," ucapnya.‎

Mereka yang membatalkan pesanan di antaranya tamu asal Australia, Amerika Serikat, New Zealand, dan berbagai negara lainnya.‎ Mereka rata-rata sudah booking 1 minggu sampai 10 hari dengan biaya Rp 3,5 juta.

"Aku harus me-refund sampai Oktober nanti. Ada juga yang menginap Desember minta di-refund," ujar dia.‎

Pemerintah Jamin Aman

Pemerintah memastikan pariwisata Bali tetap aman meski terjadi peningkatan status Gunung Agung ke level Awas sejak awal pekan lalu.

"Perlu kami tekankan tidak ada masalah berkaitan dengan pariwisata, juga bahwa semuanya aman karena tidak semua desa atau wilayah terdampak secara luas," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani di Kantor Presiden Jakarta, Kamis, 28 September 2017, dilansir Antara.

Menurut dia, sampai saat ini hanya beberapa desa di Karangasem, Bali, yang terdampak erupsi. Namun jika dilihat radiusnya, secara keseluruhan memang sudah semua sembilan kabupaten/kota di Bali yang terkena dampaknya.

Menko telah menugaskan semua pemangku kepentingn terkait, termasuk semua kementerian/lembaga yang terkait langsung, seperti BNPB, Kemensos, Kemenkes, Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, dan lain-lain agar segera melakukan mitigasi terkait bencana tersebut.

"Bagaimana kemudian ketidakpastian erupsi ini nantinya akan menjadi lebih parah, atau apakah akan ada tanggap darurat atau masa transisi karena saat ini memang masih pada posisi siaga," tuturnya.

Namun, Puan menekankan semua kebutuhan berkaitan dengan hal-hal yang terjadi di Bali terkait Gunung Agung diminta secara khusus oleh Presiden agar segera ada langkah-langkah dan tindakan.