Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma, bersepeda atau gowes dari rumahnya yang berlokasi di Taman Pondok Indah kawasan Jalan Raya Wiyung, menuju kantornya, Jumat, 29 September 2017. Dia berangkat mulai pukul 05.30 WIB dengan menggunakan setelan kaus merah dan helm serta menunggangi sepeda kayuh dinamo listrik.
Hal tersebut dilakukan guna menyukseskan program bersepeda ke kantor (bike to work) bagi pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang ditetapkan setiap Jumat di akhir bulan.
Selama mengayuh sepeda, Risma tidak sendiri. Ia ditemani Sekretaris Kota (Sekkota) Hendro Gunawan, Asisten Wali Kota, dan beberapa jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Advertisement
Sekitar pukul 07.00, Risma tiba di depan Balai Kota Surabaya. Ia sempat berpapasan dengan siswa-siswi SMP yang kebetulan sedang berlari pagi. Tak ingin melewatkan momen, Risma mengajak para siswa untuk foto bersama.
Baca Juga
Berdasarkan data Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, rute Wali Kota Risma ketika gowes dimulai dari kediamannya di Jalan Raya Wiyung, Gunung Sari ke arah Bumiharjo/Joyoboyo, Kebun Binatang Surabaya (KBS).
Ia berhenti sejenak untuk melihat situasi kota. Selanjutnya, Risma dan rombongan menuju rute Jalan Raya Darmo - Jalan Urip Sumoharjo - Jalan Basuki Rahmat - Jalan Gubernur Suryo.
Rombongan Wali Kota Risma berhenti sejenak di depan Gedung Grahadi, kemudian menuju Jalan Yos Sudarso, sebelum tiba di halaman Balai Kota Surabaya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Parkiran Pemkot Steril Kendaraan Bermotor
Usai bersepeda, sang wali kota mengatakan, selama kegiatan bike to work, parkiran di wilayah Pemkot Surabaya harus bersih dari kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat. Untuk itu, seluruh kendaraan operasional milik Pemkot Surabaya diparkir di Mall Grand City.
"Jadi nanti kalau saya mau dinas keluar atau teman-teman yang mau rapat, ya harus jalan kaki dulu atau naik sepeda ke Grand City," tutur Risma, usai gowes, Jumat, 29 September 2017.
Untuk tempat parkir sepeda pancal, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengaku sudah menyiapkan tempat parkir dan petugas untuk mengatur dan menjaga sepeda-sepeda tersebut.
"Semuanya sudah disiapkan kok, itu teman-teman sudah mulai datang," katanya.
Menurut Risma, awalnya program bersepeda ini memang berat untuk dilakukan. Namun, dengan kebiasaan, Risma percaya akan lebih mudah.
Selain itu, jika program ini rutin dilakukan, akan membawa dampak positif untuk warga Surabaya yang lain. Salah satunya menciptakan udara yang sehat. "Saya pernah mendapat cerita, ada orang yang sakit kanker, namun akhirnya sembuh," ujarnya.
Apalagi, imbuh Risma, sekitar 80 persen orang luar negeri menggunakan sepeda, sehingga udara yang dihasilkan juga sangat sehat bagi masyarakat.
Advertisement
Manfaat Gowes
Risma menyampaikan pula, kewajiban gowes atau bersepeda bagi PNS dan pegawai pemkot, setiap Jumat di akhir bulan, tidak sekadar demi mengurangi emisi di Surabaya. Lebih dari itu, program ini bertujuan untuk menjaga kesehatan, terutama jantung.
"Di Indonesia, utamanya di kota-kota besar, beberapa tahun terakhir ini semakin banyak orang yang memakai ring jantung," tutur dia.
Memasang ring memang bukan masalah karena teknologi pengobatan semakin canggih. "Tapi untuk apa jika di hari tua merepotkan orang lain," ujar wali kota kelahiran Kediri tersebut.
Risma mengakui, dengan bersepeda seluruh anggota tubuh menjadi ringan dan menyehatkan pikiran. Ia juga bercerita dengan bersepeda mampu mengurangi penyakit sinus yang diderita beberapa tahun terakhir.
"Awalnya sakit sekali bahkan saya sampai nangis, tapi setelah berolahraga ringan dan bersepeda sudah enggak kumat. Jadi, semoga sekarang lebih sehat setelah bersepeda," katanya.
Ke depan, wali kota bersama dengan jajaran pemkot memiliki langkah atau rencana. Selain untuk menjaga kesehatan, Pemkot Surabaya berencana untuk mengganti bahan bakar kendaraan yang ada di kawasan pemkot menggunakan energi listrik.
Untuk bisa menerapkan hal ini, lanjut Risma, ia akan berkomunikasi dengan kawan-kawan di perguruan tinggi untuk menyiapkan program ini.
Bila terlaksana, udara akan pasti lebih bagus. Bahkan di tahun 2040, menurut Risma, semua kendaraan disepakati tidak boleh menggunakan energi minyak bumi.
"Dan mulai memaksimalkan serta menggunakan bahan bakar (seperti) energi matahari atau solar cell demi kesehatan dan kehidupan kita semua," ujarnya.