Liputan6.com, Tasikmalaya - Masuknya musim hujan bisa menghentikan masalah kekeringan di sejumlah wilayah. Namun, masalah lain pun timbul ketika curah hujan mulai tinggi. Selain banjir, longsor juga menjadi ancaman ketika musim hujan tiba. Beberapa titik daerah di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dihantui ancaman longsor yang sewaktu-waktu mengancam jiwa warga.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya mencatat, dalam waktu satu hari pada Minggu, 1 Oktober 2017, sedikitnya terjadi 14 musibah tanah longsor yang tersebar di beberapa kecamatan di kabupaten santri tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya EZ Alfian menyatakan ke-14 longsor terjadi di Kecamatan Bojonggambir, Cigalontang, Puspahiang, Salawu, Taraju, dan Sodonghilir. Dari jumlah itu, Kecamatan Taraju menjadi titik terbanyak longsor hingga empat kasus yang terjadi di satu Desa Kertaraharja.
"Khusus Kertaharja, ada tiga rumah dan satu tempat ibadah ikut terancam bila longsor kembali terjadi," ujarnya, Senin (2/10/2017).
Alfian mengatakan musibah longsor terjadi secara merata di beberapa kecamatan. Untuk Salawu, desa terdampak longsor, yaitu Kutawaringin, Jahiang, dan Kawungsari, dengan kerugian satu rumah rusak ringan, 12 rumah terancam longsor susulan, satu luka ringan, dan dua korban tewas.
"Yang di Salawu (Kutawaringin) dua meninggal, yaitu pasangan suami istri yang sedang tidur ketika longsor terjadi waktu Subuh," ujar Alfian.
Sedangkan, titik longsor di Kecamatan Cigalontang menimpa Desa Pusparaja dan Puspamukti dengan kerusakan berupa empat rumah terancam longsor susulan dan satu rumah rusak.
Untuk Kecamatan Bojonggambir, titik longsor terjadi di Desa Wandasari dan Padangkamulyan yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur jalan. "Terdapat jalan tertimbun material longsor dan bahu jalan ambruk sebagai dampak longsor di dua lokasi tersebut," ujarnya.
Kerusakan infrastruktur lainnya yang terjadi akibat longsor ditemukan di Desa Puspajaya, Kecamatan Puspahiang dan Desa Sukabakti, Kecamatan Sodonghilir. "Di Kampung Calingcing (Puspahiang), jalan ambles sekitar 20 meter dan bahu jalan poros desa (Sukabakti) rusak diterjang longsor," ujarnya.
Hujan yang terjadi dalam sepekan terakhir langsung berdampak pada kondisi lingkungan. Kontur tanah yang sejak beberapa bulan kering dan tandus akibat kemarau, langsung menjadi basah setelah masuknya musim hujan.
Tak ayal, untuk beberapa tanah yang berada dalam kondisi labil seperti tebing tinggi, atau daratan tinggi yang minim tumbuhan berakar tunggal, datangnya musim hujan langsung menjadi ancaman musibah longsor.