Liputan6.com, Bandung - Anisa Salim (14) tak sengaja menelan jarum pentul saat hendak merapikan jilbab. Akibatnya, pelajar SMPN 1 Rancakalong, Sumedang, Jawa Barat, itu harus dirawat di rumah sakit.
Kejadian itu terjadi pada 18 September 2017. Bermula saat Anisa sedang memakai jilbab di sekolahnya pada jam istirahat. Anak keempat pasangan Agus Salim dan Siti Jahroh ini punya kebiasaan menggigit jarum di mulut saat merapikan jilbab.
Kebetulan temannya saat itu tak sengaja mendorong Anisa. Jarum pun akhirnya masuk ke mulut hingga menembus ke organ dalam.
Advertisement
Maria Salim (26) menceritakan, setelah insiden itu, pihak sekolah langsung membawa Annisa ke puskesmas terdekat. Berhubung peralatan di puskesmas kurang memadai, Anisa kemudian dirujuk ke RSUD Sumedang.
"Dari hasil rontgen rumah sakit diberitahu bahwa posisi jarum berada di saluran pernafasan. Pihak rumah sakit tidak punya alat untuk mengambil tindakan medis," kata Maria saat ditemui Liputan6.com di RSUP Hasan Sadikin Bandung, Senin (2/10/2017).
Baca Juga
Lantaran peralatan yang tak memadai, Anisa lalu dirujuk ke RSUP Hasan Sadikin. Maria mengatakan, biaya untuk mengangkat jarum pentul sebesar Rp 19 juta. Itu belum termasuk obat-obatan kamar dan kebutuhan sehari-hari.
Anisa masuk RSHS Bandung sejak Rabu, 26 September 2017. Berdasarkan hasil pemeriksaan, posisi jarum pentul berada di sekitar paru-paru.
Masalah muncul karena kartu BPJS Anisa tidak aktif. Hal itu dikarenakan adanya tunggakan. "Kita enggak ada biaya segitu. Anisa juga tidak aktif BPJS-nya," ujar Maria.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Curhat di Media Sosial
Dalam keadaan cemas dan bersedih, Anisa secara inisiatif mengunggah ceritanya di Facebook. Lewat akunnya, dia mengisahkan kronologi kejadian hingga harapannya agar jarum yang masuk ke dalam tubuhnya dapat diambil.
"Anisa sendiri yang bikin tulisan. Dia tahu keluarga lagi susah, tak punya biaya operasi. Dia cantumkan juga nomor ibu untuk memberikan keterangan bahwa informasi yang disebar benar adanya," kata Maria.
Dalam curhatnya, warga Dusun Nagrog RT 01 RW 06 Desa Sukamaju, Kecamatan Rancakalong itu meminta Presiden RI Joko Widodo untuk menolongnya.
"BAPA PRESIDEN YG TERHORMAT BAPA JOKOWI TOLONG AKUU..... BANTU AKUU..," tulis Anisa.
Curahan hati Anisa rupanya menjadi viral. Tak sedikit warganet yang tersentuh dengan kisahnya. BPJS Kabupaten Sumedang akhirnya merespons musibah yang dialami Anisa dengan memberikan kartu BPJS agar Anisa bisa dirawat di RSHS.
"Sekarang biaya sudah ditanggung BPJS. Dokter bilang akan melakukan operasi. Kita masih tunggu kapan operasi akan dilakukan," kata Maria.
Keluarga Anisa hanya bisa pasrah dan menyerahkan penanganan medis kepada RSHS. "Harapan keluarga cepat diambil jarimnya. Kita khawatir jarumnya akan berkarat," ucapnya.
Advertisement
Beruang Besar dari Ridwan Kamil
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sempat menjenguk Anisa saat dirawat di rumah sakit. Di sela kegiatannya, pria yang akrab disapa Emil itu menengok Anisa pada Minggu, 1 Oktober 2017. Ridwan menyempatkan datang bersama istri, Atalia Ridwan Kamil.
Anisa yang ditemani sang ibu, Siti Jahroh (51), tak kuasa menahan haru. Keduanya menyalami Ridwan dan Atalia sembari meneteskan air mata.
Atalia yang datang sambil membawa boneka beruang besar lalu memeluk Anisa dan mendoakan agar tetap bersabar menjalani pengobatan ini.
Melihat peristiwa yang menimpa Anisa, Ridwan berpesan kepada wanita muslim agar mengambil hikmah dari kejadian ini. Ia mengingatkan agar berhati-hati dengan jarum yang digunakan untuk kerudung.
"Jangan sekali-kali menggunakan mulut sebagai tempat penyimpanan karena harga pengobatannya jauh lebih mahal daripada jarum pentulnya," ujar Ridwan usai menjenguk Anisa.
Ia juga menekankan kepada para orangtua untuk mengajarkan putri-putrinya tata cara memakai kerudung yang aman. "Kepada ibu-ibu, tolong melatih anak-anak cara memakai jilbabnya yang aman dan mudah-mudahan kejadian ini tidak terulang lagi," ujar Ridwan.
Sementara itu pihak RSHS masih belum memastikan apakah Anisa akan diambil tindakan operasi atau cara bronkoskopi. "Nanti akan kita gelar konferensi pers," kata salah seorang Staf Humas RSHS, Ekky menambahkan.