Sukses

Buaya Apes, 2 Kali Gagal Seret Warga Riau ke Dalam Sungai

Dua peristiwa serangan buaya ganas di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, itu hanya berselisih waktu dua jam.

Liputan6.com, Kuantan Singingi - Serangan buaya ganas kembali terjadi di Provinsi Riau. Dua warga di Desa Sikakak, ‎Kecamatan Cerenti, Kabupaten Kuantan Singingi, selamat setelah diserang buaya di sungai setempat. Keduanya berhasil lolos dari terkaman setelah melawan beberapa menit, sehingga reptil raksasa dari zaman purba itu melepaskan gigitannya.

Menurut Kapolres Kuantan Singingi, AKBP Pibri Karpiananto, kedua korban menderita luka serius, sehingga mendapat perawatan. Pemulihan masih dilakukan sejak keduanya diserang pada Minggu sore, 1 Oktober 2017.

"Korban pertama bernama Yolpi Pranyuno berumur 27 tahun, sedangkan korban kedua bernama Candra umur 40 tahun‎," ucap mantan Kasubdit III Reserse Kriminal Umum Polda Riau ini, Senin (2/10/2017) siang.

Pibri menjelaskan, kejadian bermula ketika ‎korban Yolpi mendatangi Sungai Kuantan untuk mandi sekitar pukul 16.00 WIB. Beberapa menit dalam air membersihkan badan, tiba-tiba saja muncul buaya muara dari arah belakang dan langsung mengigitnya.

Dalam terkaman buaya, Yolpi berusaha melawan dan hampir saja diseret ke dasar sungai. Perlawanan Yolpi membuat buaya tadi menyerah dan melepaskan buruannya. "Korban langsung berlari ke tepian sungai menyelamatkan diri," kata Pibri.

Tak lama setelah peristiwa ini, tepatnya pukul 18.00 WIB, buaya yang sama di sungai tersebut kembali mengganas. Dia menyerang korban lainnya, Candra, ketika mandi ‎di lokasi yang berjarak 200 meter dari lokasi pertama.

Sama seperti korban pertama, Candra tak ingin jadi santapan buaya lapar itu dan berusaha melawan sekerasnya. Perlawanannya membuahkan hasil, korban berhasil melepaskan gigitan buaya dan berlari ke tepian.

"Kedua korban ini dilarikan ke rumah sakit setempat untuk perawatan," kata Pibri.

Atas kejadian ini, korban Yolpi disebut Pibri mengalami luka di bagian ‎lutut dan mendapat enam jahitan, selanjutnya luka robek di punggung. Sementara, korban Candra menderita luka robek di bagian betis.

Dengan adanya serangan buaya ganas tersebut, Pibri mengimbau warga sekitar berhati-hati jika beraktivitas di sungai. Ia tak ingin ada korban lainnya yang diterkam buaya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Jasad Penjaga Ladang Ditemukan Tak Utuh

Teror buaya ganas sebelumnya terjadi Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Namun, serangan buaya ini menimbulkan korban jiwa.

Jasad Suprianto, korban serangan buaya di Dusun I Kampung Baru, Kepenghuluan (Desa) Bagan Sinembah Timur, Kecamatan Bagan Sinembah Raya, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, ditemukan sudah tidak utuh lagi. Petugas hanya menemukan beberapa bagian tubuhnya, sementara sisanya diduga sudah dimangsa buaya.

"Sangat mengenaskan, ditemukan hanya beberapa organ seperti tulang bagian belakang dan kakinya. Itu pun tidak utuh," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Bagan Sinembah Inspektur Satu Amru Abdullah kala dihubungi dari Pekanbaru, Selasa siang, 19 September 2017.

Dia menjelaskan, jasad laki-laki perantau asal Sumatera Utara itu‎ sempat dibawa ke puskesmas setempat. Jenazahnya lalu diserahkan kepada keluarganya oleh aparat desa setempat, disaksikan personel Polsek Bagan Sinembah.

Kepolisian menyebut keluarga menolak jasad divisum dan diautopsi. Kepolisian sendiri berniat memastikan penyebab kematian korban, apakah memang murni akibat serangan buaya atau ada penyebab lainnya.

"Karena menolak kita menghargai itu, hak keluarganya," kata Amru melalui sambungan telepon.

Lokasi ditemukannya korban berusia 46 tahun itu tergolong sulit dicapai. Pencarian hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki untuk menyusuri kanal-kanal yang ada di lokasi.

Setelah ditemukan, jasad korban hanya bisa dibawa berjalan kaki.‎ Mobil petugas hanya bisa menunggu di jalan untuk kemudian membawa potongan tubuh korban ke puskesmas terdekat.

"Sangat sulit mencapai lokasinya, tidak bisa mobil masuk di sana," kata Amru.

Menurut Amru, korban dilaporkan hilang oleh teman satu pondoknya Dullah pada Kamis, 14 September 2017. Kala itu, Dullah meninggalkan korban di pondok untuk pergi ke kota.

Sebelum pergi, Dullah meminta korban bersiap-siap karena akan dijemput lagi untuk menjumpai keluarga yang baru datang dari Medan, Sumatera Utara. Ketika pulang, korban tidak ditemukan lagi.

Penasaran, Dullah mencari korban di pinggiran sungai dan hanya menemukan ember serta peralatan mandi korban. Hal ini dilaporkan ke aparatur desa setempat dan pencarian dilakukan dibantu kepolisian.

"Keduanya memang tinggal di pondok itu sebagai penjaga ladang," kata Amru.

Beberapa hari dicari, akhirnya jasad korban serangan buaya ditemukan, tapi sudah tidak utuh lagi. Potongan tubuh korban ini dibawa ke Puskesmas selanjutnya dibawa oleh keluarganya untuk dikebumikan.