Liputan6.com, Bandung - Seperti namanya, Pasar Antik Cikapundung berada di kawasan Cikapundung, Kota Bandung, Jawa Barat. Letaknya berada di lantai 3 Gedung Cikapundung Electronic Center. Tempat ini menjadi surga bagi pemburu barang klasik.
Pedagang di pasar ini menjual beragam barang mulai dari pernak-pernik, hiasan dinding, koin, perangko, barang pecah belah, mainan, alat musik, piringan hitam sampai funitur.
Cara termudah ke pasar ini adalah dengan menemukan ujung Jalan Cikapundung Barat yang berseberangan dengan gedung bekas Abdurrahman bin Ra’uf Trade Center. Jika sudah di lantai dasar, naik lift menuju lantai 3.
Advertisement
Setibanya di lantai paling atas, pengunjung akan melewati kios-kios pedagang. Meski tidak semua kios terisi, pengunjung seakan langsung dibawa ke masa lampau hanya dengan melihat barang-barang antik yang dipajang.
Baca Juga
Tak perlu khawatir juga soal harga. Sebab calon pembeli masih bisa menawar. Seperti diungkapkan Solihin (53), salah seorang pemilik lapak barang pecah belah.
Solihin tak menampik anggapan jika barang antik identik dengan harga mahal. Namun, di pasar ini harga masih bisa bersaing.
"Barang hobi memang bukan barang biasa. Ada yang memang cuma lihat lalu tertarik beli. Tidak melulu barang antik itu mahal," kata Solihin, Sabtu, 30 September 2017.
Selain itu, Solihin menuturkan, tak sedikit kolektor yang datang dari dalam dan luar kota. Mereka biasa mencari barang-barang yang sudah tidak diproduksi lagi oleh pabrik.
"Hobi itu tidak bisa ditentukan perlunya apa. Kalau suka, langsung beli. Yang jelas bagi para kolektor ada nilai investasinya," ujarnya.
Dia menjelaskan, setiap barang ada kelasnya. Ada yang jadul atau zaman dahulu, antik dan kuno. Setiap kelas berbeda pula harganya.
"Barang jadul usianya relatif lebih muda. Kalau barang antik sudah berpuluhan tahun dan barang kuno seperti porselen peninggalan kerajaan usianya di atas ratusan tahun," jelasnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Â
Â
Terbantu Media Sosial
Kemunculan media sosial atau medsos berdampak besar pada berbagai sendi kehidupan, tak terkecuali di bidang usaha penjualan barang antik. Akun Instagram @popstoreindo, misalnya, sukses menarik perhatian banyak kalangan pemburu barang jadul.
Selain melayani pembelian lewat medsos, Popstoreindo juga membuka kios di Pasar Cikapundung. Namun, fungsi kios ini hanya sebagai display dari barang-barang jadul yang dijual.
"Saya enggak terlalu mengandalkan pemasukan penjualan dari toko karena jualan online lebih terasa. Tapi, pengunjung tetap ramai juga yang datang ke toko," kata Yulius Iskandar (33), pemilik Popstoreindo.
Sebagai kios barang jadul dengan target anak muda, Popstoreindo menjual barang berbau musik, action figure, hingga fesyen. Pria yang membuka toko sejak 2015 ini menjual barang secara acak alias tak mengikuti tren.
"Awalnya kan saya jualan koleksi pribadi. Terus jadi keterusan. Melihat tempatnya potensial juga, saya akhirnya buka toko di sini," ucapnya.
Ia menyebut di antara barang-barang jadul, yang saat ini banyak diburu adalah walkman, kamera analog, dan sepatu Docmart. "Yang beli rata-rata mereka yang besar di tahun 90-an," katanya.
Yulius yang juga hobi traveling ini mengaku mendapatkan barang jadul dari hasil hunting. "Jadi, sekalian hunting. Kalau dapat, barangnya saya jual," katanya.
Advertisement
Tips Membeli Barang di Pasar Antik
1. Meski buka dari pukul 1 siang, jam ramai Pasar Seni dan Antik Cikapundung baru dimulai jam tiga sore. Sebaiknya datang pada jam ramai karena di saat jam tersebut banyak lapak yang buka.
2. Banyak barang antik tapi jangan silau dengan keantikannya. Ingat, tidak semua barang dalam kondisi baik. Sebaiknya teliti sebelum membeli.
3. Jangan terkejut bila menemukan barang yang berbau mistis. Bisa jadi karena memang ada barang-barang tertentu yang disukai kalangan kolektor tertentu.
4. Jangan malu untuk bertanya. Bertanya adalah hal yang biasa. Bahkan pedagang tak akan sungkan menjelaskan kondisi barang.
5. Bila perlu bawa teman yang mengetahui kondisi barang. Bila mau berburu piringan hitam, ajaklah kawan yang paham soal benda itu.