Sukses

Pemuka Hindu yang Naik Gunung Agung Terkejut Videonya Viral

Padahal, Jro Mangku Kari mendaki Gunung Agung untuk menghaturkan doa kepada Sang Hyang Widi Wasa agar semua makhluk diberikan keselamatan.

Liputan6.com, Karangasem - Jro Mangku Kari adalah sosok yang sempat viral di media sosial (medsos) lantaran tampak dalam video di puncak Gunung Agung. Ia adalah salah satu pemuka agama Hindu di desa yang masuk dalam zona merah, sehingga mengungsi di Banjar Sibakan, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, 15 kilometer dari puncak Gunung Agung.

"Lima hari lalu saya naik ke atas (Gunung Agung). Saat itu sudah status Awas," ucap Jro Mangku Kari saat ditemui Liputan6.com di Pos Pengungsian Nongan, Karangasem, Bali, Rabu, 4 Oktober 2017.

Menurut dia, niatnya mendaki gunung tertinggi di Bali itu lantaran ingin menghaturkan doa kepada Sang Hyang Widi Wasa agar seluruh makhluk yang berada di sekitar Gunung Agung diberikan keselamatan.

Setelah 30 menit berada di atas puncak Gunung Agung, Jro Mangku Kari turun ke bawah. Saat turun dari gunung, ia menjumpai segerombolan kera yang masih bergelayutan di pohon-pohon.

Usai naik dari Gunung Agung, Jro Mangku Kari mengaku perasaan hatinya semakin tenang. Bahkan, ia sangat bersyukur karena masih dilindungi Tuhan saat berada di dekat kawah Gunung Agung.

"Karena niat saya adalah sembahyang memohon agar semua umat diselamatkan. Itu tujuan saya, jadi pikiran saya tetap tenang sampai di bawah," katanya.

Kendati demikian, ia meminta sang keponakan tidak menyebarkan video yang merekam perjalanan mereka hingga ke kawah Gunung Agung kepada siapa pun. Karena itu, ia tidak menyangka video tersebut viral di media sosial seperti Instagram. Apalagi, berbagai tanggapan muncul dari banyak warganet.

"Saya takutkan nanti malah akan membuat orang lain mengikuti dan menirunya," ujar dia.

Padahal, menurut Jro Mangku Kari, niatnya mendaki puncak Gunung Agung hanya untuk berdoa kepada Sang Hyang Widi Wasa (Tuhan).

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Bertemu 2 Orang di Puncak

Sebelumnya, pada Sabtu, 30 Oktober 2017 sekitar pukul 06.30 Wita, Jro Mangku Kari bersama keponakannya nekat mendaki Gunung Agung dengan membawa peralatan persembahyangan.

"Perjalanan empat jam saya tiba di puncak gunung. Saya lihat ke kawah Gunung Agung," kata Jro Mangku Kari saat dihubungi, Minggu, 1 Oktober 2017.

"Tujuan saya ke sana sebenarnya untuk sembahyang memohon keselamatan umat agar dilindungi dari mara bahaya."

Jro Mangku Kari mengatakan jika Gunung Agung mengeluarkan asap putih. Dari yang dilihatnya sendiri, ada 11 titik tempat keluarnya asap.

"Delapan titik itu asapnya ke luarnya kecil seperti asap rokok. Yang tiga lumayan tinggi. Dari tiga itu, satu yang paling besar mengeluarkan asap," ujarnya.

Dari perkiraannya, setidaknya satu lubang di kawah Gunung Agung mengeluarkan asap putih setinggi 40 meter. "Ada lubangnya di dalam kawah," ucapnya.

Selain itu, dia mengaku melihat cairan berwarna kuning di dalam kawah. Ia tak tahu cairan itu apa. "Saya hanya lihat dari kejauhan. Tapi yang saya tahu cairan itu berwarna kuning. Dia menggumpal di lubang dengan diameter lima meter," ujar dia.

Selama di atas gunung, Jro Mangku Kari tak merasakan asap panas. "Asap panas belum ada. Tapi memang di atas bau belerang menyengat. Katanya bau itu dari cairan kuning itu," kata Jro Mangku Kari yang kini tinggal di pengungsian.

Di puncak gunung, Jro Mangku Kari mengaku masih bertemu dengan sekumpulan kera. "Masih ketemu dengan hewan-hewan. Ada gerombolan kera. Pohon-pohonnya juga masih hijau," ucapnya.

Selain itu, di puncak Gunung Agung juga dia bertemu dengan dua orang lainnya yang telah berada di sana sebelum ia tiba.

"Ada dua orang yang sudah ada di dekat kawah Gunung Agung. Dia datang duluan sebelum saya," tutur Jro Mangku Pari.