Sukses

Jalan Utama di Lebakbarang Terputus karena Longsor

Warga bersama aparat masih melakukan proses evakuasi untuk membersihkan akses jalan tersebut dari timbunan longsor.

Liputan6.com, Pekalongan - Warga di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, harus mewaspadai cuaca ekstrem yang terjadi mulai awal bulan Oktober 2017 ini.

Hujan yang mengguyur sejak Rabu, 4 Oktober 2017, siang hingga sore selama kurang lebih tiga jam mengakibatkan tanah tebing di Blok Makirah, Desa Sidomulyo, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan, longsor dan menutupi akses jalan utama penghubung beberapa desa.

Kejadian terjadi sekitar pukul 17.30 WIB sesaat sebelum waktu salat Magrib. Jalan utama penghubung enam desa di Kecamatan Lebakbarang pun terputus.

Longsoran tanah bercampur batu menutupi seluruh badan jalan sepanjang 120 meter. Hingga pagi ini, Kamis (5/10/2017), proses evakuasi pembersihan longsoran tanah terus dilakukan dengan melibatkan masyarakat, TNI, Kepolisian, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Menurut Eni Sayekti (40), warga Dukuh Sidolor Desa Sidomulyo Lebakbarang, longsor sudah terjadi dua kali dalam dua pekan longsor. Longsor terjadi di titik lokasi tebing hingga menutupi seluruh badan jalan di Desa Sidomulyo itu.

Pertama, longsor terjadi pada (24/9) lalu. Saat itu cuaca ekstrem dengan guyuran hujan selama sekitar dua jam membuat tebing langsir hingga menutupi badan jalan penghubung antar desa tersebut.

"Ini sudah kedua kalinya tebing itu longsor usai hujan deras. Sangat membahayakan sekali kalau ada warga yang melintas di jalan itu. Kita semua harus benar-benar waspada," ucap Eni.

Ia dan warga setempat mengaku khawatir jika ada beberapa titik di wilayahnya yang juga tergolong sangat rawan longsor, terutama jalan yang berada tepat di samping kanan dan kiri tebing.

"Hujan lebat selama 2 jam saja membuat tebing yang di atasnya merupakan tanah pertanian (sawah) mengalami longsor. Hingga mengakibatkan material tanah longsor berupa tanah dan batu menutup badan jalan desa penghubung antara desa Sidomulyo ke desa Tembelanggunug, Pamutuh, Timbangsari, Depok, dan Wonosido," ungkap Eni.

Bahkan, material tanah dan batu yang longsor, menutup badan jalan dengan ketebalan antara 1 sampai 2 meter dengan panjang longsoran 100 meter lebih.

"Saya 17 tahun hidup di Lebakbarang, tapi kali ini longsor yang paling parah. Biasanya cuma longsor kecil dan bisa ditangani cukup dengan kerja bakti warga," kata dia.

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Turunkan Alat Berat untuk Buka Akses Jalan

Kapolsek Lebakbarang AKP Slamet Mardiyanto memerintahkan anggotanya agar segera mendatangi TKP untuk melakukan upaya tanggap darurat.

Dia menyatakan, pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pekalongan untuk menurunkan alat berat guna membuka akses jalan yang terputus.

"Rabu (4/10) malam anggota saya sudah berada di lokasi. Mereka bersama tim BPBD dan DPU mengunakan alat berat berupa bego atau ekskavator untuk menyingkirkan dan membersihkan jalan dari timbunan batu dan tanah longsor itu," ucap Slamet.

Beruntung, dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa. Hanya kerugian materi, yaitu berupa lahan sawah milik warga bernama Rusdianto dan sawah milik Edi Suroso terbawa longsor.

"Kejadian bencana alam berupa longsor di Desa Sidomulyo, Kecamatan Lebakbarang, ini sebelumnya terjadi pada hari Minggu (24 September 2017) di lokasi yang sama, bahkan longsor kedua ini bertambah luas," kata dia.

Polisi mengimbau warga agar waspada dengan bencana alam seperti longsor karena sudah mulai masuk musim hujan dengan intensitasnya yang cukup tinggi.

"Kami imbau kepada warga untuk selalu waspada ancaman bencana longsor yang terjadi di saat mulai musim hujan seperti ini. Karena intensitas hujan yang turun di wilayah Kabupaten Pekalongan sejak awal bulan Oktober ini cukup tinggi," dia memungkasi.