Liputan6.com, Gorontalo - Sejumlah mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mengelar Pekan Aksi Nyata Konservasi (Pekan Penyu) di objek wisata Tanjung Pantai Penyu, Desa Dunu, Kecamatan Monano, Kabupaten Gorontalo. Dalam Pekan Penyu itu, sebanyak 150 penyu berhasil dilepasliarkan kembali ke habitatnya.
Menurut Ketua Mapala Scylla Serratafpik UNG, Isman Bamu, Pekan Penyu merupakan bagian dari kampanye penyelamatan dan pelestarian penyu di daerah itu. Kegiatan yang dimulai sejak pagi hari itu melibatkan masyarakat yang berada di pesisir pantai.
Kegiatan itu berlangsung tak jauh dari Cagar Alam Pulau Mas, Pulau Popaya, dan Pulau Raja yang menjadi lokasi bertelurnya penyu. Dia mengakui, untuk penyu yang bertelur di tiga pulau itu, saat ini jenisnya terus berkurang.
Advertisement
Baca Juga
"Tinggal tiga jenis saja saat ini, yaitu penyu sisik, penyu tempayan, dan penyu hijau," ucap Isman, Senin, 2 Oktober 2017.
Padahal, tahun 2011, masih terdapat empat jenis penyu dari total tujuh penyu langka di dunia yang bertelur di tiga pulau itu. Ketiga jenis itu adalah penyu sisik, (Eretmochelys imbrita), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu hijau (Chelonia mydas).
"Berdasarkan penelitian yang kami lakukan, jenis penyu sudah berkurang di pulau itu dari tahun ke tahun," Iswan membeberkan.
Selain pelepasliaran penyu, dia mengatakan, para masyarakat yang tinggal di sepanjang pesisir diberikan informasi terkait perlindungan penyu di Indonesia. Sosialisasi ini dengan melibatkan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Gorontalo, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Gorontalo, DKP Kabupaten Gorontalo Utara, serta CCDP-IFAD Gorontalo.
"Kita juga memasang baliho berisi peraturan pemerintah untuk perlindungan penyu, agar seluruh pihak bersama menjaga kelestarian penyu," Isman memungkasi.
Saksikan video pilihan berikut ini: