Liputan6.com, Yogyakarta - Berita terkait Dwi Hartanto yang mendapat julukan membuat heboh warganet. Sosok ilmuwan dari Indonesia yang sedang menempuh studi di Belanda ini gempar dengan berita kebohongan atas prestasi yang diklaimnya sehingga dijuluki 'The Next Habbie'.
The Next Habibie pun akhirnya mengakui bahwa prestasi yang dipublikasikan tersebut tidak benar. Rupanya, mahasiswa yang diketahui bernama Dwi Hartanto itu juga pernah belajar di Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta, IST AKPRIND.
Terkait dengan kasus yang sedang menghebohkan Indonesia tersebut, Rektor IST AKPRIND Yogyakarta Amir Hamzah dalam laman webakprind.ac.id membenarkan, jika Dwi Hartanto adalah alumni IST AKPRIND Yogyakarta.
Advertisement
"Dwi Hartanto masuk menjadi mahasiswa di AKPRIND Yogyakarta pada tahun 2001 mengambil program studi Teknik Informatika," tulis Amir di laman resmi milik kampus tersebut, Senin (09/10/2017).
Dengan nomor mahasiswa 01052087, Dwi Hartanto mampu lulus tepat waktu pada 15 November 2015 dengan predikat cumlaude karena mampu meraih IPK 3,88. Dwi Hartanto lulus dengan skripsi berjudul, ‘Membangun Robot Cerdas Pemadam Api Berbasis ALgoritma Kecerdasan ANN (Artificial Neural Network).’ Â
"Yang bersangkutan telah menunjukkan prestasi sebagai lulusan terbaik pada wisuda periode tersebut. Pada tahun 2005 Dwi Hartanto juga merupakan salah satu mahasiswa berprestasi tingkat kopertis wilayah V Yogyakarta," tambahnya.
Baca Juga
Amir mengatakan, selama menempuh pendidikan di AKPRIND yang bersangkutan tidak menunjukkan kecurangan atau perbuatan tercela. Sehingga secara akademik yang bersangkutan terhitung baik. Bahkan syarat untuk mendapatkan status gelar sarjana sudah terpenuhi. "Yang bersangkutan lulus tepat waktu," ujarnya.
Terkait dengan kiprah dan tindakan yang menghebohkan itu, rektor menegaskan bahwa hal tersebut sebagai tanggung jawab pribadi yang bersangkutan. Menurutnya, apa yang dilakukan Dwi Hartanto tidak ada kaitannya dengan kampusnya.
Selain itu, Amir menegaskan, apa yang dilakukan Dwi Hartanto saat ini, bukan menjadi tanggung jawab pihak IST AKPRIND Yogyakarta. Sebab selepas diwisuda pada tahun 2015, tidak ada komunikasi lagi antara yang bersangkutan dengan pihak kampus IST AKPRIND Yogyakarta. Â
"Hal tersebut hampir sama dengan jika terdapat pejabat yang merupakan alumni sebuah Perguruan Tinggi yang melakukan korupsi atau melakukan tindakan melawan hukum lain, hal tersebut merupakan tanggung jawab pribadi dan bukan lagi tanggung jawab almamaternya dulu," ujarnya.
Rektor melanjutkan, dalam visi dan misi IST AKPRIND dalam proses pendidikan dan pembelajaran selalu menekankan kepada nilai, etika, norma dan disiplin, termasuk aspek kejujuran akademis. Pihak kampus sudah memberikan pembekalan kepada para mahasiswa melalui masa orientasi mahasiwa baru.
"Lalu pelatihan pengembangan kepribadian, kegiatan organisasi kemahasiswaan, sampai pembekalan menjelang wisuda selalu menekankan pada aspek soft skills dan kejujuran," ujarnya.
Saksikan video pilihan berikut ini!
Â