Sukses

Insiden Anggota Brimob Saling Tembak, Keluarga Korban Bingung

Rencananya jenazah salah satu anggota Brimob korban insiden penembakan di area migas Blora ini akan disemayamkan di Desa Jetis, Blora.

Liputan6.com, Blora - Kabar tewasnya Bambang Tejo membuat keluarga anggota polisi ini terkejut. Hal ini disebabkan keluarga baru mengetahui tewasnya Bambang beberapa jam setelah insiden penembakan di area migas milik Sarana Gas Trembul (SGT), di Dukuh Canggah, Desa Trembul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, terjadi.

Keluarga mengetahui Bambang tewas pada Rabu, 11 Oktober 2017, pukul 03.00 WIB, sedangkan kejadian itu terjadi pukul Selasa, 10 Oktober 2017, pukul 18.30 WIB. Padahal, keluarga Bambang tinggal di Komplek Perumahan Brimob Pati yang lokasinya tidak jauh dari lokasi kejadian. 

"Jam 03.00 kabarnya di rumah sakit di Semarang. Kita di sini bingung memikirkan kapan bisa dibawa pulang. Belum tahu kabar kepulangan, ternyata subuh dikabari jenazah ada di RSUD Blora," ujar Mulyono, kakak ipar Bambang, ketika ditemui di kompeks RSUD Dr R Soetijono, Blora.

Mulyono tidak menyangka insiden itu menimpa adiknya. Apalagi penembakan dilakukan sesama rekan Brimob. Dia juga tidak percaya Bambang Tejo memiliki musuh mengingat karakter adiknya yang humoris.

"Masa iya sih Brimob sama Brimob tembak-tembakan," Mulyono mengaku bingung.Polisi menjaga ketat akses menuju kamar mayat RSUD Blora. (Liputan6.com/Felek Wahyu)Mulyono mengatakan awalnya keluarga di Blora tidak percaya ketika mendapatkan kabar kematian Bambang, apalagi informasi yang diterima masih simpang siur. Untuk itu, keluarga berusaha mencari kebenaranya.

"Saya masih mencari sebenarnya ada apa kok bisa seperti ini," ungkap Mulyono.

Selain keluarga Bambang, keluarga Brigadir Budi juga sudah mendatangi kamar mayat RSUD Blora. Rencananya, Brigadir Bambang Tejo dimakamkan di Desa Jetis, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora.

Sebagai informasi, setelah mengetahui adanya insiden penembakan di area migas milik Sarana Gas Trembul (SGT), di Dukuh Canggah, Desa Trembul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, pihak kepolisian langsung melakukan proses evakuasi.

Evakuasi selesai pukul 03.10 WIB. Mobil Disaster Victim Identification (DVI) membawa jenazah tiga korban ke RSUD Blora. Tidak seperti biasanya, akses jalan menuju ruang jenazah RSUD Blora yang selau terbuka kali ini dijaga ketat aparat polisi.‎

2 dari 2 halaman

Diduga Saling Tembak, 3 Anggota Brimob di Blora Tewas Mengenaskan

Tiga personel anggota Brimob ditemukan tewas bersimbah darah, Selasa, 10 Oktober 2017, satu di antaranya tewas dengan kondisi mengenaskan. Dugaan sementara, tiga Brimob itu terlibat aksi baku tembak.

Insiden itu terjadi di area migas milik Sarana Gas Trembul (SGT), di Dukuh Canggah, Desa Trembul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Anggota Brimob itu merupakan petugas yang berjaga di sumur pengolahan migas di tengah hutan.

Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian. Namun, dari pantauan Liputan6.com di sekitar lokasi kejadian, aparat telah memasang garis polisi agar warga tidak memasuki tempat kejadian perkara.

Bahkan dari jarak sekitar 500 meter, tepatnya di pos keamanan, polisi telah menutup akses jalan dengan memasang sejumlah garis pengamanan. Warga sekitar, Alip mengatakan, sempat mendengar suara tembakan. Namun demikian, dirinya tidak menaruh curiga pada suara tersebut.

Suaranya seperti petasan. Kami awalnya menduga itu petasan atau suara bambu. Baru setelah ada yang mengabarkan ada polisi tertembak baru warga ke sini," terang pria yang tinggal sekitar satu kilo dari lokasi.

Suara tembakan itu, tambah dia, terdengar berkali-kali seperti berondongan peluru. "Suara rentetan senjata. Jadi berapa kali ya, banyak banget," tambah pria yang hanya melihat dari kejahuan.

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari kepolisian. Laporan sementara yang didapat, insiden itu menewaskan Brigadir Budi Wibowo (30), Brigadir Ahmad Supriyanto (35), dan Brigadir Bambang Tejo (36).

Sampai berita ini dilaporkan, ketiga jenazah anggota Brimob itu masih berada di lokasi. Tiga mobil ambulans datang silih berganti, salah satu mobil bertuliskan RSI Muhamadiyah.