Sukses

Penasaran Insiden Baku Tembak Brimob, Warga Tertahan di Hutan

Mereka hanya dapat menunggu di tempat yang berjarak 500 meter dari lokasi baku tembak tiga anggota Brimob, tanpa bisa melihat korban.

Liputan6.com, Blora - Kabar insiden penembakan berujung maut yang diduga melibatkan tiga anggota Brimob (Brigade Mobil), pada Selasa magrib, 10 Oktober 2017, ternyata mengundang perhatian penduduk sekitar. Mereka ingin menyaksikan kebenaran adu tembak antarpolisi yang berjaga di area migas milik Sarana Gas Trembul (SGT), di Dukuh Canggah, Desa Trembul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Namun, sejumlah warga justru tertahan di tengah hutan hingga dini hari. Mereka hanya dapat menunggu di tempat yang berjarak 500 meter dari lokasi kejadian, tanpa bisa melihat kondisi korban.

Wartono, warga Desa Keboan, Kecamatan Banjarejo, Blora, mengaku setelah diberitahukan ada adu tembak di antara sejumlah polisi. Lelaki berusia 23 tahun itu kemudian bersama sejumlah tetangga langsung berangkat dari desanya yang berjarak sekitar lima kilometer.

"Inginnya ke sini lihat. Tapi, ya gini tertahan jauh. Katanya yang meninggal tiga, anggota Brimob. Tapi, kan enggak tahu benar apa tidak," ucap pria yang ikut menunggu informasi mengenai insiden penembakan itu di pos keamanan, Rabu (11/10/2017) dini hari.

Warto bersama sejumlah tetangganya sudah berada di dekat lokasi sejak Selasa malam, pukul 22.30 WIB. "Tapi, hanya meihat anggota TNI dan polisi lalu lalang," ia menambahkan.

Selama menunggu di pos keamanan, Warto juga melihat dua ambulan. "Tapi, sebelumnya ada apa, enggak tahu," ujar warga Desa Keboan, Kecamatan Banjarejo, Blora.

Adapun berdasarkan pantauan Liputan6.com, saat itu, belasan mobil polisi keluar masuk melalui akses satu-satunya menuju ke Sumur SGT 01, lokasi penembakan berujung kematian tiga anggota Brimob tersebut.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

3 Anggota Brimob Tewas Mengenaskan

Tiga anggota Brimob ditemukan tewas dengan luka tembak di area migas milik SGT, di Dukuh Canggah, Desa Trembul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Selasa malam, 10 Oktober 2017.

Ketiga anggota Brimob diketahui merupakan petugas yang berjaga di sumur pengolahan migas di tengah hutan. Mereka diduga terlibat saling tembak.

Pihak kepolisian masih mendalami kasus tersebut. Namun, dugaan awal, dua anggota Brimob, yakni Brigadir BW dan Brigadir AS, tewas ditembak rekannya sendiri, yaitu Bripka BT sekitar pukul 18.30 WIB. Setelah menembak dua rekannya, Bripka BT mengakhiri hidup dengan menembak dirinya sendiri.

Dari pantauan Liputan6.com di sekitar lokasi kejadian, saat itu, aparat telah memasang garis polisi agar warga tidak memasuki tempat kejadian perkara.

Bahkan, dari jarak sekitar 500 meter, tepatnya di pos keamanan, polisi telah menutup akses jalan dengan memasang sejumlah garis pengamanan. Warga sekitar, Alip mengatakan, sempat mendengar suara tembakan. Namun demikian, dirinya tidak menaruh curiga pada suara tersebut.

"Suaranya seperti petasan. Kami awalnya menduga itu petasan atau suara bambu. Baru setelah ada yang mengabarkan ada polisi tertembak baru warga ke sini," ujar pria yang tinggal sekitar satu kilometer dari lokasi.

Suara tembakan itu, tambah dia, terdengar berkali-kali seperti berondongan peluru. "Suara rentetan senjata. Jadi berapa kali ya, banyak banget," tutur pria yang hanya melihat dari kejauhan.