Liputan6.com, Kediri - Setelah melakukan aksi unjuk rasa di Gedung Dewan dan Balai Kota Kediri Jawa Timur untuk menuntut pembubaran transportasi online, sejumlah paguyuban tukang becak kini beramai-ramai melakukan pemasangan poster bertuliskan "Kawasan bebas Gojek", Rabu (11/10/2017).
Salah satu sikap bentuk penolakan keberadaan transportasi online tersebut diperlihatkan oleh paguyuban tukang becak di Kelurahan Lirboyo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.
Â
Advertisement
Baca Juga
Menurut keterangan Bawe selaku anggota Paguyuban Becak 02, pemasangan poster ini baru dilakukan Selasa, 10 Oktober 2017 kemarin. Maksud dari pemasangan poster ini sebagi pengumuman bagi pengemudi transportasi online supaya tidak mangkal di jalan yang terpasang poster, seperti di Jalan Abdul Karim, Kelurahan Lirboyo, Kota Kediri.
"Transportasi online gak boleh mangkal kalau sekedar lewat nggak apa-apa," kata pria asal Kecamatan Semen Kabupten Kediri ini.
Pria yang lebih dari enam tahun mangkal di kawasan Pondok Pesantren sebagai penarik becak ini menjelskan, semenjak keberadan tranportasi online beredar di Kediri, pemasukan yang didapatnya tiap hari selalu mengalami penurunan.
Jika sebelumnya tiap hari ia bisa mengantar penumpang hingga lima kali, tetapi sejak ada transportasi online, dia hanya menarik satu kali dalam sehari.
"Bisanya kalau mengambil penumpang di sini kebanyakan santriwati, kalau mengambil dan mengantar saya tidak mempermasalahkan, yang penting jangan mangkal di sini" ujar Bawe.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Aksi Ratusan Tukang Becak Tolak Transportasi Online di Kediri
Ratusan tukang becak di Kediri kembali melakukan unjuk rasa sebagai tindak lanjut tuntutan pembubaran transportasi online beberapa waktu lalu yang digelar di Gedung DPRD Kota Kediri.
Kali ini sasarannya adalah kantor Balai Kota Kediri, Jawa Timur. Ratusan tukang becak ini berangkat beriring-iringan mulai dari jalan Lingkar Taman Sekartji menggunakan kendaraan konvensional mereka. Setibanya di kantor Balai Kota, mereka kemudian menggelar orasi menyuarakan pembubaran transportasi online.
"Alangkah baiknya gojek dihapus, kasihan abang abang becak," teriak salah satu orator sambil membentangkan poster.
Ratusan kendaraan konvensional yang sehari-hari dipakai untuk mencari uang ini, diparkir di depan halaman luar Balai Kota Kediri. Sekitar 150 tukang becak ini, kemudian diizinkan masuk ke halaman Balai Kota.
Sementara itu, 10 perwakilan peserta aksi dipanggil masuk ke dalam ruang khusus untuk berdialog dengan sejumlah pejabat pemkot.
Beberapa pejabat Pemkot Kediri yang bersedia menemui perwakilan pengunjuk rasa diantaranya, Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri Ferry Jatmiko, Anang Kurniawan Kepala Badan Penananam Modal, serta Seketaris Daerah Budi Sunu dan Apip Pramana selaku Kabag Humas Pemkot Kediri.
"Kita menginginkan, mereka dibubarkan. Dampaknya penghasilan kita menjadi berkurang. Biasanya dapat tamu sampai tiga orang kini sepi mas," ucap Kusaeri selaku kordinator para tukang becak.
Kabag Humas Pemerintah Kota Kediri Apip Pramana menjelaskan, dari dialog tersebut disepakati Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Perhubungan Kota Kediri akan memfasilitasi untuk mempertemukan kedua belah pihak antara tukang becak dan pengendara transportasi online.
"Kita akan mencarikan solusi yang terbaik, sehingga masing masing bisa mencari nafkah," kata Apip Pramana.
Setelah mendapat penjelasan dari pejabat terkait, ratusan tukang becak ini kemudian membubarkan diri.
Advertisement