Sukses

Bioskop Mini 360 Derajat di Kubah, Arena Unik di Nusa Dua Fiesta

Di bioskop mini 360 derajat, posisi menonton bukan duduk manis di kursi tetapi berbaring di tumpukan bean bag.

Liputan6.com, Nusa Dua - Sebuah kubah mini alias dome berdiri menyendiri di pojok sayap kanan Pulau Peninsula memberi pengalaman unik bagi pengunjung. Dome itu menjadi salah satu arena yang wajib dicoba di ajang Nusa Dua Fiesta yang bakal berlangsung di Pulau Peninsula hingga Minggu, 15 Oktober 2017.

Di dome tersebut, Anda bisa menikmati pengalaman menonton secara 360 derajat. Efeknya mirip jika menonton virtual reality, tetapi tanpa kaca mata khusus seperti biasa. Posisi menonton bukan duduk manis di kursi, tetapi berbaring santai di antara kumpulan bean bag yang tersedia.

Seorang lelaki berkebangsaan Amerika Serikat yang memperkenalkan diri sebagai David bakal mempersilakan calon penonton untuk mengintip sekilas bagian dalam dome saat film berdurasi kurang lebih 20 menit diputar. Untuk menikmatinya secara penuh, pengunjung ditarik biaya tiket sebesar Rp 60 ribu per orang.

Film yang diputar saat rombongan kecil saya mencoba bukanlah film bertutur. Tak ada satu pun dialog, melainkan hanya permainan gambar grafis tiga dimensi yang dipadukan dengan musik instrumental.

Film tersebut mengingatkan saya cerita di film Avatar dan The Lord of The Ring. Inti kisah film adalah tentang konsep surga dan neraka serta kritik pada manusia yang kerap merusak alam.

Sepanjang film, penonton seolah tersedot masuk ke dalam permainan gambar yang dikendalikan oleh empat proyektor. Keempat proyektor diletakkan sedemikian rupa agar bisa menghasilkan efek 3 D.

Chris Sifton, Managing Director Oracle Project International selaku konseptor bioskop 360 derajat itu menyebut kubah berdiameter 8 meter dengan tinggi 5 meter itu adalah pilot project untuk proyek kubah yang lebih besar dan megah.

Pihaknya bekerja sama dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) sedang merancang ikon baru untuk kawasan Nusa Dua yang dinamai Nusa Dua Event Dome. Ukurannya hampir lima kali lipat lebih besar dengan diameter 42 meter dan tinggi kubah 21 meter.

Ia mengatakan kubah berbahan kevlar tersebut kini dalam tahap penyiapan fondasi. Proyek yang dirancang sejak awal 2017 itu ditargetkan bakal selesai minggu pertama Desember 2017 dan mulai beroperasi pada awal 2018.

"Kubah ini akan menjadi generasi baru bioskop di dunia. Kita juga membawa misi untuk memadukan budaya dan teknologi bersama-sama lewat proyek ini. Kami menyebutnya 360o immersive cinema. Ini bakal menjadi yang pertama di dunia," kata Chris saat ditemui di lokasi, Kamis malam, 13 Oktober 2017.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Calon Magnet Baru Nusa Dua

Sementara itu, Wakil Direktur ITDC Jatmiko K. Santosa mengatakan proyek kubah raksasa itu sebagai bagian dari transformasi kawasan wisata Nusa Dua. Ia mengatakan, selama ini, Nusa Dua hanya dikenal sebagai tempat rapat dan konferensi, sedangkan tamu mencari tempat atraksi atau makan di luar kawasan itu.

Citra itu ingin dikembangkan dengan menjadikan Nusa Dua juga sebagai destinasi acara gaya hidup. Dimulai dari tahun lalu, pihaknya mulai mengemas Nusa Dua Fiesta secara berbeda dengan menghadirkan sederet bintang tamu yang bisa menarik perhatian massa.

Di luar itu, ITDC juga berpikir untuk menampilkan ikon baru yang bisa menarik massa secara berkesinambungan. Proyek pembangunan kubah itu dipilih karena belum pernah ada di tempat lain.

"Kalau sudah jadi, itu (dome) bakal menjadi the biggest semipermanent structure in the world, sehingga nggak cuma untuk Bali, tapi Indonesia. Semestinya mulai bisa dipromosikan pas Nusa Dua Fiesta ini, tapi mundur karena ada malproduction di China. Jadi, target kita akhir November sudah mulai bisa dipasang," kata Jatmiko saat ditemui Jumat malam, 13 Oktober 2017.

Selain bisa berfungsi sebagai bioskop 360 derajat, kubah besar itu juga bisa difungsikan untuk berbagai macam acara, seperti pernikahan, konser musik, peluncuran produk, hingga peragaan busana. Menurut dia, bangunan kubah itu minimal akan beroperasi selama tiga tahun setelah dibuka dengan kapasitas hingga 1.200 orang.

"Estimasi investasi untuk proyek itu adalah Rp 40 miliar melihat diameternya besar, full AC, dan lain-lain. Karena biaya overhead tinggi, nanti pengunjung yang mau menonton bioskop akan dikenai biaya," ujar Jatmiko.