Liputan6.com, Karangasem - Gempa tremor non-harmonik masih mengguncang Gunung Agung. Sabtu kemarin, 14 Oktober 2017, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat gempa tremor non-harmonik terjadi sebanyak tiga kali dalam rentang waktu pukul 18.00-24.00 Wita.
Hanya saja, Kepala PVMBG, Kasbani menyebut, gempa tremor non-harmonik itu tak mengindikasikan terjadinya letusan. Pasalnya, frekuensi gempa belum terlalu sering.
"Itu tidak mengindikasikan (akan terjadi letusan), kecuali tremornya menerus ya," kata Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu (15/10/2017).
Advertisement
Baca Juga
Kasbani mengaku masih terus memantau perkembangan Gunung Agung. Sejauh ini, aktivitas gunung setinggi 3.142 mdpl itu masih tetap tinggi.
"Sampai sekarang kita masih pantau terus ya. Kemarin ada 850-an gempa vulkanik dalam dan dangkal. Memang sekarang ini rata-rata kan tinggi ya," tutur dia.
Meski terkadang fluktuatif, tetapi aktivitas vulkanik Gunung Agung tercatat masih tinggi. "Aktivitas vulkaniknya masih tinggi. Fluktuatif sih ya, kadang-kadang naik turun lagi. Aktivitas tinggi di dalam perut terjadi bergejolak. Ada energi yang dilepaskan melalui gempa terasa itu pelepasan energi. Embusan asap, itu juga pelepasan energi," Kasbani menandaskan.
Gempa tremor adalah getaran yang terjadi akibat bergeraknya sebuah patahan secara dikit demi sedikit dan bisa jadi pertanda gunung akan meletus.
Simak video pilihan berikut ini: