Liputan6.com, Karangasem - Dalam beberapa hari terakhir, Gunung Agung diguncang 11 kali gempa tremor non-harmonik. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, menyebut gempa tremor non-harmonik merupakan indikasi pelepasan gas di perut gunung setinggi 3.031 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.
"Tapi, tanpa tremor non-harmonik juga dia (Gunung Agung) tetap melepaskan gas ke atas. Buktinya dengan embusan asap putih yang keluar dari kawah," ucap Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu, 15 Oktober 2017.
Meski diguncang gempa tremor non-harmonik, ucap Kasbani, secara visual belum ada perubahan signifikan dari Gunung Agung.
Advertisement
Baca Juga
‎"Gempa masih tinggi, deformasi deri hasil pengamatan juga sama, semua masih konsisten. Di atas ada embusan asap setinggi 50-100 meter," tutur dia.
Ia menambahkan, sejauh ini masih ada desakan fluida-magma Gunung Agung. Rekahan itu konsekuensi logis dari aktifnya gunung api dan ada desakan dari bawah.
"Desakan itu melalui kawah. Di dalam kawah itu kan ada zona-zona lemah, sehingga ada rekahan dan lain sebagainya. Jadi semua embusan lewat situ," Kepala PVMBG tersebut memungkasi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:Â
Gempa Tremor Belum Mengindikasikan Gunung Agung Siap Meletus
Adapun gempa tremor non-harmonik masih mengguncang Gunung Agung. Pada Sabtu, 14 Oktober 2017, PVMBG mencatat gempa tremor non-harmonik terjadi sebanyak tiga kali dalam rentang waktu pukul 18.00-24.00 Wita.
Hanya saja, Kepala PVMBG Kasbani menyebut, gempa tremor non-harmonik itu tak mengindikasikan terjadinya letusan. Pasalnya, frekuensi gempa belum terlalu sering.
"Itu tidak mengindikasikan (akan terjadi letusan), kecuali tremornya menerus ya," kata Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Minggu, 15 Oktober 2017.
Kasbani mengaku masih terus memantau perkembangan Gunung Agung.‎ Sejauh ini, aktivitas gunung setinggi 3.031 mdpl itu masih tetap tinggi.
"Sampai sekarang kita masih pantau terus ya. Kemarin ada 850-an gempa vulkanik dalam dan dangkal. Memang sekarang ini rata-rata kan tinggi ya," tutur dia.
Advertisement