Sukses

Emak-Emak Seruduk Kantor Ridwan Kamil Tolak Proyek Rumah Deret

Warga keberatan atas rencana Ridwan Kamil membangun rumah deret tersebut karena sumber penghasilan mereka berada di sekitar tempat tinggal.

Liputan6.com, Bandung - Puluhan ibu-ibu warga RW 11 Kelurahan Tamansari, kota Bandung menggelar aksi unjuk rasa menolak rencana pembangunan rumah deret. Aksi ini dilakukan di halaman kantor Wali Kota Ridwan Kamil, Balai Kota Bandung, Kamis, 19 Oktober 2017.

Dalam aksinya, warga membawa sejumlah spanduk dan berorasi. Aksi yang berlangsung sejak pukul 09.30 WIB itu pun berakhir dengan tertib. Sementara, aparat tampak berjaga-jaga mengawal aksi unjuk rasa.

Menurut salah satu perwakilan warga, Nanang Hermawan, forum warga RW 11 menolak rencana pembangunan rumah deret. "Kami menolak pindah dari rumah kami di mana nantinya rumah kami dihancurkan, lalu di atasnya akan dibangun rumah deret," kata Nanang.

Nanang mengklaim, sebanyak 197 kepala keluarga menetap di 90 bangunan rumah di RW 11. Dalam skema Pemkot Bandung, lanjut Nanang, warga akan direlokasi ke sejumlah tempat selama masa pembangunan rumah deret.

Salah satu titik relokasi, yakni Rusun Rancacili yang berjarak sekitar 15 kilometer dari Tamansari. Warga keberatan atas rencana Pemkot Bandung tersebut mengingat sumber penghasilan mereka selama ini berada di sekitar tempat tinggal.

"Kita maunya ditata, tidak usah dibangun (rumah deret)," ujar Nanang yang mengaku sudah menempati kawasan Tamansari sejak 1960-an.

Sementara, Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, Prasarana-Sarana Utilitas, Pertanahan, dan Pertamanan (DPKP3) Kota Bandung Arief Prasetya mengatakan, permintaan warga akan ditampung di tingkat kecamatan.

"Aksi demo belum bisa kita terima karena harus diselesaikan di tingkat kecamatan. Hari ini jam 1 siang, nanti kecamatan yang terima aspirasi," kata Arief.

Dia menjelaskan, status tanah yang dipakai warga merupakan tanah Pemkot yang telah memiliki sertifikat. Sudah masuk kartu inventaris barang (KIB) yang terdaftar sebagai aset milik Pemkot.

"Intinya kita ingin memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Tidak ada penggusuran," ucapnya.

Puluhan warga RW 11 Kelurahan Tamansari, kota Bandung menggelar aksi unjuk rasa menolak rencana pembangunan rumah deret di halaman Balai Kota Bandung, Kamis 19 Oktober 2017. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Petugas lapangan, lanjut dia, saat ini mulai menaksir harga luas tanah dan bangunan dalam rangka menghitung uang kerohiman. "Batasnya akhir Minggu ini, Senin udah mulai kegiatan," kata dia.

Arief menerangkan dari 90 unit rumah warga, 10 di antaranya sudah ditaksir. Sedangkan, 60 rumah sudah menyatakan kesediannya untuk ditaksir.

"Hari ini penaksiran ditunda dulu karena ada demo, besok dilanjutkan," jelasnya.

Terkait proyek Wali Kota Ridwan Kamil untuk membangun rumah deret, Arief memberikan janji kepada warga Tamansari yang akan menghuni nantinya. "Sekarang kan yang menghuni di situ ada yang satu rumah empat keluarga nanti satu keluarga, satu unit. Tapi unitnya berbeda, disesuaikan," katanya.

Selain itu, Pemkot juga akan memberikan perhatian terkait perekonomian warga. Salah satunya memberikan ruang bisnis. "Nanti ada satu area namanya hotel kapsul, disewakan Rp 100 ribu satu malam. Yang mengelola warga dengan membentuk koperasi," ucapnya.

Soal relokasi, pemkot memberikan pilihan kepada warga. "Warga bebas memilih, sudah ada plafonnya," Arief menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini: