Liputan6.com, Karangasem - Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, masih berstatus Awas. Sempat dikatakan menurun, petugas mencatat aktivitasnya masih terbilang tinggi.
Bardasarkan data terbaru tietlmeter, Gunung Agung konsisten menggembung. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, menjelaskan dilihat dari pengukuran kemiringan menggunakan tieltmeter, Gunung Agung konsisten menunjukkan kemiringan.
Menurut dia, kemiringan yang menyebabkan terjadinya deformasi atau penggembungan itu imbas dari aktivitas magma di tubuh gunung setinggi 3.142 mdpl itu yang sangat tinggi.
Advertisement
‎"Pengukuran menggunakan tieltmeter didapati data kemiringan sangat konsisten. Selalu terjadi kemiringan," kata Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Sabtu, 21 Oktober 2017.
Baca Juga
Selain itu, dari hasil analisis melalui Global Position System (GPS) didapati hal sama. Dalam satu bulan terakhir, telah terjadi penggembungan yang cukup signifikan dan merata di tubuh Gunung Agung. ‎
"Data GPS itu hasilnya demikian, terjadi penggembungan yang cukup signifikan dan merata," tuturnya.
Kasbani mengatakan, penggembungan terjadi pada bagian tengah dan puncak gunung tertinggi di Pulau Dewata itu. Besaran penggembungan yang juga disebut up-lifting itu mencapai sekitar 6 cm. Namun, pada bagian tebing gunung setinggi 3.142 mdpl itu mengalami deflasi atau pengempisan.
‎"Untuk ukuran gunung cukup besar. Jangan hanya dilihat 6 sentimeternya, tapi ini dilihat secara keseluruhan," ujar Kasbani.
Penggembungan di puncak Gunung Agung sejalan dengan hasil pengamatan menggunakan satelit. Dari data satelit yang diambil pada 15 Oktober 2017 menunjukkan data penggembungan terjadi di bagian atas Gunung Agung seluas 6 cm. Hal itu menandakan aktivitas vulkanik sedang meningkat.
‎‎"Semua mengindikasikan hal yang sama dan konsisten bahwa di situ ada desakan magma dari bawah yang cukup besar," kata Kasbani.
Saksikan video pilihan berikut ini: