Sukses

Cerita Rumah Bambu Menari di Lereng Merbabu

Rumah bambu di lereng Gunung Merbabu meraih penghargaan sebagai proyek residensial terbaik se-Asia dalam Arcasia Architecture Award 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Namanya Dancing Mountain House. Terjemahan bebas dalam Bahasa Indonesia adalah rumah gunung menari. Rumah dengan material bambu dan kayu itu berada di lereng Gunung Merbabu.

Sang arsitek, Budi Pradono sengaja membuat rumah bambu itu dengan mempertimbangkan topografi wilayah dan kondisi alam yang sejuk. Maka berdirilah rumah bambu itu pada 2014.

"Mas Budi (Budi Pradono) kan suka tanaman dan alam. Di kamar ada pohon nangka, ada pohon kapuk. Bambu-bambu yang dipakai juga dibeli dari desa-desa. Batu untuk kamar mandi diambil dari Gunung Merapi lalu dipahatkan," ujar Rosalina Pradono, ibu Budi Pradono, beberapa waktu lalu.

Ruang-ruang di Dancing Mountain House dibuat dengan sedikit sekat dan dinding yang sebagian terbuka. Hal itu agar rumah terkesan luas dan hangat karena cahaya matahari masuk semaksimal mungkin. Selain itu, konsep ini membuat taman bisa terlihat jelas dari dalam.

Rosalina menjelaskan ikhwal pemberian nama Dancing Mountain House. "Atapnya kan seperti gelombang naik turun naik turun itu. Seperti menari kan itu gunung-gunungnya," ujar Rosalina.

Dancing Mountain House yang berada di Desa Tetep Wates, Argomulyo ini memiliki bentuk atap yang menjulang menyerupai lima gunung. Lima gunung ini merupakan gunung-gunung yang mengelilingi Kota Salatiga yakni Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Andong, Gunung Ungaran, dan Gunung Telomoyo.

Selain memberi kesan artistik, bentuk atap demikian memungkinkan sirkulasi udara sebaik mungkin. Dancing Mountain House juga memiliki perpustakaan umum yang bisa diakses pengunjung.

Karya Budi Pradono Architects (BPA) itu pernah meraih penghargaan sebagai proyek residensial terbaik se-Asia dalam Arcasia Architecture Awards (AAA) 2016.

Budi Pradono dalah salah seorang arsitek terkemuka di Indonesia. Arsitek yang lahir di Salatiga, 15 Maret 1970 itu, mengembangkan konsep-konsep bangunan yang mempertimbangkan kondisi sosial, lingkungan dan budaya.

Ia banyak membangun vila, spa, dan hotel di Bali dan Jakarta serta terlibat banyak proyek, pameran, dan kompetisi di berbagai negara. Pradono suka bereksperimen dengan bambu, tanah lereng, batu dan lainnya termasuk dalam membangun Dancing Mountain House seperti dilansir laman resmi Budi Pradono.

Dancing Mountain House terbuka bagi pengujung yang hendak menginap. Pengunjung bisa menikmati rumah ramah lingkungan dengan udara desa yang dikelilingi lima gunung. (Andri Setiawan/kontributor Salatiga)

Saksikan video pilihan berikut ini: