Liputan6.com, Tangerang - Sejak pagi orang-orang baik pria wanita atau tua muda bahkan anak-anak mulai berdatangan menuju area selasar Q-Big di kawasan Q-Big BSD Tangerang, Banten, Minggu (22/10/2017). a mengenakan pakaian olah raga: kaus, celana olah raga, dan sepatu lari.
Namun di antara kerumunan terselip beberapa sosok yang tampak ganjil. Ada yang berpakaian bak petugas kebersihan, berumbai potongan koran bekas, sampai dengan berdandan ala burung merak, lengkap dengan hiasan bulu-bulunya.
Mereka antusias menjadi peserta ajang lari untuk kepedulian bertajuk Paperun 5K. Sedikitnya 1.200 peserta tercatat mendaftar. Tidak hanya mengajak peserta mengolah raga dengan berlari, dengan ajang ini Paperun mengusung misi sosial, yakni membangkitkan minat baca dan tulis atau literasi. Rendahnya literasi di Indonesia memang masih jadi keprihatinan.
Advertisement
Baca Juga
Peserta dipungut kontribusi yang hasilnya dikumpulkan untuk mendorong kegiatan literasi melalui pembelian buku bacaan yang akan disalurkan melalui Rumah Baca di berbagai daerah yang masih membutuhkan bahan bacaan. Selain itu, para peserta juga dipersilahkan untuk membawa buku, baik baru maupun bekas untuk disumbangkan.
Salah satu peserta berpenampilan ganjil untuk mengikuti lomba lari itu bernama Arnendra (18 tahun). Dia mengetahui event Paperun dari media sosial.
Salah satu bagian dari rangkaian perhelatan Paperun adalah pemilihan Best Costume. Untuk itulah, Arnendra mengaku rela berhari-hari memotong koran bekas berbentuk persegi panjang menjuntai, untuk kemudian disematkan di sekujur tubuhnya. Ia menyebut dirinya dengan Paper Man.
"Kapan lagi bisa ikut lomba lari sambil berpenampilan nyeleneh seperti ini," katanya.
Dia juga mengapresiasi semangat yang diusung. "Gerakan literasi seperti ini harus terus menerus digalakkan, terutama untuk generasi muda," ucapnya.
Arnendra tidak sendiri. Desy (48 tahun) tampak seperti karakter Sailor Moon dengan mengenakan atribut warna-warni terang berbahan kertas minyak. PPengusaha kuliner itu dengan antusias bercerita persiapannya menyusun busana kebanggannya itu. "Suami saya ikut bantu-bantu juga," ucapnya.
Selain dapat menjaga kebugaran, unsur keseruan acara Paperun-lah yang membuatnya tertarik untuk mendaftar. "Saya juga salut dengan inisiatif pihak penyelenggara yang mengingatkan pentingnya menumbuhkan minat baca dan tulis," tuturnya.
Dalam ajang ini para peserta dapat mengunjungi berbagai stand beraneka rupa. Salah satunya adalah stand Paper Art, di mana hiasan origami warna-warni bergelantungan bersanding dengan sebuah lorong yang terbuat dari koran bekas. Di dalam lorong tersebut ditempelkan berbagai pigura berisi foto-foto hasil lomba.
Stand lain bernama Wishing Wall. Terdapat satu dinding khusus berbentuk hati yang disediakan untuk menempel kertas. Para pesera diminta untuk menuangkan ide di atas secarik kertas tersebut, apapun yang ada di benak mereka terkait pengembangan literasi. Peserta dapat mengunggah hasil kreasi ide mereka ke Instagram, untuk kemudian dilombakan.
Saksikan video pilihan di bawah ini: