Sukses

Gempa Kecil Iringi Kematian Bayi Lelaki yang Diduduki Mama Muda

Kasus kematian bayi lelaki yang diduduki mama muda mencuatkan dugaan tersangka alami kesurupan saat membunuh bayinya.

Liputan6.com, Garut - Ada fenomena aneh saat kematian menjemput Ismail Nugraha, bayi berusia 3 bulan yang diduduki ibunya sendiri hingga tewas. Usai kematian mengenaskan bayi itu, warga Kampung Patrol, Desa Sindangpalay, Karangpawitan, Garut, Jawa Barat, merasakan gempa kecil.

"Kalau nggak salah sekitar pukul 19.30 WIB, bada Isya memang ada gempa. Memang saya rasakan sama warga ada keanehan, kok tiba-tiba gempa, tapi jangan dikait-kaitkan lah," ujar Ketua RW 03, Engkos Kosasih, saat ditemui di sela-sela pemakaman Ismail pada Selasa petang, 24 Oktober 2017.

Engkos mengatakan keluarga kecil Cucu terbilang akur. Selama tiga tahun tinggal di kawasannya, ia tidak pernah mendengar ada masalah berarti.

Ia juga menampik dugaan kesurupan yang dialami Cucu saat pembunuhan terjadi pada Senin sore, 23 Oktober 2017, sekitar pukul 16.30 WIB. Menurut dia, hal itu tidak beralasan walau memang lokasi rumah keluarga Cucu berada tak jauh dari pelataran pemakaman umum.

"Memang itu rumah baru ditempati, tapi kalau sampai kesurupan saya nggak percaya," kata dia.

Meskipun sudah ditangani polisi, Engkos mengaku hingga kini belum mengetahui motif yang menyebabkan tersangka menduduki bayinya hingga tewas. Ia juga meyakini persoalan ekonomi bukan menjadi alasan tindakan nekat mama muda itu.

"Memang kejadiannya secara tiba-tiba. Jangankan yang jauh, saya saja yang dekat nggak tahu (motifnya), tapi setahu saya kedua pasangan itu rukun, tanpa ada cekcok," ucap dia.

Meskipun bersalah, Engkos berharap kasus yang menimpa warganya itu tidak diperpanjang secara hukum. "Kalau saya meminta janganlah, bebaskan saja, sebab dia pun masih punya tanggungan anak kecil," kata dia.

Sebelumnya, Cucu Cahyati (27), mama muda beranak dua membuat heboh warga dengan pengakuannya telah membunuh bayinya yang masih berusia tiga bulan dengan cara diduduki. Bayi malang itu kemudian meninggal dunia dengan kedua hidungnya mengeluarkan darah.

Untuk menghilangkan jejaknya, tersangka masih sempat membersihkan bekas darah di kedua lubang hidung anaknya dan menutupinya dengan selimut dalam keadaan telentang seolah-olah sang buah hati tengah tidur.

Pasca-pembunuhan itu, mama muda tersebut langsung menyerahkan diri dan melaporkan seluruh kejadiannya ke pihak Kepolisian Sektor Karangpawitan hingga dua kali.

Awalnya, polisi tidak mempercayai laporan mama muda itu. Polisi baru menindaklanjuti setelah laporan kedua masuk. Untuk mempertanggungjawabkan kelakuannya, hingga kini tersangka pembunuhan bayi itu mendekam di sel tahanan Polres Garut.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Ancaman Bui Seumur Hidup

Ancaman bui minimal 15 tahun hingga kurungan penjara seumur hidup menanti Cucu Cahyati (27), mama muda pembunuh bayinya sendiri Ismail Nugraha (4 bulan), dengan cara diduduki hingga meninggal dunia di Kampung Patrol, Karang Pawitan, Garut, Jawa Barat.

Kapolres Garut AKBP Novri E Turangga mengatakan, tindakan tersangka Cucu yang menghabisi nyawa buah hatinya terbilang nekat dan sadis. Polisi menyebut pembunuhan bayi Ismail telah direncanakan satu hari sebelum kejadian.

"Kalau terbukti pembunuhan berencana bisa (hukuman) seumur hidup, tapi intinya dia sudah merencanakan untuk membunuh anaknya," ujarnya di Mapolres Garut, Selasa, 24 Oktober 2017.

Berdasarkan keterangan tersangka, rencana pembunuhan muncul satu hari sebelum kejadian berlangsung. Tanpa sebab yang jelas, Cucu menghabisi anak keduanya dengan sadis hingga meninggal dunia.

"Makanya kita sedang telusuri latar belakangnya apa, termasuk cek kesehatan kejiwaan pelaku, dan apa motif pelaku," ujarnya.

Karena itu, dia tidak percaya jika mama muda itu telah berbuat keji terhadap anak keduanya itu. "Saya lihat dia sehat-sehat saja. Kan kami biasa ngumpul sama ibu-ibu lainnya, biasa membicarakan anak-anak di rumah saya ini," ucapnya.

Halimah menambahkan, usai pembunuhan terjadi, ia menduga tersangka Cucu langsung melaporkan diri ke pihak berwajib. "Kita tahunya sudah banyak polisi dan tentara ke sini, katanya dia yang langsung ke kantor polisi menyerahkan diri," kata dia.

Ikah (70), ibu mertua Cucu merasa terpukul atas pembunuhan yang dilakukan menantunya. Ia juga menyebut tidak pernah melihat gelagat aneh pada diri ibu dua anak itu.

"Kemarin saja masih ke sini, katanya mau ke depan, dia laporan dulu ke sini," kata dia.

Saat ditanya apakah punya masalah rumah tangga dengan anaknya yang tak lain suami tersangka, Atik menyatakan jika biduk rumah tangga tersangka dengan anaknya terbilang lancar tanpa masalah. "Enggak ada, malah anak yang paling gede, perempuan, sering main di sini," ujarnya.

Di tengah proses hukum yang tengah dijalankan pihak kepolisian, ia menerima dengan lapang dada musibah yang menimpa salah satu cucu kesayangannya itu. "Jangan dibawa ke ranah hukum, sudah saja, ini saya terima sebagai musibah," kata dia.