Sukses

Respons Lion Air Group Perihal Turbulensi yang Dialami Batik Air

Pesawat Batik Air yang mengalami turbulensi di saat cuaca tak berawan saat itu mengangkut 114 penumpang dan tujuh awak pesawat.

Liputan6.com, Medan - Pihak maskapai penerbangan Batik Air buka suara perihal clear air turbulence (CAT) yang mengakibatkan dua orang cedera. Menurut perwakilan maskapai, korban yang mengalami patah tulang saat ini dirawat di Rumah Sakit Grand Medistra, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Public Relation Lion Air Group, Rama mengatakan, penumpang yang mengalami patah tulang adalah Hoen Tjeng dan pramugari bernama Sasi Yuni Triastuti. Hoen Tjeng mengalami patah tulang belakang, sedangkan Sasi Yuni mengalami patah tulang kaki.

"Saat ini keduanya sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Grand Medistra," katanya, Rabu (25/10/2017).

Ia menjelaskan penerbangan Batik Air PK-LBY jenis Boeing 737-800 NG dengan nomor penerbangan ID 6890 berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Selasa, 24 Oktober 2017, pukul 15.00 WIB menuju Bandara Kualanamu. Pesawat saat itu mengangkut 114 penumpang dan tujuh awak pesawat.

"Saat terbang di wilayah Kabupaten Tobasa, pesawat mengalami guncangan cukup kuat dalam cuaca yang tidak berawan. Ini dikenal dengan Clear Air Turbulance," kata Rama.

Kemudian pada pukul 17.33 WIB, pesawat mendarat dengan baik dan sempurna di Bandara Kualanamu setelah mengalami turbulensi pada ketinggian 20.000 kaki atau sekitar enam kilometer di atas permukaan laut.

Rama menerangkan, Clear Air Turbulance adalah jenis goncangan yang kejadiannya tidak terkait dengan kehadiran awan. Pesawat terbang biasanya mengalami guncangan saat melintas daerah berawan dan jarang mengalami guncangan pada saat terbang di cuaca tidak berawan.

"Tidak dengan CAT. Pesawat justru mengalami guncangan pada ruang udara yang tidak berawan dan tanda-tanda kejadian belum dapat dideteksi instrumen pesawat," terangnya.

Mengenai hal ini, pihak Lion Air Group akan memberikan penanganan secara maksimal terhadap pelanggan dan awak kabin yang mengalami cedera dalam insiden turbulensi. Hal itu sebagai bentuk jaminan dan pelayanan dalam menjaga keselamatan, keamanan, serta kenyamanan.

"Untuk penumpang lainnya, setelah mengambil bagasi masing-masing langsung meninggalkan Bandara Kualanamu," kata Rama.

Saksikan video pilihan berikut ini: