Sukses

Selain Karapan Sapi, Madura Punya Kontes Sapi Cantik

Kontes sapi sonok tak mengandung unsur kekerasan seperti dalam lomba karapan sapi. Ini kontes sapi cantik.

Liputan6.com, Pamekasan - Bicara kebudayaan Pulau Madura, identik dengan karapan sapi. Padahal ada kebudayaan lain dan masih terkait sapi yaitu Kontes "sapi sonok". Bedanya kalau karapan sapi hanya diikuti sapi jantan, sementara sapi sonok diikuti hanya sapi betina.

Sebab itu, sapi sonok sering disebut juga kontes sapi cantik, meski secara harfiah sapi sonok berarti sapi masuk. Ada pula yang menyebur kata Sonok singkatan dari Sokonah Nongkok maknanya kaki yang berpijak.

Kontes sapi sonok ini kembali digelar di Stadion Soenarto Hadiwidjojo, Kabupaten Pamekasan, Sabtu (28/10/2017). Dalam rangka HUT provinsi Jatim ke 72, sekaligus menjadi rangkaian pembuka gelaran lomba karapan sapi Piala Presiden 2017 yang dipusatkan di Pamekasan.

"Kontes sapi sonok diikuti tiga puluh sembilan pasang sapi dari empat kabupaten,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kabupaten Pamekasan, Akhmad Sjaifuddin, Sabtu (28/10/2017), dilansir Antara.

Menurut Akhmad, kontes sapi sonok merupakan kebudayaan asli warga Kecamatan Waru, Pamekasan. Namun seiring waktu, peminat kontes ini sudah menyebar ke kabupaten lain seperti Sumenep, Sampang, dan Pamekasan.

Tak semua sapi betina bisa ikut kontes ini, ada aneka syarat yang harus dipenuhi. Antara lain, bobot sepasang sapi nyaris sama satu sama lain, termasuk bentuk wajah harus semirip mungkin.

Saat lomba, penilaian utama adalah kekompakan sepasang sapi, seperti langkah kaki harus sama, layaknya orang baris berbaris dan pemenangnya adalah sapi yang paling cepat dan mempijakkan kakinya pada sebatang kayu melintas di garis finish. Panjang arena lomba sapi sonok dari garis start ke finish sepanjang 200 meter, sapi-sapi itu akan melenggak lenggok.

Agar posisi sapi sejajar dipasang kayu yang disebut pangonongan, ada seorang joki yang mengendalikan pangonongan dengan seutas tali. Pada leher sapi diberi macam hiasan. Pada tanduknya juga diikatkan kain berbentuk mahkota, sehingga sapi betina tampak cantik. Hiasan itulah yang jadi awal mula muncul istilah kontes sapi cantic.

"Sistem penilaiannya, gerak langkah kaki yang sesuai dengan garis yang sudah dipasang panitia lomba," kata Akhmad.

Ahkmad nerharap kontes sapi sonok  terus menjadi warisan budaya yang lestari karena kontes sapi ini tidak mengandung unsur kekerasan seperti dalam karapan sapi.