Sukses

Heboh, Siswi-Siswi SMK Bercadar di Tegal

Para siswi ini terlihat menggunakan cadar saat melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Liputan6.com, Tegal - Para siswi sebuah SMK di Tegal sempat membuat heboh warganet. Pasalnya, mereka terlihat menggunakan cadar saat mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolahnya.

Sejumlah foto tersebar luas di media sosial yang memperlihatkan aktivitas KBM di SMK tersebut. Para siswi terlihat selain mengenakan seragam OSIS lengkap, juga mengenakan cadar kain bewarna hitam. Keterangan pada foto tersebut tertulis, SMK Attholibiyah Bumijawa Kabupaten Tegal.

Untuk memastikan kebenarannya, Liputan6.com melakukan penelusuran melalui jejaring sosial dan pihak Dinas Pendidikan setempat. Hasilnya, foto siswi SMK bercadar  di dalam kelas saat mengikuti KBM itu benar tanpa rekayasa.

Para siswi di dalam foto viral itu merupakan siswi SMK Attholibiyah Bumijawa Kabupaten Tegal. Mereka setiap hari mengenakan cadar saat mengikuti KBM di sekolahnya yang berlokasi di lereng Gunung Slamet.

Untuk menjangkau sekolah itu, dibutuhkan waktu sekitar dua jam perjalanan dari Pusat Kota Tegal. SMK Atholibiyah sendiri memang dikenal sebagai sekolah agamis di Kabupaten Tegal.

Tak mudah untuk sampai di lokasi sekolah yang saat ini menjadi perbincangan warganet itu. Harus ekstra hati-hati saat memasuki wilayah desa yang cukup terpencil karena kondisi jalan selebar sekitar dua meter belum beraspal, melainkan hanya bebatuan yang ditata rapi.

Jika ingin menuju ke sana, disarankan untuk memilih jalan alternatif Bumijawa-Brebes. Kemudian, mengambil arah Jalan Mobom Karsih RT 001/RW 004, Desa Muncanglarang, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.

Bangunan SMK ini berada di Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Attholibiyah. Di kompleks ponpes itu juga terdapat bangunan Madrasah Tsanawiyah yang berada di sisi depan menghadap ke jalan.

Sementara, gedung SMK letaknya agak masuk ke kompleks Ponpes. Bangunan SMK itu terdiri dari dua lantai.

"Memang sekolah SMK ini masih di komplek Ponpes. Ada dua lantai untuk proses KBM sehari-hari. Lantai atas untuk laki- laki dan bawah perempuan," ucap Kepala Sekolah SMK Attholibiyah, Kustanto Widyamoko, Selasa (31/10/2017).

 

Simak video pilihan berikut ini:

 

 

2 dari 2 halaman

Awal Penggunaan Cadar sejak Tahun 2016

Karena berada di lereng Gunung Slamet, suasana sekolah itu tampak masih asri dan sejuk dikelilingi rimbunnya pepohonan. Pihak sekolah pun tak keberatan saat awak Liputan6.com memasuki area SMK pada Senin, 30 Oktober 2017.

Mereka pun mempersilakan untuk melihat kondisi sekolah dan proses belajar mengajar untuk mengecek kebenaran foto yang menjadi viral itu.

Saat masuk ke ruang kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) itu, semua siswi memakai cadar hitam.

Seragam mereka sama seperti siswi SMK lainnya dengan bawahan abu-abu dan atasan putih beserta lambang OSIS di dada dan identitas sekolah.

Begitu pula hijab atau kerudung yang mereka kenakan, sama seperti yang siswi sekolah lain. Hanya saja ada tambahan kain cadar yang menutupi wajah mereka hingga hanya terlihat kedua mata mereka.

"Jadi ini saya konfirmasi ya, kalau foto (yang beredar di media sosial) itu benar. Siswi di sini sudah setahun atau dari 2016 memakai cadar, sebelumnya tidak pakai itu," jelas Kepala Sekolah SMK Attholibiyah, Kustanto Widyamoko.

Ia menjelaskan, para siswi yang memakai cadar itu merupakan santri dari pondok pesantren yang memang diwajibkan oleh pengurus pondok untuk memakai cadar sewaktu beraktivitas sehari-hari saat sekolah.

"Tida semua pakai cadar kok, ada beberapa siswi MTs yang tidak pakai cadar karena mereka memang bukan santri sini. Tapi untuk siswi SMK di sini, semuanya santri di pondok pesantren Attholibiyah. Jadi ya harus pakai cadar sesuai arahan dari pondoknya," ungkap Kustanto.

Sama halnya dengan guru perempuan yang juga memakai cadar. "Tapi kalau guru yang dari luar pondok bebas kok boleh pakai cadar atau tidak. Kami tak memaksa ataupun larangan harus pakai itu (cadar)," kata dia.