Liputan6.com, Gorontalo - Gara-gara ingin melakukan aksi narsistik di objek wisata air terjun Lombongo, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Sri (19)Â malah terjatuh dari tebing setinggi 5 meter. Akibat kejadian itu, korban mengalami luka di bagian kepala setelah terbentur batu.
Awalnya, Sri yang datang ke lokasi wisata bersama beberapa temannya. Tiba-tiba ia memisahkan diri dan naik ke bagian atas air terjun setinggi 20 meter untuk mandi.
Dia sempat berteriak kegirangan saat berhasil naik ke tempat yang lebih tinggi. Namun, saat hendak turun, Sri terpeleset dan jatuh dari ketinggian 5 meter dengan kepala menghantam batuan air dan sempat tak sadarkan diri.
Advertisement
Baca Juga
"Awalnya sudah sempat diingatkan berbahaya naik, tapi dia tidak peduli dan tetap memanjat tebing karena mencoba mandi di tempat yang lebih tinggi," ujar Enal, salah satu saksi mata, Selasa, 31 Oktober 2017.
Teman-teman Sri yang melihatnya terjatuh berteriak panik dan berupaya meminta pertolongan kepada sejumlah wartawan, yang kebetulan tengah meliput lokasi wisata tersebut. Proses evakuasi berjalan cukup sulit, karena batuan tebing yang cukup terjal dan licin. Adapun korban hanya bisa menangis menahan sakit saat berusaha untuk diturunkan.
"Tebingnya cukup berbahaya karena licin dan terjal, butuh lima orang untuk evakuasi, teman yang membantu bahkan juga hampir terpeleset. Korban sudah sadar meski tadi sempat pingsan pas jatuh," ujar Melki Gani, salah seorang wartawan, yang turut membantu evakuasi korban.
Melki berharap agar para pengunjung, terutama perempuan, bisa lebih berhati-hati jika ingin naik ke atas air terjun agar kejadian serupa tidak terulang. Usai berhasil dievakuasi, korban diberikan perawatan seadanya di bagian kepala oleh rekan-rekannya dan langsung dibawa meninggalkan lokasi wisata air terjun.
Simak video pilihan berikut:
Selfie Maut di Air Terjun
Sebelumnya, insiden selfie maut terjadi di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Suyitno Budi (49), warga Sambikerep, Kota Surabaya, menemui ajal saat berwisata di Air Terjun Madakaripura, Desa Negororejo, Kecamatan Lumbang, Probolinggo. Ia tewas tenggelam usai terpeleset saat asyik selfie atau swafoto bersama rekan-rekannya.
Kapolsek Lumbang AKP Mustadji menuturkan, peristiwa tenggelamnya Suyitno terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, Selasa, 19 September 2017. Sebelumnya, korban bersama delapan rekannya asal Surabaya, tiba di lokasi wisata tersebut sekitar pukul 16.00 WIB.
"Diperkirakan setelah foto-foto, korban terpeleset jatuh di cekungan air di sekitar jatuhnya air terjun," ucap Kapolsek Lumbang kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon seluler, Rabu, 20 September 2017.
Saat kejadian, rekan korban langsung berupaya menolong pria yang tinggal di Jalan Sambiarum Lor 53H/26, RT 09 RW 06, Kelurahan Sambikerep, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya.
Namun, upaya itu tak berhasil karena tubuh korban tersedot pusaran air terjun. Salah satu dari mereka kemudian melaporkan kejadian itu kepada pengelola wisata. Laporan itu kemudian diteruskan ke Polsek Lumbang.
Selanjutnya, tim SAR gabungan yang terdiri dari Forkopimka Lumbang, BPBD Kabupaten Probolinggo, ADM Perhutani Probolinggo, Dinas Disporabudpar, dan warga sekitar menggelar pencarian korban. Namun, hingga Selasa pukul 20.00 WIB, korban tidak bisa ditemukan.
"Pencarian dihentikan mengingat senter tidak bisa menembus hingga dasar, dan air sudah sangat dingin, dan diputuskan untuk dilanjutkan pada hari ini," tutur Mustadji.
Dia menjelaskan, untuk pencarian hari ini, pihaknya melibatkan tim Basarnas Jember. "Kami memulai pencarian sekitar jam tujuh pagi ini," katanya.
Setelah mencari selama hampir lima jam, jasad korban ditemukan tersangkut di dalam ceruk yang berada di dasar kolam. "Kami kesulitan mencari karena suhu air yang sangat dingin, sehingga harus sering naik ke atas untuk recovery," ujarnya.
Selanjutnya, korban selfie maut itu dibawa ke RSUD Tongas untuk divisum.
Advertisement