Sukses

Pemprov Sumbar Siapkan Strategi Gaet Wisatawan Singapura

Penerbangan Padang-Singapura akan beroperasi tahun depan. Sejumlah persiapan dilakukan untuk menarik wisatawan asal Negeri Singa Putih itu.

Liputan6.com, Padang - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mempersiapkan promosi untuk menarik wisatawan dari Singapura dengan dibukanya rute Singapura-Padang oleh maskapai Air Asia pada Februari 2018.

"Promosinya harus jitu, sesuai karakter dan keinginan wisatawan di Singapura," kata Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit di Padang, dilansir Antara, Kamis (2/11/2017).

Menurut Nasrul, agar hal itu bisa terlaksana, perlu adanya kajian khusus untuk menentukan segmentasi dan target wisatawan yang mungkin digaet untuk datang ke Sumbar dan disesuaikan dengan potensi wisata yang ada di daerah.

"Kita mungkin tidak bisa menjual semua destinasi yang ada di Sumbar untuk tahap awal, karena jumlahnya terlalu banyak dan fasilitas yang tersedia belum memenuhi standar seperti toilet. Jadi yang ditawarkan yang telah siap dulu," kata dia.

Namun, ia belum bisa merinci strategi promosi seperti apa yang harus dilakukan di Negeri Singa Putih dan destinasi atau paket wisata apa yang akan ditawarkan.

Namun, yang pasti menurut dia, tanpa promosi, wisatawan di Singapura tidak akan tahu ada penerbangan langsung ke Padang dan tidak tahu pula apa yang bisa mereka dapatkan di Ranah Minang.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Sumbar Amran mengatakan semua urusan administrasi untuk membuka penerbangan Singapura-Padang oleh Air Asia itu telah selesai di Kementerian Perhubungan.

"Ketika rute ini dilayani oleh maskapai Mandala pada 2012, kendalanya adalah waktu kedatangan dan keberangkatan dari Singapura dan sebaliknya yang kurang tepat, hingga wisatawan enggan untuk datang. Ini jadi evaluasi pembukaan rute kali ini," kata dia.

Sebelumnya, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno optimistis kunjungan wisatawan akan meningkat ke Sumbar dengan pembukaan rute itu.

"Singapura adalah salah satu negara dengan kunjungan wisatawan tertinggi. Kita tentu berharap sebagian tertarik datang ke Sumbar," kata dia.

 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Penerbangan Padang-Singapura

Pemerintah Singapura memastikan usulan penerbangan langsung rute Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang Pariaman, Sumatera Barat, menuju Bandara Internasional Changi di Singapura.

Kepastian itu disampaikan saat pemerintah Singapura yang diwakili Konsul Jenderal Singapura yang berkedudukan di Medan, Mark Law, berkunjung ke kantor Gubernur Sumatera Barat, pada Selasa, 17 Oktober 2017.

"Kita menyambut baik rencana tersebut," ujar Mark.

Selain menyampaikan soal penerbangan Padang-Singapura, Mark juga menambahkan pemerintah Singapura akan memberikan pelatihan dan bimbingan teknis gratis baik bagi aparatur maupun karyawan dan pengusaha untuk kemajuan penerbangan.

"Hanya kewajiban peserta adalah ongkos pesawat dan penginapan. Kita juga telah melakukan hal tersebut dengan Provinsi Aceh dan Jambi dalam bidang pelatihan good government dan pelayanan teknologi informasi," kata Mark.

Namun, Mark berharap Pemprov Sumbar juga mau membuka peluang investasi lain karena memiliki potensi daerah yang cukup baik, seperti pariwisata dan bidang energi.

Salah satu potensi investasi yang ditawarkan Sumatera Barat adalah pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT). Potensi EBT yang sedang gencar ditawarkan Sumatera Barat adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit memandang pembukaan penerbangan langsung antara kedua kota di dua negara itu diyakini mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisata ke Sumatera Barat. Apalagi, Singapura dikenal sebagai penghubung penerbangan internasional dari belahan bumi lainnya.

"Jika ditengok, penerbangan langsung (Padang-Singapura) akan mendukung kemajuan wisata Sumbar," ujar Nasrul.

Selama ini, Air Asia baru memiliki penerbangan Padang – Kuala Lumpur, Malaysia. Pembukaan rute penerbangan internasional baru itu untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata, terutama setelah dinobatkan sebagai destinasi wisata halal dunia pada 2016.

3 dari 3 halaman

Padang Cari Investor Pariwisata

Walikota Padang menawarkan potensi investasi untuk Kawasan Wisata Terpadu (KWT) Gunung Padang senilai Rp 3 triliun kepada sejumlah pengusaha dari berbagai negara dalam Regional Investment Forum (RIF) 2017.

Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah menyebutkan, potensi investasi yang ditawarkan meliputi pembangunan sarana pendukung pariwisata, hotel, resort, wahana permainan, dan pembangunan jalan.

"Total investasinya mencapai Rp 3 triliun, target pembangunan yang dapat mempermudah orang berwisata," ujar Mahyeldi kepada para investor dalam forum tersebut, Selasa, 17 Oktober 2017.

Mahyeldi menyatakan, Pemkot Padang memprioritaskan pengembangan KWT Gunung Padang untuk memperkaya destinasi wisata di daerah itu. Karena, Sumbar sudah dinobatkan sebagai tujuan Wisata Halal di Tanah Air. Dia menjanjikan kemudahan investasi kepada calon investor yang siap menanamkan modalnya untuk pengembangan kawasan itu.

Mahyeldi menjanjikan kemudahan investasi karena sudah ada payung hukum melalui Perda No.11/2010 tentang insentif bagi investor, beserta tata cara dan klasifikasi besaran investasi dan ketersediaan lapangan kerja, sehingga memudahkan investor.

Begitu juga dengan persoalan lahan yang selama ini kerap menghambat investasi di daerah itu, Pemkot Padang menjamin status lahan adalah milik negara dan tanah ulayat. Untuk lahan dengan status tanah ulayat, Pemda akan memfasilitasi kerja sama dengan pemilik lahan.

Untuk diketahui, KWT Gunung Padang mencakup area seluas 400 hektare yang meliputi Pantai Padang, Pantai Purus, Danau Cimpago, Batang Arau, Taman Siti Nurbaya Gunung Padang, Kota Tua Padang, Pantai Air Manis, hingga kawasan Bungus Teluk Kabung.

Dia menyebutkan, potensi investasi di KWT Gunung Padang mencapai Rp 850 miliar. Pengembangan wisata di 19 pulau kecil dengan potensi sedikitnya Rp 150 miliar, pembangunan jalan Teluk Kabung, Padang-Mandeh Rp 400 miliar, dan pengembangan pelabuhan Bungus dan Bukit Putus sedikitnya senilai Rp 1 triliun.

"Belum termasuk menghitung potensi pengembangan wisata air terjun dan hutan di kawasan itu," tutup Mahyeldi.