Liputan6.com, Indragiri Hilir - ‎Diomeli dan mendapat perlakuan kurang sopan, pemuda berusia 24 tahun di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, nekat menghabisi nyawa pekerja yang dibawa ayahnya untuk memanen sawit. Dia pun sempat menjadi buron, meski hanya beberapa jam hingga akhirnya tertangkap.
"Dalam waktu tiga setengah jam, pelaku inisial Ha alias Bi ditangkap petugas," kata Kepala Kepolisian Resor Indragiri Hilir Ajun Komisaris Besar Polisi Dolifar Manurung SIK, Rabu, 1 November 2017, malam.
Dolifar menyebutkan, korban bernama Samurdi yang berusia 56 tahun. Dia tinggal di Desa Saka Palas Kaya, Kecamatan Pelangiran. Korban bekerja serabutan dan biasanya disewa oleh petani setempat untuk memanen sawit.
Advertisement
Pada Rabu pukul 08.00 WIB, Samurdi berangkat menuju kebun sawit milik Safaruddin untuk memanen. "Tak lama kemudian, datang pelaku yang merupakan anak dari Safaruddin atau pemilik kebun," sebut Dolifar.
Baca Juga
Kedatangan pelaku untuk membantu ayah dan korban memanen sawit. Hanya saja kedatangannya tak disambut baik korban yang merasa takut upahnya berkurang. Korban juga membuat hati pelaku sakit karena menghina pelaku yang tak memiliki pekerjaan tetap.
Awalnya, pelaku santai dan menanggapi ucapan korban dengan senyuman. Apalagi, korban dan ayahnya sudah kenal lama. Makin lama di kebun, korban tak berhenti mengomel ‎dan meludah di depan korban sehingga emosi pelaku tak terbendung lagi.
"Pelaku naik pitam dan mengambil parang ayahnya yang tertancap di batang sawit," ucap Dolifar.
Senjata tajam panjang itu diayunkan ke arah korban dan mengenai leher hingga hampir putus. Ayah pelaku tentu saja kaget melihat kejadian tersebut dan langsung menenangkan anaknya yang masih emosi.
Tak lama setelah itu, pelaku langsung kabur dari lokasi kejadian. Sementara korban tidak terselamatkan akibat sabetan parang yang diayunkan pelaku.
"Pelaku sempat dikejar ayahnya, tapi berhasil kabur," kata Dolifar.
Kepolisian yang mendapat laporan pembunuhan tersebut melakukan penyelidikan. Sekitar 3 setengah jam mencari, akhirnya pelaku menyerahkan diri ke petugas dan mengakui kesalahannya.
"Pelaku mengaku khilaf karena emosi mendengar perkataan korban kepadanya," Dolifar menandaskan.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Telat Disiapkan Makan Malam, Anak Kejar Ibu Pakai Parang
Entah apa yang dipikirkan Muhammad Rizki, warga di Jalan Pelabuhan Baru, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Riau pada Jumat, 21 Juli 2017. Pria 25 tahun itu nekat menenteng senjata tajam dan mengancam membunuh ibu kandungnya karena telat disiapkan makan malam.
Akibat perbuatannya ini, pemuda itu dilaporkan saudara kandungnya ke Mapolsek setempat. Dinilai membahayakan dan sudah sering berbuat durhaka kepada korban, dia pun langsung ditangkap untuk diproses lebih lanjut.
"Sudah ditangkap pada malam Jumat itu ketika berada di rumahnya," kata Kabid Humas Kepolisian Daerah Riau Kombes Guntur Aryo Tejo, Senin petang, 24 Juli 2017.
‎Guntur menerangkan, kejadian bermula ketika ibunya, Mariana, sedang di rumah pada Jumat sekitar pukul 18.30 WIB. Si anak saat itu datang dan meminta disiapkan makan dan minum seketika itu juga. Karena sudah tua, korban terlambat menyiapkan apa yang diminta si anak.
Pemuda itu langsung mengamuk dan mengambil parang dari kamarnya. Ia kemudian mengejar sang ibu sambil mengayunkan senjata tajam tadi kepada ibu yang melahirkannya.
Beruntung, kejadian ini dilihat saudara-saudara pelaku dan langsung menghalanginya. Rizki lalu mengancam orangtua dan saudaranya supaya tidak melapor ke polisi atas kejadian ini.
"Pelaku sempat berujar akan membunuh korban jika melapor ke polisi," kata mantan Kapolres Pelalawan ini.
Tak ingin terjadi apa-apa, sang ibu diselamatkan anak lainnya dan membawa keluar rumah. Sementara, si anak masih saja mengamuk dan menghancurkan barang-barang yang ada. Setelah itu, ia pergi dan masih mengomel.
"Setelah itu korban langsung melapor ke Polsek Bangko. Kepolisian melakukan penyelidikan dan meminta keterangan saksi," ucap Guntur.
Setelah bukti cukup, Kapolsek Bangko memerintahkan anggotanya mencari Rizki untuk ditangkap. Sekitar pukul 23.00 WIB, orang yang ditunggu-tunggu pulang dan langsung tidur di kamar.
"Pelaku ditangkap dari kamar itu ketika tidur. Tanpa perlawanan pelaku dibawa ke Mapolsek untuk pengusutan lebih lanjut," kata Guntur.
Advertisement
Petinju Andalan Sulut Roboh Disabet Parang
Irfan Tentonda, yang diketahui berprofesi sebagai atlet tinju, terluka parah setelah disabet parang seorang pria bernama AT alias Taaruru (20), seorang warga Desa Watutumou, pada Senin sore, 22 Mei 2017, sekitar pukul 17.30 Wita. Korban warga Desa Watutumou II, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, tersebut ditemukan dengan kondisi terluka robek di bagian perut.
Informasi yang dihimpun menyebutkan pria berusia 23 tahun itu diserang saat pulang ke rumahnya. Peraih medali perunggu kelas 49 kg di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat 2016 itu pun roboh di luar ring tinju.Â
"Saya dihubungi warga. Katanya adik saya dipotong di Maumbi. Ternyata benar dan sudah dibawa warga ke rumah sakit," ujar Meiske Tentoda, kakak korban, di RSUP Prof dr RD Kandou Malalayang, Selasa, 23 Mei 2017.
Karena luka parah itu, korban harus menjalani operasi. Keluarga korban berharap ada bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban biaya pengobatan.
Kapolsek Airmadidi AKP Edi Susanto ketika dikonfirmasi mengungkapkan, penyerang atlet tinju itu langsung diamankan aparat pemerintah desa setempat dan dibawa ke Mapolres Minut bersama barang bukti sebilah parang.
"Kami minta masyarakat untuk tetap tenang dan mempercayakan kasus ini ditangani kepolisian," ujar Edi.
Irfan Tentonda adalah petinju yang sempat mengharumkan nama Sulawesi Utara pada PON XIX di Jawa Barat pada 2016 lalu. Dia bersama Nolfi Engkeng berhasil menggondol medali perunggu di kelas 49 kg dan 52 kg.