Liputan6.com, Tegal - Tarsono (35), suami Santi (25), perempuan berkelamin ganda, mengaku sangat bersyukur atas kelahiran anak pertama berkelamin laki-laki itu dengan sehat dan normal.
Sebelumnya, ia sempat khawatir dengan kondisi istrinya jelang operasi caesar oleh tim medis RS dr Soeselo Slawi pada Senin malam, 30 Oktober 2017. "Tapi sekarang ini, saya sudah lega. Anak saya sudah lahir dengan kondisi sehat dan normal. Bobotnya juga ideal 3 kg dan bayinya aktif," ucapnya, Jumat (3/11/2017).
Setelah menginap selama empat malam, Santi dan bayinya kini sudah diperbolehkan pulang. Tarsono mengatakan tak ada keluhan yang disampaikan istrinya seusai persalinan itu.
Advertisement
"Alhamdullilah sudah diizinkan pulang, semuanya sudah sehat," kata dia.
Baca Juga
Sebelum pulang, lanjut dia, tim medis RS dr Soeselo Slawi juga sempat mewanti-wantinya terkait kondisi sang istri. "Dokter bilang,kalau ada keluhan apapun yang dialami istri saya, bisa langsung disampaikan. Untuk jadwal kontrolnya pekan depan," ujarnya.
Untuk sang buah hati, Tarsono dan Santi belum memberikan nama. Namun, ia mengaku sudah mempersiapkan calon nama untuk putra pertamanya itu.
"Tradisi di sini, nanti tiga hari ke depan, setelah di rumah, baru diberikan nama," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Desa Sokasari, Ulumudin yang selama ini mendampingi Santi dan empat sepupunya yang memiliki kelamin ganda mengaku sudah berupaya maksimal membantu warganya itu. Salah satunya termasuk membenarkan kesalahan nama di kartu BPJS milik Santi.
"Selama ini dia (Santi) merupakan pasien BPJS Kesehatan PBI yang dari pemerintah untuk warga kategori miskin," jelasnya.
Meski terlihat perkara kecil, hal itu bisa membantu Santi dan buah hati pulang ke rumah tanpa mengeluarkan biaya selama menjalani persalinan di Rumah sakit. Sementara, beberapa dermawan membantu keluarga Santi untuk akomodasi selama di rumah sakit.
"Memang mereka ini keluarga kurang mampu. Santi hanya di rumah sebagai ibu rumah tangga dan suaminya serabutan tak memiliki pekerjaan tetap," kata Ulumudin.
Sebelumnya, Santi (25), warga Desa Sokasari, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah yang berkelamin ganda melahirkan anak pertamanya. Adapun proses persalinan dilakukan di RSUD dr. Soesilo, Slawi Kabupaten Tegal, Senin malam, 30 Oktober 2017, sekitar pukul 23.00 WIB.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Empat Sepupu
Kelamin ganda yang dialami Santi (25), wanita berkelamin ganda yang baru saja melahirkan bayi pertama, ternyata dialami warga sedesanya. Ada empat orang yang memiliki kondisi seperti Santi.
Keempatnya merupakan kakak beradik berinisial Z (14), TAH (6), NI (4), dan SD (21). Mereka ternyata merupakan saudara sepupu Santi yang tinggal di Kecamatan Bumijawa, Tegal, Jawa Tengah.
Dari kelima orang itu, baru Santi yang memutuskan untuk memilih satu kelamin dari dua alat kelamin yang dimilikinya. Santi memutuskan menjadi seorang perempuan sejak 2012 dan hingga kini rutin kontrol ke Rumah Sakit dr Kariyadi Semarang.
"Kita sudah ketahui bersama. Ada lima warga kami yang memiliki kelainan penyakit berkelamin ganda. Mereka ini masih satu keluarga besar," ucap Sekretaris Desa Sokasari, Ulumudin.
Tak seperti keempat sepupunya, Santi sudah memilih identitasnya. Santi mengaku proses pencarian jati diri yang dialaminya cukup pelik. Sejak lahir, ia tumbuh dengan dua alat kelamin. Namun, ia tak memiliki payudara seperti perempuan pada umumnya.
Setelah bertahun-tahun menjalani hidup dengan dua kelamin, ia menemukan pencerahan saat menginjak usia 16 tahun. Pada masa itu, ia mendapat menstruasi untuk pertama kalinya.
Sejak saat itu, dia mulai merasa bahwa dirinya adalah perempuan. Ia juga merasa jiwa perempuannya lebih dominan. Namun, ia masih dilanda kebingungan karena suaranya berat seperti laki-laki.
Di usianya yang ke-23, dia mulai memeriksakan diri ke dokter. Dokter yang memeriksanya pertama kali menyarankan Santi untuk memeriksakan diri ke rumah sakit di Semarang. Tujuannya untuk menentukan apakah dia seorang lelaki atau perempuan.
Advertisement
Operasi Kelamin
Hingga pada 2012, dia memutuskan untuk melakukan operasi. Dia memilih menjadi perempuan.
Pada 2015, Santi kemudian menikah dengan Tarsono. Dia merupakan ayah dari bayi lelakinya yang baru saja lahir.
Meski sudah berhasil melahirkan putra, Santi mengaku masih melakukan kontrol ke Rumah Sakit Karyadi di Semarang. "Ya itu semua dilakukan untuk mendapatkan obat penekan hormon tetosteron," kata dia.
Kasus Santi yang berkelamin ganda dan melahirkan anak terbilang langka. Sebelumnya, banyak kasus kelamin ganda yang mencuat di publik tetapi dengan jenis kelamin dominan adalah pria.
Salah satunya adalah kasus Alterina Hofan yang kemudian menikahi seorang perempuan. Kasus itu menarik perhatian karena Kejati DKI meyakini dia telah memalsukan identitas.
Kasus lainnya adalah yang dialami seorang warga Jombang. Meski sejak kecil diidentifikasi sebagai perempuan, Isa binti Rohmah berjuang menjadi lelaki tulen setelah dirinya mendapati memiliki alat kelamin pria.