Liputan6.com, Surabaya - Ratusan peserta menyemarakkan Parade Juang yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur. Agenda yang memasuki tahun kesembilan ini untuk menyambut Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November mendatang.
Wali Kota Tri Rismaharini mengatakan, momentum Parade Surabaya Juang diperuntukkan bagi warga Surabaya. Terutama, bagi generasi muda untuk mengetahui makna sejarah peristiwa 10 November 1945 yang sesungguhnya.
"Sebenarnya rangkaian acara ini sudah dimulai sejak September dan berlanjut ke bulan November," ucap wali kota yang akrab disapa Risma itu sebelum memberangkatkan peserta parade di Tugu Pahlawan, Surabaya, Minggu, 5 November 2017.
Advertisement
Baca Juga
Risma menjelaskan, peringatan Parade Surabaya Juang ini dimaksudkan agar warga Surabaya, terlebih generasi muda, mengerti dan mampu memaknai kemerdekaan yang sudah diraih para pendahulu.
Apalagi, imbuh Risma, para pejuang mendapatkan kemerdekaan bukan dengan cara yang mudah. Namun, dengan seluruh perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa.
"Mari kita berjuang terus, tidak ada kata menyerah. Pertahankan api perjuangan bagi Indonesia raya agar mampu membawa pesan damai, aman, sentosa, dan sejahtera," kata Wali Kota Surabaya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Aksi Teatrikal
Saat ditanya harapan di Hari Pahlawan bagi generasi muda, Wali Kota Risma menuturkan, sekalipun sudah merdeka, anak-anak muda tidak boleh lengah. Pasalnya, persaingan ke depan antarnegara sangat berat.
"Oleh karenanya, anak muda harus belajar lebih keras agar bisa mempertahankan kemerdekaan itu," tutur wali kota perempuan pertama di Surabaya itu.
Adapun pesan bagi masyarakat, lanjut Risma, momentum Hari Pahlawan dimaknai sebagai tanda untuk tidak mengenal lagi kata lelah dan putus asa.
"Harus tetap bekerja keras agar mampu memenangi pertempuran yang sesungguhnya, yakni melawan kemiskinan dan kebodohan," ujarnya.
Parade awal di Tugu Pahlawan yang dimulai pukul 08.00 WIB menampilkan aksi teatrikal Sumpah Pregolan (sumpah merdeka atau mati). Selain di kawasan Tugu Pahlawan, teatrikal juga akan digelar di kawasan Siola, yakni perang TKR laut.
Selanjutnya, teatrikal perobekan bendera Belanda di Hotel Mojopahit, yang dilanjutkan pembacaan puisi Surabaya karya Kiai Haji Mustofa Bisri atau Gus Mus. Kemudian teatrikal perang 10 November di depan Gedung Negara Grahadi, lalu di Tugu Bambu Runcing dan Polisi Istimewa-Santa Maria.
Dibandingkan dengan tahun lalu, Parade Surabaya Juang tahun ini lebih banyak menampilkan aksi teatrikal sosiodrama.
Advertisement
Dari Tugu Pahlawan hingga Taman Bungkul
Adapun Parade Surabaya Juang yang menempuh rute sejauh 6,5 kilometer mulai start Tugu Pahlawan dan berakhir di Taman Bungkul melibatkan 28 unsur komunitas dengan total jumlah peserta sebanyak 350 orang.
Mereka terdiri dari berbagi elemen masyarakat, pelajar, dan pencinta sejarah. Tidak hanya itu, peserta Parade Juang kali ini tidak datang dari Surabaya, tetapi dari Kalimantan dan Sulawesi turut memeriahkan acara tersebut.
Selama acara berlangsung, beberapa titik ruas jalan dari arah Tugu Pahlawan ke Jalan Tunjungan (Gedung Siola dan Hotel Majapahit), Jalan Gubernur Suryo (depan Gedung Negara Grahadi), Jalan Panglima Sudirman (Monumen Tugu Bambu Runcing), Jalan Polisi Istimewa (Monumen Polri), Jalan Darmo (Sekolah Santa Maria), dan finis di Taman Bungkul.
Untuk mengamankan acara ini, Pemkot Surabaya melalui Dinas Perhubungan (Dishub) mengerahkan 75 personel untuk pengaturan lalu lintas selama acara Parade Surabaya Juang berlangsung.
Dishub Surabaya juga mengerahkan 25 orang untuk penataan parkir serta 150 palang kuda/barrier. Adapun Satpol PP Kota Surabaya menerjunkan 600 personel dan Linmas untuk membantu kelancaran agenda. Kedua dinas terkait itu juga dibantu jajaran Satlantas Polrestabes Surabaya.