Sukses

Sereal Mangga Anti-Diare Karya 3 Mahasiswi Surabaya

Pembuatan sereal mangga berawal saat ketiga mahasiswi itu memenangkan kompetisi ide bisnis.

Liputan6.com, Surabaya - Tanza Dona Pertiwi, Nia Anista, dan Ristria Rendrarini adalah tiga mahasiswa STIE Perbanas Surabaya yang menciptakan minuman sereal berbahan dasar mangga. Mereka mengklaim sereal itu berkhasiat mengatasi diare.

Produk sereal itu dinamakan “Healty and Modern Taste of Indonesia”. Mereka mengawali penciptaan sereal mangga itu setelah memenangkan kompetisi ide bisnis, Perbanas Entrepreneur Awards 2016.

"Untuk bahan utama yang digunakan dalam membuat produk ini adalah murni dari buah mangga serta dicampur gula pasir, daun pandan, dan susu bubuk," kata Tanza saat ditemui di kampusnya, Kamis, 2 November 2017.

Tanza mengaku proses pembuatan sereal mangga itu sederhana, dimulai dari pengeringan, pengolahan, hingga pengemasan. "Tentunya juga tidak membutuhkan proses yang terlalu lama," ujarnya.

Pertama-tama, kata dia, buah mangga dikupas dan dipotong-potong. Selanjutnya, mangga itu dikeringkan agar massa air berkurang.

Selanjutnya, diolah dan dicampur dengan bahan-bahan lainnya seperti membuat gulali dan didinginkan. Setelah itu, mangga kering itu ditumbuk hingga berbentuk bubuk.

"Terakhir, penyaringan agar lembut untuk dimasukkan ke dalam kemasan," tuturnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Terinspirasi dari Trenggalek

Menurut Tanza, inovasi itu muncul lantaran melihat kebiasaan masyarakat Trenggalek memanfaatkannya sebagai obat mengatasi diare.

"Manfaat produk ini, di antaranya mengobati diare, penumpas kanker, menjaga kesehatan mulut, pencernaan, dan mata karena kandungan riboflavin dan karotenoid ini baik untuk mengobati kanker," ujarnya.

Meski produk minuman inovasi itu hanya dipasarkan melalui lapak online dan di lingkup kampusnya, Tanza mengaku tiap minggu selalu mendapatkan pesanan hingga 40 pak.

"Saya kemas seperti kemasan minuman energi seperti umumnya, satu kotak isi 4 harganya Rp 10.000. Alhamdulillah tiap minggu mendapat pesanan," ucapnya.

Hingga saat ini, proses produksi masih dikerjakan secara manual. Ke depan, mereka berencana untuk mengurus perizinan di BPOM dan MUI agar produknya bersertifikasi.

"Selain itu, agar lebih menarik lagi kami mencoba memperbaiki kemasan dan berusaha megembangkan dengan mencari mitra dalam permodalan, agar bisa memproduksi dengan jumlah banyak," katanya.