Liputan6.com, Ambon - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku dalam waktu dekat akan turun ke Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, guna membantu warga mengurangi rasa trauma atas gempa beruntun yang melanda Pulau Ambon, beberapa waktu lalu.
"Dalam waktu dekat BPBD akan turun ke Kecamatan Leihitu untuk sosialisasi," kata Kepala BPBD Provinsi Maluku Farida Salampessy, Minggu, 5 November 2017.
Warga yang sampai sekarang masih tinggal di hutan akibat gempa yang melanda Pulau Ambon berdominsili di Desa Seith, Desa Assilulu, Desa Wakal, dan sebagian warga Desa Hila.
Advertisement
Berdasarkan letak geografis, desa yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Leihitu itu berhadapan dengan laut lepas. Menurut cerita, ribuan tahun lalu, wilayah ini pernah disapu tsunami.
Dengan cerita sejarah yang dituturkan dari generasi ke generasi serta membanjirnya informasi hoax di media sosial, ketakutan warga akan tsunami makin sulit dikendalikan. Keluarga nelayan pesisir Ambon akhirnya mengungsikan keluarga mereka ke lokasi yang lebih tinggi di tengah hutan.
Baca Juga
"Warga makin takut kembali ke rumah mereka saat malam hari. Mereka juga trauma dengan peristiwa tsunami di Aceh," kata anggota DPRD Kabupaten Maluku Tengah, Said Fatta.
Maka itu, selaku wakil rakyat daerah pemilihan Kecamatan Leihitu-Leihitu Barat dan Kecamatan Salahutu, Said menyambut baik rencana BPBD Maluku. Ia bahkan meminta sosialisasi itu secepatnya dilaksanakan BPBD.
"Trauma warga ini akan mengganggu aktivitas mereka, BPBD juga perlu memberikan edukasi kepada warga tentang tsunami itu seperti apa, bagaimana menyelamatkan diri saat gempa," kata Said.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Gempa Kembali Guncang Ambon
Gempa tektonik berkekuatan 4,2 Skala Richter (SR) kembali menguncang Kota Ambon dan sekitarnya pada Selasa, 7 November 2017, pukul 11.50 WIT sehingga membuat panik warga setempat karena masih trauma gempa beruntun pada Selasa malam, 31 Oktober 2017.
Dilansir Antara, BMKG menyatakan pusat gempa di 3.97 Lintang Selatan - 127.8 Bujur Timur, berada di laut. Posisinya 59 KM Barat Daya Ambon dengan getaran terasa setempat di Ambon takniI - II MMI.
Gempa yang terjadi saat aktivitas kantor masih sibuk itu mengakibatkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) berlarian keluar ruangan. ASN kantor Gubernur yang gedungnya berlantai VII itu sebagian besar terpaksa berlarian melalui tangga karena dua lift kapasitasnya terbatas.
"Keluar, keluar gempa," teriak para pegawai negeri sipil kantor Gubernur Maluku sambil berlarian.
Sebelumnya, Kota Ambon dan sekitarnya diguncang gempa tektonik 4,6 SR pada Kamis siang, sekitar pukul 12.16 WIT. Pusat gempa 3.86 LS dan 127.74 BT, berada di laut 50 KM Barat Kota Ambon. Getaran terasa di Ambon II - III MMI.
Gempa beruntun pada Selasa malam, pekan lalu, yang pertama berkekuatan 5,7 Skala Richter (SR) terjadi pada pukul 20:31:41 WIT dengan lokasi 50 Kilometer Barat Daya Plau Ambon dengan kedalaman 10 KM dibawah permukaan laut. Pusat gempa yakni pada 3.79 Lintang Selatan (LS) dan 127.76 Bujur Timur (BT).
Gempa kedua terjadi tiga menit kemudian yakni pada pukul 20:34:42 WIT dengan kekuatan 5,6 SR dengan lokasi 47 Kilometer Barat Daya Pulau Ambon pada kedalaman 40 kilometer dibawah permukaan laut. Pusat gempa yakni pada 3.76 LS dan 127.78 BT.
Sedangkan, gempa ketiga dengan skala lebih besar yakni 6,2 SR menguncang Pulau Ambon pukul 20:50:50 WIT dengan kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut dengan lokasi 38 kilometer Barat Daya Pulau Ambon. Posisi gempa 3.69 LS dan 127.85 BT.
Gempa keempat dengan kekuatan lebih kecil yakni 5,2 SR terjadi pukul 20:59:43 WIT dengan kedalaman 17 KM di bawah permukaan laut dan 47 Km Barat Daya Pulau Ambon dan berada pada posisi 3.78 LS dan 127.8 BT.
Gempa kelima, berkekuatan 5,6 SR terjadi pukul 21.37 WIT dengan kedalaman 10 KM di bawah permukaan laut dengan lokasi 37 KM Barat Daya Ambon dan berada pada posisi 3.76 LS dan 127.87 BT.
Advertisement