Solo - Endang Sri Sundari Soemaryono didaulat langsung oleh ibu negara Iriana Joko Widodo untuk merias putri semata wayangnya Kahiyang Ayu. Rasa bangga sekaligus rasa terhormat tersemat di benaknya, meskipun sebelumnya sudah ada puluhan hingga ratusan pejabat di Tanah Air menggunakan jasa riasnya.
Namun, kali ini semua begitu spesial karena tetangga sekaligus keluarga RI 1 memercayakan riasan pengantin padanya. Dia dipercaya merias pada acara siraman, midodareni, akad, dan panggih di pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution. Acara resepsi sendiri digelar pada 8 November 2017, kemarin.
Advertisement
Baca Juga
Menekuni dunia rias pengantin semenjak tahun 1982 membuat Endang sudah banyak merasakan asam garamnya dunia rias pengantin. Dia pun membagi kisahnya kepada Joglosemar saat disambangi di kediamannya, Jalan Kutai Raya No. 18 Sumber, Banjarsari, Surakarta belum lama ini.
"Pengalaman yang membuat saya nggak doyan makan dan enggak bisa tidur itu pas diminta rias ke Palembang. Busana yang mau saya pakai buat ngerias itu ketinggalan di Solo. Saya cemas karena itu hajatan milik seorang panglima,” ujar wanita kelahiran Boyolali, tahun 1937 ini.
Endang mengawali karier dengan mengikuti kursus rias pengantin. Saat itu, dia mempelajari lima belas gaya rias yang terdiri atas gaya Jawa dan Sunda. Selanjutnya pada 1987 dia memutuskan membuka kursus rias pengantin yang diberi nama Cempaka Sari. Dia mulai kebanjiran tawaran rias untuk wilayah eks-Surakarta hingga luar kota. Bahkan, hampir setiap hari dia selalu kebanjiran permintaan rias pengantin.
"Dulu pas masih muda saya biasa ngerias empat dalam sehari. Kini sudah tua saya hanya sanggup satu dalam sehari," dia menambahkan.
Simak video pilihan berikut ini:
Jaga Kesehatan dengan Puasa
Selain disibukkan dengan aktivitas sebagai perias pengantin dan pengajar kursus rias pengantin, dia pun kerap didaulat sebagai penguji bagi calon perias pengantin. Undangan menjadi penguji, perias, dan pengajar membuatnya harus ekstra menjaga kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Sejak masih muda hingga kini, di usia senjanya dia masih rutin melakukan ibadah puasa Senin-Kamis.
"Saya mulai menjadi penguji rias manten nasional sejak tahun 1990-an. tapi saat ini saya sudah tua mudah lelah, paling ngerias saja," kata dia.
Kini di usia senjanya, dia sudah memiliki puluhan hingga ratusan murid didikannya yang siap meneruskan kiprahnya kelak. Murid-murid kursus rias pengantinnya banyak berasal dari wilayah eks-Karesidenan Surakarta dan kota-kota besar lain di Jawa, seperti Jakarta dan Semarang. Salah satu dari empat putri kandungnya pun kini sudah memiliki rias pengantin sendiri.
Meskipun usianya sudah senja yakni 80 tahun, perempuan delapan cucu dan enam cicit ini masih cukup sering menerima pesanan rias ke luar kota. Belum lama ini dia baru saja merias seorang bule yang menikah dengan orang Surabaya. Sebelumnya, pada Januari dia baru saja menerima tawaran merias di Kudus.
"Alhamdulillah saya masih dipercaya merias di beberapa kota Kudus, Surabaya, dan pejabat Lemhanas," Endang menandaskan.
Advertisement