Sukses

Warga Tembagapura Diduga Diculik Kriminal Bersenjata

Warga Tembagapura yang diduga diculik kelompok kriminal bersenjata itu sudah dua hari tak pulang ke rumah.

Liputan6.com, Jayapura - Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan pihaknya mendapat laporan dari masyarakat yang menyebutkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) telah menculik Martinus Beanal, warga Utikini, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, sejak Rabu, 8 November 2017.

"Dari laporan yang diterima dari pihak keluarga bahwa yang bersangkutan, yakni Martinus Beanal, sudah tidak pulang selama dua hari," ujar Boy, dilansir Antara, di Jayapura, Jumat (10/11/2017).

Namun, polisi masih menyelidiki apakah kasus penculikan yang dimaksud adalah korban penganiayaan berat yang dilakukan KKB atau bukan. Boy mengatakan, pihaknya masih mendalami apakah korban penganiayaan KKB yang beredar di media sosial adalah Martinus Beanal atau bukan.

"Kami masih mendalaminya dan menyesalkan tindakan penganiayaan terhadap warga sipil yang dilakukan KKB," ujar Boy melalui telepon selularnya sembari mengaku masih berada di Tembagapura.

Ia mengatakan, satgas penanggulangan gangguan KKB masih terus berupaya secara persuasif untuk membebaskan ribuan warga yang disandera, baik di sekitar Kimberly-Utikini maupun Banti.

Satgas masih melakukan berbagai cara agar pembebasan warga tidak menimbulkan korban jiwa, khususnya warga sipil. Apalagi, Boy menyebut KKB diperkirakan memiliki 30-an pucuk yang merupakan hasil rampasan dari TNI dan Polri serta mempersenjatai diri dengan senjata tradisional seperti panah.

Seperti diketahui, Kampung Kimberli-Utikini-Banti terletak sekitar 500 meter dari Polsek Tembagapura, dan dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda empat.

Aksi teror bersenjata yang dilakukan KKB sejak awal Oktober lalu di kawasan Tembagapura menyebabkan tujuh anggota Brimob terluka, satu di antaranya meninggal serta tiga warga sipil terluka.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Permintaan Evakuasi

Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon menegaskan terdapat lebih dari 1.000 warga yang ingin segera dievakuasi dari kampung sekitar Kota Tembagapura yang kini dalam kendali kelompok kriminal bersenjata/KKB.

"Data kita jumlahnya sekitar 1.000 orang, baik warga Papua maupun non-Papua," kata Victor Mackbon di Timika, Rabu, 8 November 2017.

Menurut dia, seribuan warga itu kini terjebak di sejumlah perkampungan sekitar Tembagapura, seperti Utikini Lama, Kimbeli, Waa-Banti, Opitawak hingga Aroanop.

Selain masyarakat biasa yang bermukim di kampung-kampung itu, tidak sedikit dari mereka merupakan pendulang emas tradisional yang selama ini mengais rezeki dengan membangun gubuk-gubuk darurat di sepanjang bantaran Kali Kabur (Sungai Aijkwa) yang mengaliri material tailing atau sisa pasir tambang PT Freeport Indonesia ke wilayah dataran rendah Mimika.

Ada pula yang berprofesi sebagai pedagang barang kebutuhan pokok. Mereka membangun kios-kios dagangan mulai dari Kampung Banti (dekat bekas Kantor Pos Polisi) hingga Kimbeli.

AKBP Victor menampik jika warga, khususnya warga non-Papua yang berprofesi sebagai pendulang maupun pedagang tersebut dijadikan "sandera hidup" oleh KKB untuk melawan aparat.

"Kalau dikatakan disandera tidak juga. Yang jelas mereka tidak diperbolehkan melintas ke Tembagapura. Para pendulang tetap beraktivitas seperti di area Longsoran, Batu Besar, dan Kimbeli. Cuma pergerakan mereka memang dibatasi oleh KKB. Bisa saja mereka mengalami intimidasi," kata Victor.

3 dari 3 halaman

Rencana Evakuasi

Aparat keamanan bersama Pemkab Mimika berencana mengevakuasi ribuan warga dari perkampungan sekitar Tembagapura itu ke Kota Timika untuk memudahkan pengejaran KKB yang terus melakukan serangkaian aksi teror penembakan di sekitar Tembagapura dalam beberapa pekan terakhir.

Beberapa tempat telah disiapkan di Kota Timika guna menampung warga yang nantinya dievakuasi dari Tembagapura, seperti Graha Eme Neme Yauware, Gedung Tongkonan dan Sekretariat Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu (KKJB) di Jalan Budi Utomo Ujung.

"Ada beberapa tempat yang sudah kita siapkan sebagai alternatif untuk menampung warga yang akan dievakuasi dari Tembagapura. Kami harapkan semua pihak baik TNI-Polri maupun Pemda harus berperan untuk hadir di tengah masyarakat agar permasalahan ini segera bisa teratasi," kata Victor.

Pada Senin (6/11), Kapolda Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar bersama Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit melepas ratusan personel Brimob dan TNI yang bertugas menumpas KKB di wilayah Tembagapura.

Pasukan yang tergabung dalam Satgas Operasi Terpadu Penanggulangan KKB Papua`itu berkekuatan empat satuan setingkat kompi (SSK), terdiri atas satu SSK Brimob Kelapa Dua Bogor berkekuatan 100 orang ditambah tiga SSK personel TNI. Mereka akan bergabung dengan pasukan TNI/Polri lainnya yang terlebih dahulu berada di Tembagapura.