Sukses

Ayo Gajah Dita, Kembali Ceria!

Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau berupaya agar gajah Dita bisa ceria kembali.

Liputan6.com, Riau - Sudah beberapa pekan Dita tak bisa berjalan dengan normal. Penyakit di kaki akibat luka yang membusuk membuatnya kesusahan dan tak bisa lagi menjelajah Suaka Margasatwa (SM) Balai Raja, Provinsi Riau. Tim pun diturunkan untuk menembakkan bius kepadanya dengan tujuan pengobatan.

Dita, adalah seekor gajah betina dewasa liar yang kakinya terinfeksi. Dia berubah murung, tak lagi ceria karena menahan rasa sakit akibat digerogoti luka yang belum diketahui sebabnya.

Menurut Kepala Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Dian Indriarti, pengobatan dilakukan oleh tim yang terdiri dari WWF, Vesswic, Yayasan Tesso Nilo, RSF dan Hipam ‎pada Rabu, 8 November 2017.

"Ini merupakan pengobatan kedua kali pada bulan ini bagi gajah betina liar yang diberi nama Dita ini," kata Dian, Kamis, 9 November 2017 malam.

Dian menyebutkan, Dita sudah beberapa kali diobati pada tahun ini. Luka pada telapak kaki depannya sulit disembuhkan ‎sehingga perlu pengobatan ekstra dan dipantau terus menerus agar tidak melebar.

Karena Dita tergolong liar dan bisa menyerang orang yang mendekatinya, petugas perlu menembaknya dengan bius. Dita yang tak sadarkan diri lebih mudah diobati.

"Barulah diobati luka pada kaki depan bagian kiri itu oleh petugas kesehatan," ucap Dian.

‎Usai diobati itu, kondisi Dita dinyatakan semakin baik. Petugas tak lupa memberinya multivitamin penambah darah dan penguat otot supaya kuat berjalan. Tak lupa sampel darah Dita diambil untuk diperiksa di laboratorium.

"Darah diperlukan untuk general check up agar dapat diketahui kondisi Dita secara menyeluruh," terang Dian.

Sembari menunggu hasil laboratorium keluar, petugas terus memantau keberadaan Dita dalam kawanan gajah liar. Petugas tak ingin kehilangan Dita yang masih memerlukan pengobatan lanjutan.

"Semoga Dita segera pulih dan dapat ceria kembali berkumpul dengan kelompoknya di hutan Talang SM Balai Raja," imbuh Dian.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Ada Lagi Gajah Mati di Aceh

Sebelumnya, kasus kematian gajah kembali terjadi di Provinsi Aceh. Seekor gajah Sumatera ditemukan mati di kebun warga di Gampong Lhok Glumpang, Kecamatan Setia Baksi, Kabupaten Aceh Jaya.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan, bangkai gajah tersebut ditemukan sudah dalam keadaan rusak. Bangkai gajah ditemukan warga dan dilaporkan pada Kamis pagi, 2 November 2017.

"Siangnya, tim BKSDA, personel polsek, dan Koramil serta CRU Sampoinet, berangkat menuju lokasi temuan gajah mati," ucap Sapto, di Banda Aceh, Jumat (3/11/2017), dilansir Antara.

Berdasarkan hasil pemeriksa lapangan, menurut dia, gajah tersebut berjenis kelamin betina. Usia diperkirakan 10 tahun. Perkiraan kematian berkisar tiga hingga empat minggu sebelum bangkai gajah ditemukan.

Sapto Aji menyebutkan, di bangkai gajah ditemukan satu caling sepanjang 29 centimeter, diameter pangkal caling 3,5 centimeter dengan ujungnya dua centimeter.

"Kondisi bangkai gajah saat ditemukan sangat memprihatinkan. Tidak ditemukan sisa kotoran gajah yang bisa dianalisis. Di sekitar temuan bangkai, tidak ditemukan sisa racun, pupuk, dan lainnya," kata dia.

Sapto menambahkan, lokasi temuan bangkai gajah adalah datar dan berumput. Ada kemungkinan besar, kematian gajah karena sebab tidak wajar.

Tim BKSDA pun melakukan visum guna memastikan penyebab kematian gajah Sumatera tersebut. "Kami juga membuat laporan kepolisian ke Polsek Setia Bakti, Aceh Jaya, untuk pengusutan lebih lanjut," Sapto Aji Prabowo memungkasi.