Sukses

Perjalanan Pagi 2 Orangutan dari Thailand Pulang ke Hutan

Dua orangutan dari Thailand bernama Nanga dan Sukamara butuh waktu 11 tahun untuk bisa mandiri tinggal di hutan Kalimantan.

Liputan6.com, Palangka Raya - Yayasan BOS bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dan Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR) melepasliarkan dua orangutan yang direpatriasi dari Thailand ke habitatnya di hutan di TNBBBR di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.

Nanga dan Sukamara, dua orangutan yang direpatriasi dari Thailand pada 2006 lalu, menjalani proses rehabilitasi yang panjang di Pusat Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng (Nyaru Menteng) sebelum dilepaskan ke alam bebas.

Keduanya bersama 10 orangutan lain akan dilepasliarkan dalam kegiatan pelepasliaran orangutan Yayasan BOS yang ke-7 di kawasan TNBBBR. Pelepasliaran itu juga merupakan yang ke-19 kali dilakukan oleh Yayasan BOS bekerja sama dengan BKSDA Kalimantan Tengah sejak 2012.

Ke-12 orangutan dibawa dalam dua kali pemberangkatan melalui perjalanan darat dan sungai selama kurang lebih 10-12 jam dari Nyaru Menteng ke titik-titik yang telah ditentukan di TNBBBR. Kelompok pertama berangkat pada 9 November 2017, sedangkan pemberangkatan kedua pada 11 November 2017.

Pelepasliaran orangutan yang ke-19 ini menambah populasi orangutan eks-rehabilitasi di TNBBBR menjadi 71 individu. Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS mengatakan dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Kamis, 9 November 2017, mengatakan proses rehabilitasi orangutan bukanlah hal yang bisa selesai dalam waktu singkat.

"Tidak hanya waktu, proses ini juga butuh dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu, kegiatan rehabilitasi sebagai bagian dari konservasi, butuh kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan. Kami tidak bisa mengerjakannya sendirian," kata Jamartin.

Jamartin mengingatkan bahwa orangutan adalah satu-satunya kera besar yang hidup di Asia, sekaligus kerabat terdekat manusia. Sebagai spesies yang dilindungi undang-undang, orangutan berperan penting dalam regenerasi hutan.

Di sisi lain, setiap manusia juga wajib menjaga hutan sebagai habitat alami para orangutan. Dengan hutan yang lestari dan terlindungi, kualitas hidup manusia sendiri juga akan terjaga.

"Mari kita bersama-sama juga menjaga hutan yang masih tersisa bagi orangutan, karena hutan yang lestari dan terlindungi merupakan faktor penting bagi kualitas hidup manusia," kata Jamartin.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kado Hari Cinta Puspa

Sementara itu, Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah, Adib Gunawan mengatakan, pelepasliaran orangutan itu adalah suatu momen penting karena bertepatan dengan diperingatinya Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) pada 5 November 2017.

Pada 24 tahun yang lalu, pemerintah menetapkan tanggal tersebut karena keprihatinan yang besar terhadap keberadaan puspa dan satwa yang ada di Indonesia. Pemerintah terus berupaya menyelamatkan, melindungi, dan merawat puspa dan satwa Indonesia, termasuk orangutan di Kalimantan dan Sumatera.

"Kami di BKSDA Kalimantan Tengah sebagai perpanjangan tangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia di level provinsi selalu berupaya aktif menindaklanjuti berbagai laporan terkait orangutan dengan melakukan penyelamatan, rescue, patroli, dan berbagai kegiatan yang dibutuhkan untuk menjaga," kata Adib.

Pada 13-14 November 2017, pihaknya berencana mengadakan Regional Meeting Kalimantan Tengah Tahun 2017 yang akan dihadiri oleh seluruh pemangku kepentingan, baik itu dari pemerintah, NGO, dan pihak swasta. Lewat acara itu diharapkan tercetus ide, inisiatif, serta terobosan baru bagi upaya konservasi orangutan di Kalimantan Tengah.

Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR) Wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, Heru Raharjo juga mengatakan, sejak tahun lalu, TNBBBR telah menampung 71 orangutan rehabilitasi dari Yayasan BOS di Nyaru Menteng hingga hari ini.

"Semakin banyak orangutan bisa hidup bebas di habitat alami mereka, semakin baik," ujarnya.

Untuk menjamin para orangutan ini bisa hidup aman dan layak di hutan, pihaknya bersama tim dari Yayasan BOS menggelar patroli rutin.

"Kami pastikan tidak ada pemburu atau oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab mengeksploitasi sumber daya alam di kawasan ini, dan membahayakan kehidupan orangutan beserta satwa liar lain di dalamnya," tuturnya.

Â