Sukses

Puting Beliung Mengamuk, 107 Rumah di Indramayu Rusak

Genteng-genteng rumah warga berjatuhan saat puting beliung mengamuk di Indramayu.

Liputan6.com, Indramayu - Hujan deras disertai angin angin puting beliung merusak ratusan rumah yang ada di Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada Minggu sore, 12 November 2017.

Berdasarkan data yang didapat BPBD Kabupaten Indramayu, tercatat sebanyak 27 rumah mengalami rusak berat dan 80 unit rumah mengalami rusak ringan.

"Pohon tumbang dan jaringan listrik terputus," kata Kepala Seksi Rehabilitasi BPBD Kabupaten Indramayu, Saptaji Aminuddin, Senin (13/11/2017).

Sebelum kejadian, hujan deras mengguyur pemukiman di Desa Mekarjati, Kecamatan Haurgeulis, Kabupaten Indramayu, sekitar pukul 15.00 WIB. Sekitar pukul 16.00 WIB, angin puting beliung datang menerjang pemukiman warga.

Angin puting beliung yang mengamuk membuat genteng-genteng rumah warga berjatuhan. Beruntung, warga sempat menyelamatkan diri saat peristiwa itu terjadi.

Saptaji juga mengatakan selain merusak ratusan rumah, angin puting beliung menumbangkan pohon dan mengakibatkan jaringan listrik padam di Blok Cipedang.

"Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa dan hanya kerusakan fisik rumah saja," ujar dia.

Sementara itu, Kasubag Humas Polres Indramayu AKP Heriyadi mengatakan saat puting beliung terjadi, warga setempat sudah diamankan ke tempat pengungsian.

"Ini juga sedang mendata ulang dan warga yang rumahnya rusak langsung ke lokasi melihat kondisi terbaru rumahnya," ujar dia.

Dia menyebutkan, data kerusakan rumah versi polisi adalah untuk kerusakan ringan 50 rumah, kerusakan sedang 35 rumah, dan kerusakan berat 22 rumah.

"Kalau dari catatan kami, ada 127 rumah rusak akibat puting beliung," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Bangunan SMP Ambruk

Di tempat berbeda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Jawa Barat, mendapat laporan bangunan milik SMP 3 Sukaresmi, ambruk akibat pergerakan tanah. Akibatnya, proses belajar mengajar terpaksa dipindahkan.

Kepala BPBD Cianjur, Ahmad Rivai mengatakan, pihaknya telah menyurvei lokasi bencana. Tercatat, tiga bangunan milik SMP Negeri 3 Sukaresmi yang terdiri dari ruang guru dan dua bangunan ruang kelas, rusak.

Dia menjelaskan pergerakan tanah kembali terjadi di Kampung Cipari, Desa Rawabelut, Kecamatan Sukaresmi, yang selama ini dikenal wilayah langanan pergerakan tanah. Berdasar informasi warga, sebelum pergerakan tanah terjadi diawali dengan hujan deras sejak siang hingga malam hari.

"Kami bersama tim melakukan asesment dan melihat langsung daerah yang tertimpa bencana pergerakan tanah tersebut. Untuk sementara kegiatan belajar mengajar akan dialihkan ke Sekolah Dasar (SD) Negeri Chandra Kusumah yang lebih aman," katanya, Senin (13/11/2017), dilansir Antara.

Pihaknya mengimbau warga yang tinggal di wilayah rawan pergerakan tanah waspada dan segera mengungsi jika pergerakan tanah susulan terjadi dan terus meluas karena curah hujan yang terjadi di Cianjur masih tinggi.

"Untuk kemarin dua kali pergerakan tanah yang terjadi malam dan menjelang tengah malam. Warga diminta waspada dengan berbagai potensi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi," katanya.

Pihaknya mengimbau relawan bersiaga 24 jam di lokasi rawan pergerakan tanah tersebut. Meskipun masih jauh dari perkampungan warga, relawan diminta melaporkan setiap kejadian dan mengimbau warga untuk mengungsi guna menghindari korban jiwa ketika pergerakan tanah meluas.