Sukses

Banjir Terjang 3 Kabupaten di Kalteng

Ada seratus lebih kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir di tiga kabupaten di Kalimantan Tengah.

Liputan6.com, Palangka Raya - Luapan sejumlah daerah aliran sungai (DAS) menyebabkan tiga kabupaten di Kalimantan Tengah (Kalteng), yakni Gunung Mas, Barito Selatan dan Barito Utara, diterjang banjir. Luapan air sungai yang terjadi sejak Minggu, 12 November 2017, mengakibatkan ratusan rumah warga terendam air dengan ketinggian antara 30 centimeter hingga semeter.

Merujuk data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng akibat luapan Sungai Rungan di Kabupaten Gunung Mas, mengakibatkan setidaknya ada tiga desa di dua kecamatan yang direndam banjir, yakni Desa Tumbang Langgah dan Tumbang Kuayan di Kecamatan Rungan Barat dan Desa Tumbang Malahoi di Kecamatan Rungan.

Menurut Pelaksana Tugas Kepala BPBPK Kalteng, Darliansyah, Senin, 13 November 2017, ada seratus lebih kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir. Rincinya, sebanyak 77 KK di Desa Tumbang Langgah dan 78 KK di Desa tumbang Kuayan.

"Terbanyak di Desa Tumbang Malahoi, Kecamatan Rungan Barat, 114 KK dengan jumlah jiwa mencapai 497 jiwa," ucap dia, Selasa (14/11/2017).

Sementara di Kabupaten Barito Selatan, luapan Sungai Barito sudah mulai menggenangi akses jalan beberapa desa. Genangan terlihat di Kecamatan Dusun Utara, Kecamatan Baruang dan Kecamatan Gunung Bintang Awal.

Sejumlah rumah di dua kecamatan yang berada di bantaran Sungai Barito ini terendam air dengan ketinggian sekitar 30 cm. Luapan sungai tersebut juga mengakibatkan banyak rumah di Kecamatan Teweh Tengah, Kecamatan Barito Utara, terendam banjir dengan ketinggian mencapai 30 cm.

Namun, menurut Darliansyah, banjir yang terjadi di tiga kabupaten ini tidak menimbulkan korban jiwa.

"Upaya yang kami untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir antara lain dengan melakukan pengumpulan data dan informasi dari para kepala desa setempat," ujarnya.

Selain itu, imbuh Darliansyah, BPBPK Kalteng juga selalu berkoordinasi dengan pihak kabupaten untuk menangani para korban banjir.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

TNI AU Tangani Banjir di Bandara Supadio

Sementara di Kalimantan Barat, ratusan personel Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) Supadio, turut berperan menangani banjir yang terjadi di runway atau landasan pacu Bandara Supadio. Landas pacu di sana dipergunakan bersama kedua instansi negara ini.

"Kami turut berperan menangani bencana alam, berupa banjir rob di landas pacu Bandara Supadio," ucap Komandan Lanud Supadio, Marsekal Pertama TNI Minggit Tribowo, di Sungai Raya, Kalimantan Barat, Selasa (14/11/2017), dilansir Antara.

TNI AU pun bertekad mengerahkan kekuatan maksimal dalam upaya mendukung instansi terkait. Bahkan, upaya pencegahan banjir sudah digelar sejak dua hari terakhir. Upaya ini dikoordinasikan Kepala Seksi Fasilitas dan Instalasi Pangkalan Udara TNI AU Supadio, Letnan Kolonel Khusus Andi Wijaya.

"Upaya yang dilakukan para prajurit membuat bantalan penahan air di sepanjang landas pacu. Bantalan ini terbuat dari pasir yang dimasukkan ke karung-karung," tuturnya.

Menurut Tribowo, pemasangan tanggul pasir di kedua sisi landas pacu merupakan upaya jangka pendek. Tujuannya, agar aktivitas penerbangan di Bandara Supadio, terutama penerbangan sipil bisa beroperasi.

"Dengan tanggul penahan air ini, maka sejak pagi, penerbangan sipil di Bandara Supadio, bisa kembali normal," katanya.

Ia menyarankan, nantinya, harus ada perbaikan saluran primer pada Parit Keramat, Parit Jepang, dan Parit Gertak Kuning. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi lagi luapan air dari drainase.

Lahan bandara dan pangkalan udara TNI AU itu berada merupakan tanah aluvial yang umum dikatakan sebagai tanah gambut yang sangat menyerap air.

Selain membuat tanggul penahan air di kedua sisi landas pacu dengan azimuth 33-030, personel Pangkalan TNI AU Supadio juga ikut menyedot air. Kemudian pembersihan gulma di saluran utama, normalisasi saluran primer dan revitalisasi saluran sekitar runway.

"Penyedotan memakai 13 selang dan pompa. Hasilnya, sejak pagi ada penurunan muka air yang berkisar 3-5 cm. Untuk itu, kita terus memantau perkembangannya," katanya.

Adapun sejak Minggu, 12 November 2017, pengelola Bandara Internasional Supadio menutup semua penerbangan dari dan menuju ke Pontianak. Hal ini disebabkan landasan pacu tergenang air sepanjang ratusan meter, sehingga 90 jadwal penerbangan pada hari itu dibatalkan.

3 dari 3 halaman

Banjir Kepung Sejumlah Daerah di Indonesia

Hujan deras yang melanda beberapa wilayah telah menyebabkan banjir yang merendam permukiman. Bencana banjir tercatat di Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Asahan, Kabupaten Bandung, Kabupaten Balangan, Kota Medan, dan Kabupaten Pelalawan.

Meningkatnya curah hujan telah menyebabkan debit sungai meluap. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, rusaknya Daerah Aliran Sungai (DAS) meningkatkan jumlah daerah yang rentan bencana banjir. Bahkan, banjir dapat terjadi berulang kali dalam satu tahun.

Misal, banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang, Kabupaten Bandung dapat terjadi lebih dari 15 kali dalam satu tahun. Begitu juga di Kabupaten Asahan, banjir dapat terjadi lima kali dalam setahun.

"Ini terjadi karena makin rentannya daerah tersebut akibat kerusakan daerah aliran sungai di bagian hulu, tengah dan hilir. Akibatnya permukiman makin sensitif terjadi bencana," kata Sutopo, Rabu, 8 November 2017.

Sutopo menyebutkan, pada Rabu sekitar pukul 02.00 WIB, banjir melanda delapan desa di Kecamatan Suro, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh. Banjir terjadi setelah kawasan itu diguyur hujan deras dalam beberapa hari terakhir. Ketinggian air akibat banjir bandang mencapai dua meter, tepatnya di Desa Bulusema, Kecamatan Suro, Aceh Singkil.

"Jalan nasional penghubung Aceh Singkil dan Subulussalam tidak bisa dilalui kendaraan," sebutnya.

Sutopo menerangkan, kedelapan desa yang terkena banjir itu antara lain Desa Ujung Limus, Silatong, Tanjung Mas, Cububukan, Serasah, Lae Riman, Lipat Kajang, dan Kain Golong. Sebanyak 1.738 jiwa terdampak banjir bandang. BPBD Aceh Singkil bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI dan relawan melakukan evakuasi warga. Dapur umum telah didirikan.

"Terputusnya akses jalan menyebabkan antrean kendaraan dari arah Singkil-Subulussalam dan sebaliknya mengular. Polisi dan TNI berjaga-jaga di lokasi banjir," dia menerangkan.

Selain itu, banjir juga melanda tiga kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yaitu Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang pada Selasa, 7 November 2017, pukul 19.00 WIB.

Hujan lebat menyebabkan Sungai Cisangkuy, Sungai Cikapundung, dan Sungai Citarum meluap sehingga menggenangi 1.058 rumah dengan tinggi banjir 10-150 centimeter. "Tidak ada korban jiwa. Masyarakat sudah terbiasa mengalami banjir. Setiap tahun daerah ini terlanda banjir sejak lama," ucap Sutopo.