Sukses

Wajah Merona Puluhan Pasien Korban Pasung Saat Diajak Senam

Senam Cerdik yang digagas Azwar Anas itu diikuti puluhan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang pernah dipasung.

Liputan6.com, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten Bebas Pasung, Senin, 13 November 2017. Deklarasi yang bertepatan dengan Upacara Peringatan ke-53 Hari Kesehatan Nasional (HKN) ini, Banyuwangi menyatakan siap melakukan langkah-langkah komprehensif untuk menangani orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

Berbagai elemen yang terdiri dari tenaga kesehatan, Dinas Sosial, Satpol PP, dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bersama-sama menandatangani deklarasi tersebut di halaman Kantor Pemkab Banyuwangi.

Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko yang bertindak sebagai pembina upacara mengatakan, momen ini sangat penting, mengingat penanganan ODGJ sangat sulit. Banyak kendala yang dihadapi, mulai dari pasien sendiri, keluarga, hingga stigma lingkungan. 

"Tahun 2016 lalu masih ada 92 kasus pemasungan. Namun, hingga per 5 Oktober 2017 seluruh kasus tersebut berhasil dituntaskan," tutur Yusuf.

Menurut Yusuf, selain pengobatan, para petugas kesehatan juga mulai melakukan upaya pemulihan yang melibatkan berbagai pihak. 

"Ini perlu, karena selain membutuhkan pertolongan medis, pasien sering kali menghadapi tantangan sosial di masyarakat. Maka diperlukan langkah lanjut setelah menjalani serangkaian pengobatan agar minimal bisa mandiri dan diterima masyarakat lagi," ucap Yusuf.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr Widji Lestariono menambahkan, salah satu program yang telah dijalankan pemkab adalah Poli Kembali Sehat (Poli Kesat). Puskesmas menyelenggarakan terapi kerja bagi ODGJ, mereka dilatih berbagai keterampilan menyesuaikan minat dan kemampuan mereka.

"Saat ini ada tiga puskesmas yang menyelenggarakan program ini," katanya.

Selain juga ada program Usaha Asuh, pengusaha di sekitar wilayah puskesmas diajak bekerja sama untuk menampung ODGJ yang sudah pulih untuk bisa bekerja di tempat mereka.

"Sudah ada beberapa ODGJ yang berhasil kembali ke masyarakat setelah rutin pengobatan. Ada ODGJ di Kecamatan Kabat yang bekerja sebagai tukang parkir puskesmas. Bahkan, dia kini belajar di pondok pesantren," kata dokter Rio, panggilan akrabnya.

Peringatan tersebut juga dimeriahkan Senam Cerdik yang diikuti 69 ODGJ. Di antara mereka ada mantan pasien yang pernah dipasung keluarganya. Selain Wabup Yusuf, turut dalam senam tersebut Ketua TP PKK Banyuwangi, Azwar Anas.

Saksikan video pilihan berikut:

 

2 dari 2 halaman

Pasien ODGJ Diajak Senam

Bersama-sama mereka dengan semangat menggerakkan badan dan melompat-lompat mengikuti irama lagu. Senyuman mereka terus mengembang sambil sesekali tertawa saat gerakan yang dilakukan cukup sulit, meski sesekali terlihat tatapan kosong mereka.

Seperti yang terpancar dari roman wajah Echa Ika Dina (15), salah satu peserta senam ODGJ. Remaja asal Kecamatan Wongsorejo ini begitu berseri mengikuti gerakan senam. Bahkan usai senam, dengan semringah dia menghampiri dan menyapa Ibu Dani dengan ramah.

Dituturkan keluarganya, Echa mengalami depresi setelah kehilangan sosok ibunya. "Akhirnya, dia saya ajak tinggal bersama saya di Srono dan rutin berobat di Puskesmas Srono," tuturnya.

Setelah rutin terapi, sekarang Echa mulai bisa berinteraksi dengan keponakannya. Sementara untuk pelajaran sekolah, Echa yang memang cerdas, tidak mengalami masalah.

Â