Sukses

Warga Terbahak-bahak Lihat Pelebaran Jalan Hanya Pakai Molen Kuno

Beberapa warga di permukiman langsung tertawa terbahak-bahak begitu melihat pekerjaan pelebaran jalan provinsi hanya menggunakan molen kuno.

Liputan6.com, Toraja - Beberapa warga di permukiman langsung tertawa terbahak-bahak begitu melihat pekerjaan pelebaran jalan provinsi di poros Rantepao-Tikala, Toraja Utara (Torut), hanya menggunakan mesin molen kuno.

Pelebaran jalan itu diketahui menggunakan dana alokasi khusus (DAK) Toraja Utara tahun 2017 senilai Rp 3,4 miliar. Pelaksana pekerjaannya, PT Cendrawasih Persada Raya, perusahaan asal Provinsi Papua.

"Kami ketawa karena pakai molen kuno. Padahal, setahu kami yang namanya pekerjaan jalan atau pelebaran sekarang ini selalu pakai molen mobil. Selain kualitas tidak diragukan, tentu cepat selesainya," kata Hamzah, salah seorang warga setempat, menceritakan sistem pekerjaan pelebaran jalan provinsi tersebut, Kamis, 16 November 2017.

Menurut dia, jika ingin mendapat untung banyak dari pengerjaan jalan tersebut, tak begitu caranya. Namun kata dia, sekalian tidak usah menggunakan mesin molen, tapi langsung saja mencampur semen pakai sekop manual. 

"Ha-ha-ha... itu kan lebih banyak untung lagi. Ada ada saja ya modus jalan pintas dapat untung besar," tuturnya sembari kembali tertawa terbahak-bahak.

Dihubungi secara terpisah, staf riset Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi, Anggareksa Permahanda, mengatakan sejak awal pihaknya memang mencurigai ketidakberesan dalam pekerjaan pelebaran jalan provinsi tersebut. Salah satunya seperti yang dijadikan bahan lelucon oleh warga setempat.

"Saya kira lelucon itu pantas. Warga biasa saja tahu. Kan, ada persyaratan yang wajib dipenuhi oleh perusahaan sebelum menerima lelang pekerjaan. Salah satunya mampu mengadakan molen yang berkualitas. Saya kira kalau yang ini patut dicurigai hingga lolos dapat pekerjaan," jelas Angga kepada Liputan6.com.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Kejaksaan Diminta Menyelidiki

Kata dia, Kejaksaan Negeri (Kejari) Toraja Utara (Torut), Sulsel, harus segera mengusut kasus ini. Karena dari fakta lapangan yang ada, jelas terjadi banyak kesalahan, di antaranya kesalahan bestek.

Selain itu, ujar Angga, dalam pelaksanaan pekerjaan juga diduga kuat terjadi sunat anggaran melalui pengurangan volume pengerjaan seperti yang terjadi di lapangan.

"Perbaikan jalan itu kan menggunakan campuran semen. Tapi kedalamannya tidak rata, sehingga kuat diduga terjadi pengurangan volume pengerjaan," kata Angga.

Pengurangan volume pengerjaan, ucap dia, jelas akan mempengaruhi pengeluaran biaya. Dengan demikian, perusahaan rekanan bisa dapat untung banyak, tapi dengan mengabaikan kualitas pengerjaan.

"Ini jelas merugikan masyarakat sekaligus keuangan negara, sehingga kami desak Kejari Torut segera turun tangan," ia menegaskan sembari memperlihatkan foto-foto hasil pekerjaan pelebaran jalan yang dimaksud. 

Kepala Cabang Kejaksaan Negeri Toraja Utara, Yoga Pradila Sanjaya, mengakui pihaknya telah menerima laporan pengaduan terkait pekerjaan pelebaran jalan yang terkesan asal-asalan tersebut.

"Tim sudah turun pulbaket disertai proses penyelidikan. Beberapa hari ini tim terus berpatroli mengambil data sampel hasil pekerjaan di lapangan. Saya janji ini jadi atensi," ucapnya.

Â