Sukses

Ganjaran bagi 4 Siswa SMK Pembuat Video Mesum Saat Praktikum

Video mesum yang dibuat saat praktikum itu berdurasi 10 detik. Korbannya adalah siswi SMK yang tak lain teman sekelas para pelaku.

Tabanan - Empat siswa di sebuah SMK di Tabanan membuat video mesum saat praktikum laundry. Video berdurasi sekitar 10 detik itu membuat korbannya yang juga teman sekelasnya terguncang karena video itu viral di dunia maya. Kini, empat siswa SMK yang terlibat diberhentikan dari sekolah.

Pihak sekolah mengambil langkah tegas untuk memberikan efek jera kepada para siswanya yang ada dalam video berkonten pronografi yang viral di media sosial sejak Rabu, 15 November 2017. Empat orang siswa langsung dikembalikan kepada orangtuanya untuk dibina.

Informasi itu dibenarkan I Made Arimbawa, kepala sekolah salah satu SMK di Tabanan, didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Manajemen Mutu I Gede Putu Adi Putra dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan I Nyoman Budiartana, Kamis, 16 November 2017.

Ia menjelaskan bahwa pasca-viralnya video mesum itu, pihaknya langsung memanggil siswa yang ada dalam video tersebut beserta korban. "Kita tanya kepada mereka dan hal itu murni karena keisengan mereka semata. Tidak ada perencanaan sebelumnya," ujarnya.

Keempat siswa yang dipanggil adalah siswa berinisial PU dari Kediri, RI dari Kerambitan, DE dari Tabanan, dan RA dari Marga. Keempatnya masih duduk di kelas XI Jurusan Akomodasi.

Dalam kasus video mesum itu, ada yang berperan memegang payudara dan tangan korban ADr. Ada pula yang merekam kejadian tersebut dan meminta video rekaman kejadian tersebut untuk disimpan di ponselnya.

Menurut keterangan keempat siswa ini, peristiwa itu berlangsung saat keempat pelaku bersama korban yang berada dalam satu kelas mengikuti praktikum laundry.

Karena air macet, guru yang mengajar praktikum tersebut keluar kelas sebentar untuk mengecek kondisi air. Saat itulah muncul ide spontan untuk membuat rekaman video mesum.

"Sayangnya, siswa yang menyimpan video ini tidak merasa menyebarkan video tersebut. Karena menurut mereka, HP mereka sedang habis paket internetnya. Tetapi memang sempat menggunakan sambungan wifi dan saat pulang sekolah HP-nya dipinjam oleh teman-temannya di rumah," kata Arimbawa.

Baca berita menarik dari JawaPos.com lainnya di sini

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

 

 

2 dari 3 halaman

Masih Peroleh Rapor

Atas hal tersebut, Kamis pagi, 16 November 2017, pihak sekolah lalu memanggil orangtua keempat siswa itu untuk menjelaskan peristiwa tersebut. Pihak sekolah juga menjatuhkan sanksi pemberhentian dari sekolah sesuai dengan peraturan kesiswaan yang berlaku, sekaligus untuk memberikan efek jera.

Namun, keempat siswa itu saat ini masih menjalani masa skorsing. Mereka juga masih bisa mengikuti ulangan umum pada akhir bulan ini sampai mereka mendapatkan rapor.

"Setelah itu, mereka dipersilakan pindah ke sekolah lain dan kami juga akan sertakan surat rekomendasi. Karena, kami tetap tidak ingin merusak hak mereka untuk mendapatkan pendidikan," paparnya.

Pihak sekolah tidak menyangka jika keempat siswa itu bisa melakukan keisengan yang fatal seperti itu. Pasalnya, para siswa yang diberhentikan termasuk siswa berprestasi di bidang akademik maupun nonakademik.

Perihal kondisi korban, Wakil Kepala Sekolah Bidang Manajemen Mutu I Gede Putu Adi Putra mengatakan, saat ini masih dalam keadaan terguncang. Pihak sekolah masih terus mendampingi untuk mengembalikan kondisi psikologinya.

"Kami terus mendampingi korban agar segera pulih agar ke depannya juga memiliki keberanian untuk mengungkapkan apa yang dialaminya," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Setop Penyebaran Video

Pihak sekolah juga mengimbau agar video mesum yang sudah terlanjur tersebar agar tidak dibagikan lagi karena akan berdampak pada psikologis korban dan permasalahan ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

Ke depan, pihak sekolah akan meningkatkan pengawasan dan terus berkomunikasi intensif dengan siswanya agar menggunakan gawai untuk hal-hal positif.

"Atas kejadian ini, tentunya kami meminta maaf. Namun, kami akan meningkatkan pengawasan dan melakukan pencegahan agar ke depannya peristiwa seperti ini tidak terulang kembali," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan I Gede Susila mengaku sangat menyayangkan hal tersebut karena mencoreng dunia pendidikan Tabanan. Pihaknya akan berkoordinasi dengan UPT Pendidikan Provinsi Bali di Tabanan mengingat kewenangan SMA/SMK kini ada di Provinsi perihal kasus itu.

"Inilah pentingnya pendidikan karakter bagi siswa, kami sendiri sudah sering menekankan hal itu saat tatap muka ataupun rapat dengan UPT, kepala sekolah hingga guru, agar tidak sampai seperti ini jadinya," katanya.

Apakah pengawasan dari sekolah kurang? Susila mengatakan tidak. Menurutnya, pengawasan dari sekolah sudah cukup baik, hanya saja memang siswa yang awalnya berniat bercanda namun tidak tahu jika candaan tersebut akan menjadi hal fatal.

"Maka dari itu, ke depan, kita akan terus melakukan sosialisasi untuk melakukan pencegahan bagaimana mereka bisa mempergunakan gadget dan kemajuan teknologi dengan baik," ucapnya.

Â