Sukses

Cerita Horor Ojek Online, Alamat Pengiriman Ternyata Kuburan

Driver ojek online ini menerima orderan makanan mendekati tengah malam. Namun, alamat pengorder tidak ditemukan

Liputan6.com, Denpasar - Di berbagai belahan dunia, hantu merupakan mahluk yang paling populer diceritakan. Orangtua, remaja dan anak-anak begitu gemar mendengar cerita hantu. Entah di negara berkembang maupun negara maju, hantu masih dipercayai dengan berbagai macam bentuk.

Meski menakutkan, namun cerita mengenai hantu selalu menarik rasa penasaran kita. Entah bertalian atau tidak, namun seiring perkembangan zaman, berkembang pula cerita hantu yang terlibat aktif dalam kegiatan teknologi tingkat tinggi.

Salah satunya adalah cerita hantu memesan makanan melalui ojek online berbasis teknologi aplikasi smartphone. Entah para hantu itu beradaptasi dengan kemajuan teknologi dunia manusia atau lainnya, yang pasti cerita itu benar dan nyata adanya.

Seperti yang dialami oleh Gus Pur, driver ojek online ternama di Indonesia. Gus Pur beroperasi di Bali. Saban hari ia berkeliling Pulau Dewata menjajakan jasa ojek online.

Sudah ribuan orang dia antar dari satu lokasi ke tempat lainnya. Ia juga rajin menerima order makanan yang dipesan pelanggan melalui aplikasi online. Malam Jumat, seperti biasa Gus Pur mangkal di sekitaran Denpasar. 

Saat tengah asyik bercengkerama dengan rekannya sesama driver ojek online, tiba-tiba saja aplikasi di handphonenya menandakan adanya pesanan makanan. Secepat kilat ia sambar handphone miliknya. Sekali sentuh saja, order mie di sekitar bunderan Teuku Umar ia terima.

Satu jam lamanya ia antre untuk pesanan mie yang terkenal super pedas itu. Entah kebetulan atau tidak, nama restoran yang dipesan pelanggan menggunakan nama kuburan besar di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Setelah pesanan siap, ia lantas memacu sepeda motornya menuju alamat pemesan yang terletak di lantai tiga sebuah pertokoan nomor 217 di samping Terminal Tegal, Imam Bonjol, Denpasar. 

Gus Pur sama sekali tak curiga. Ia terus saja memperhatikan map di aplikasi telepon selularnya. Ia terperanjat ketika aplikasi mengarah masuk ke dalam kuburan Tegal yang terletak di samping terminal.

"Pesanannya diminta diantar ke ruko nomor 217 lantai 3 Terminal Tegal. Tapi arahnya map saya masuk ke dalam kuburan. Saya coba jalan lain, tapi arahnya juga tetap saja mengarah ke dalam kuburan," ujar Gus Pur kepada Liputan6.com, Minggu (19/11/2017).

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

 

 

2 dari 2 halaman

Nomor Kontak Mendadak Hilang

Kendati begitu, Gus Pur masih menepis kecurigaannya. Ia bertanya kepada masyarakat sekitar alamat ruko tersebut. “Warga sekitar mengatakan tak ada ruko berlantai tiga nomor 217. Saya juga tanya sama tukang bemo (angkot) dan taksi di sana, tidak ada katanya,” ucapnya.

Dia belum menyerah. Sekali lagi dia cari alamat tersebut. Hampir satu jam lebih ia kitari terminal dan kuburan Tegal. Jalan dari arah utara, selatan, barat dan timur sudah dicoba, tetap saja map mengarah masuk ke dalam kuburan.

Seketika bulu kuduknya berdiri. Ia langsung tancap gas meninggalkan lokasi. Apalagi setelah memesan, nomor telepon pelanggan hilang begitu saja.

"Waktu saya telepon pertama aktif, tapi tidak diangkat. Telepon kedua kali operator bilang nomor belum terdaftar. Saya akhirnya pulang. Saya baru sadar kalau di sana kuburan. Map saya selalu mengarah ke dalam kuburan," paparnya. 

Memang, di samping Terminal Tegal terdapat kompleks pekuburan. Jika malam hari, di sekitar lokasi cukup sepi. Lampu mercury beegitu redup menerangi jalan yang menghubungkan Imam Bonjol menuju Monang-Maning itu. 

Lantaran penasaran, esok paginya Gus Pur kembali ke lokasi. Ia menggunakan map sama seperti pemesanan malam itu. Benar saja, tak ada alamat dimaksud.

"Map saya hanya berhenti di pertigaan antara terminal dan kuburan. Di situ tidak ada ruko. Tapi malam itu map saya arahnya ke dalam kuburan. Alamat itu tidak ada ternyata. Tapi kenapa malam Jumat itu bisa terdeteksi GPS,” tuturnya. 

Sontak saja, cerita Gus Pur yang mendapat pesanan gaib menyebar cepat dari mulut ke mulut. Meski menyeramkan, warga penasaran bagaimana bisa hantu memesan makanan melalui aplikasi smartphone menggunakan teknologi tinggi.