Liputan6.com, Mojokerto – Sejak ditinggalkan ibu kandungnya di dalam kardus di toilet stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Desa Badung, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada Jumat dini hari, 17 November 2017, kondisi bayi perempuan itu sempat menurun. Tubuhnya menguning karena kekurangan cairan.
Bayi yang hari ini berusia enam hari bernama Aini Nur Azizah itu harus dirawat di ruang fotologi RSUD dr Soekandar Mojosari, Mojokerto, untuk mendapat perawatan intensif. Dokter melarang siapa pun untuk menjenguknya demi terhindar dari kontaminasi kuman dari luar.
"Perkembangan sampai hari ini kita lakukan fototerapi, karena memang kondisi bayinya kemarin kurang cairan. Kita kejar dengan cairan yang kuat," tutur Kepala Bidang Keperawatan RSUD dr Soekandar, Isbatuhul Khoirod, Sabtu, 18 November 2017.
Advertisement
Baca Juga
Upaya itu, lanjut Isba, akhirnya membuahkan hasil. Kondisi Aini kecil berangsur membaik, tubuhnya kembali kemerahan dan segar. Meski demikian, bayi cantik itu masih tetap harus dirawat di ruangan khusus tersebut sampai kondisinya benar-benar normal.
"Kemarin kan sempat berada di luar selama beberapa jam, saat di TKP itu. Jadi, kondisi tersebut sangat berpengaruh pada fisik bayi. Di sini, langsung kita kejar terus soal cairannya, untungnya dia (bayi Aini) minumnya kuat," katanya.
Sejak informasi penemuan bayi itu mencuat, pihak rumah sakit didatangi banyak orang yang bermaksud ingin mengadopsinya. Mereka bukan hanya dari dalam Mojokerto saja, melainkan juga dari berbagai kota di Jawa Timur, seperti Trenggalek dan Tulungagung.
Namun, Isba mengaku tidak berwenang menyerahkan Aini ke calon orangtua asuh yang datang. "Tugas kami hanya untuk merawat kondisi bayi sampai benar-benar normal, baru kemudian kami serahkan ke Dinas Sosial untuk soal hak asuhnya,” ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, pihak kepolisian masih berupaya menguak siapa orangtua yang meninggalkan bayi perempuan itu. Salah satunya dengan memeriksa rekaman kamera CCTV yang terpasang di SPBU.
Ternyata, kamera pemantau tersebut sudah tidak aktif selama beberapa hari lantaran terkena petir. "Namun, itu tidak masalah karena nanti kita akan cari barang bukti yang lain," ujar Kapolres Mojokerto, AKBP Leonardus Simarmata.
Saksikan video pilihan berikut:
Surat Wasiat Ibu
Sebelumnya, bayi Aini Nur Azizah ditinggalkan ibu kandungnya di sebuah toilet stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Jalan Raya Kedunglengkong, Desa Badung, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Bayi cantik itu ditemukan warga dengan masih memiliki tali pusar yang menempel di perut. Tubuhnya terbungkus selimut warna merah dan tertidur pulas di dalam kardus minuman.
"Bayi itu ditemukan oleh saudara Muhamad Azis Fikri (21), warga Dusun Tambaksari, Desa Kertosari, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto Sekira pukul 03.30 WIB, Jumat (17/11/2017)," tutur Kapolsek Dlanggu AKP Hery Siswanto, Sabtu pekan lalu.
Saat itu, kata Hery, yang bersangkutan dari Kota Mojokerto hendak pulang dan berniat akan buang air kecil di SPBU Dlanggu. Ia lalu menemukan sebuah kardus di dalam toilet.
"Bayi itu ditemukan oleh saudara Muhamad Azis Fikri (21), warga Dusun Tambaksari, Desa Kertosari, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto Sekira pukul 03.30 WIB, Jumat (17/11/2017)," tutur Kapolsek Dlanggu AKP Hery Siswanto.
Saat itu, kata Hery, yang bersangkutan dari Kota Mojokerto hendak pulang dan berniat akan buang air kecil di SPBU Dlanggu. Ia lalu menemukan sebuah kardus di dalam toilet.
Saat diperhatikan, ia melihat ada bayi perempuan di dalamnya. Selain bayi, ditemukan pula surat wasiat yang diduga ditulis ibu bayi itu. Dalam surat itu, pelaku menuliskan bahwa tindakannya dilakukan lantaran dirinya tidak memiliki biaya.
"Assalamualaikum. Maaf sebelumnya, saya nggak bisa merawat anak saya karena biaya. Bayi ini tidak ada yang menafkahi. Karena itu saya minta tolong pada anda (yang menemukan) untuk merawat & menjaganya. Anak ini saya beri nama AINI NUR AZIZAH. Terimakasih. Wassalam."
Setelah ditemukan, Azis tidak langsung lapor ke pihak kepolisian, melainkan bayi itu dibawa pulang olehnya. Namun, karena desakan orangtuanya, akhirnya Aini kecil diserahkan ke Polsek Dlanggu, hingga kemudian dirawat di RSUD dr Soekandar Mojosari, Mojokerto, untuk mendapat perawatan khusus meski kondisinya stabil.
"Karena ada beberapa kondisi tertentu yang harus diantisipatif. Mungkin karena faktor kedinginan, mungkin karena kontaminasi kuman selama dia sebelum ditemukan," kata dokter spesialis anak RSUD dr Soekandar Mojosari, Anggono Ratma Arfianto.
Dokter Anggono menambahkan, diperkirakan bayi malang itu masih berusia 3-4 hari karena saat ditemukan, tali pusarnya masih menempel. Dari hasil perawatan, Aini memiliki berat badan 2,8 kilogram dan tinggi sekitar 48-50 sentimeter.
Advertisement