Sukses

Sudahkah Kamu Menggoyangkan Angklung Hari Ini?

Tepat pada 16 November 2010 lalu, angklung diakui UNESCO sebagai salah satu warisan budaya tak benda yang berasal dari Jawa Barat.

Liputan6.com, Bandung - Sebanyak 6.000 pemain angklung warga Jawa Barat yang berasal dari lebih 150 sekolah taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi berkumpul di halaman Gedung Sate Bandung, Minggu, 19 November 2017. Mereka memainkan sejumlah lagu, mulai dari lagu daerah hingga lagu kekinian dengan apik.

Pesta angklung bertema "Karya Nyata Pemersatu Bangsa" diselenggarakan oleh Saung Angklung Udjo dan Keluarga Besar Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Hal itu untuk memperingati Hari Angklung Sedunia atau Angklung's Day 2017.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar atau Demiz mengatakan, Angklung's Day 2017 digelar untuk memperingati pengakuan angklung sebagai The Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.

Pengakuan terhadap alat musik khas Jawa Barat itu terjadi pada sidang ke-5 Inter-Governmental Committe Unesco di Nairobi, Kenya, 16 November 2010, pukul 16.20 waktu setempat. Dengan begitu, sudah tujuh tahun pengakuan warisan budaya tak benda diberikan UNESCO kepada angklung.

"Ini akan dicabut andai kata kegiatan angklung tidak tumbuh dan berkembang di masyarakat, karena itulah kita selalu reminding (ingatkan) dengan kegiatan Angklung's Day," kata dia, dilansir Antara.

Demiz menegaskan angklung perlu dilestarikan, dijaga, dipelihara, dan diregenerasikan ke seantero nusantara. Ia juga menyebutkan, pada era ekonomi kreatif saat ini, angklung bernilai jual sebagai seni pertunjukan dan dapat menjadi atraksi bernilai ekonomis yang dapat memajukan wisata nasional.

"Angklung juga jadi potensi besar pada era industri kreatif saat ini, yang bila dikembangkan akan bernilai ekonomi kalau dikemas dengan baik," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut:

 

2 dari 2 halaman

Simbol Persatuan

Dengan melibatkan para siswa sebagai peserta pada Angklung's Day kali ini, anak-anak muda diharapkan dapat mengenal dan mencintai budaya bangsa sejak dini. Dengan begitu, angklung tak hilang digerus zaman.

"Jadi bagaimana mendekatkan anak-anak tadi ada dari TK, SLB, SD, tsanawiyah, dan semua jenjang sekolah hingga perguruan tinggi, supaya mereka mengetahui dan mengenal budaya sendiri, yaitu angklung, jadi harus ditumbuhkan kebanggaan di jiwa generasi muda," katanya.

Angklung juga mengajarkan kesatuan dan kebersamaan. Seperti diketahui, kata Demiz, angklung akan meriah ketika dimainkan lebih dari satu orang, karena satu angklung memiliki satu nada.

Ketika konduktor memberi aba-aba untuk memainkan lagu tertentu secara bersama-sama, alunan musik angklung terdengar harmoni. Filosofinya, ketika sekolompok orang bersatu bersama-sama, akan tercapai cita-cita bersama yang diinginkan.

"Angklung sebagai instrumen musik legendaris di Indonesia bisa menjadi simbol persatuan dan kesatuan," katanya.