Sukses

Bisnis Mesum Kembali Menggeliat di Gunung Kemukus

Pengunjung Gunung Kemukus anjlok usai penertiban bisnis mesum di kawasan wisata spiritual.

Sragen - Meski sudah dinyatakan terlarang untuk layanan karaoke, warung mesum, dan pekerja seks komersial (PSK), bisnis mesum di kawasan Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah, belum benar-benar bersih. Karaoke dan warung mesum yang sempat disegel awal November lalu,  kembali nekat beroperasi. PSK kembali membanjiri warung dan karaoke liar di sana.

Terkait kebangkitan itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen bersama dinas terkait dikabarkan langsung menggelar rapat koordinasi untuk menindak kembali warung, karaoke, dan PSK yang bangkit itu, dua hari lalu. Informasi yang dihimpun Joglosemar, rapat digelar di Kantor Kecamatan Sumberlawang dengan dihadiri para pemimpin Satpol PP, Dinas Pariwisata, dan dinas terkait lainnya.

Terkait kebangkitan karaoke, warung mesum, dan PSK di Kemukus untuk kesekian kalinya itu, Kepala Dinas Satpol PP Sragen, Tasripin, mengatakan dalam waktu dekat, pihaknya bersama tim gabungan sudah menyiapkan strategi untuk menyikat habis semua karaoke, warung mesum hingga PSK yang masih nekat tersebut.

"Tunggu saja tanggal mainnya. Pokoknya kita sikat semua," tegasnya, Minggu 12 November 2017.

Kapolres Sragen, AKBP Arif BUdiman mengatakan persoalan penutupan dan pembersihan bisnis maksiat maupun PSK di objek wisata Gunung Kemukus adalah ranah Pemkab karena menyangkut penegakan peraturan daerah (perda). Namun, jika dimintai bantuan dan dilibatkan, kepolisian siap mem-backup kegiatan penertiban.

 

Simak berita menarik lain Joglosemar.co di sini. 

Saksikan video pilihan berikut ini: 

 

 

2 dari 2 halaman

Potret Kemukus Tanpa Bisnis Mesum

Langkah Pemkab Sragen untuk membersihkan PSK, warung mesum, dan karaoke di seputaran objek wisata Makam Pangeran Samudera di Gunung Kemukus, Pendem, Sumberlawang, berimbas buruk terhadap arus pengunjung.

Sejak sepekan terakhir operasi pembersihan PSK dan penutupan karaoke maupun warung mesum, kunjungan wisatawan dan peziarah di objek wisata religi itu langsung turun drastis.

Data yang tercatat di pengelola objek wisata Gunung Kemukus, arus kunjungan peziarah dan pengunjung terus anjlok hingga 50 persen dari sebelumnya. Fakta itu disampaikan Penanggung Jawab Objek (PJO) Gunung Kemukus, Marcellus Suparno, Jumat, 3 November 2017.

Operasi penertiban dan pembersihan PSK, warung mesum dan karaoke memang berpengaruh terhadap keramaian di Kemukus. Menurutnya, sejak PSK dibersihkan, karaoke dan warung mesum ditutup, arus pengunjung turun cukup signifikan.

Tak hanya pengunjung harian, pengunjung pada malam Jumat yang menjadi malam primadona bagi peziarah, juga turun drastis, Suparno menguraikan sejak penutupan warung mesum dan karaoke serta PSK, selama sepekan terakhir, jumlah pengunjung harian turun menjadi tinggal 20-25 orang per hari. Jumlah ini turun dari hari-hari sebelum pembersihan yang biasanya bisa mencapai 50-an pengunjung di hari biasa.

"Untuk malam Jumat kecil (di luar Jumat Pon dan Kliwon), juga berkurang. Kemarin yang ziarah pas malam jumat kecil hanya 30-an orang. Sebelumnya, bisa sampai 75 orang di malam Jumat kecil," ia menerangkan.

Adapun pada malam Jumat Kliwon dan Pon, terjadi pula penurunan pengunjung. Untuk malam Jumat kemarin pengunjung hanya 200-300 orang, sedangkan sebelumnya bisa mencapai 500-600 pengunjung pada jumat malam di dua pasaran itu.

"Penurunannya hampir separuh dari biasanya," tuturnya.

Penurunan pengunjung itu memang sedikit banyak terimbas dari hilangnya warung, karaoke, dan anak binaan (PSK). Meski demikian, menurutnya hal itu diyakini akan jauh lebih baik bagi prospek kedepan karena akan mengembalikan status obyek wisata Gunung Kemukus sebagai wisata religi.

Dia menegaskan pihaknya juga meyambut positif dan mendukung pembersihan PSK hingga karaoke tersebut. Menurutnya dengan sterilisasi itu setidaknya juga memperbaiki citra Kemukus sebagai destinasi wisata religi.

"Sebenarnya sudah dari dulu obyek wisata Makam Pangeran Samudera itu memang wisata religi. Tapi dengan pembersihan anak binaan dan karaoke itu setidaknya ke depan bisa lebih fokus untuk wisata religi," tandasnya.