Sukses

Jasad Balita Korban Tenggelam Hanyut Sejauh 115 Km

Pencarian balita korban tenggelam itu berlangsung selama lima hari di Sungai Barito, yang meliputi dua kabupaten di Kalimantan Tengah.

Liputan6.com, Muara Teweh - Pencarian bocah perempuan berumur tiga setengah tahun yang menjadi korban tenggelam di Sungai Barito, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, pada Sabtu, 18 November lalu, akhirnya membuahkan hasil.

Tetapi, bocah bernama Nur Afika, warga Kelurahan Jingah, Kecamatan Teweh Baru, itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Jasad balita tersebut mengapung sekitar 115 kilometer dari lokasi kejadian.

Jenazah korban ditemukan di kawasan Desa Tarusan, Kecamatan Dusun Utara, Kabupaten Barito Selatan. "Ditemukan pada hari kelima pencarian, subuh tadi sekitar pukul 05.00 WIB," ucap seorang warga Muara Teweh, Dayat Salikin, Rabu (22/11/2017), dilansir Antara.

Menurut Dayat, ia mendapat informasi dari kakaknya yang tinggal di Kelurahan Tumpung Laung, Kecamatan Montallat, Barito Utara yang merupakan kecamatan berbatasan dengan Kecamatan Dusun Utara, Barito Selatan. Sang kakak mengabarkan adanya penemuan jenazah oleh penduduk Desa Tarusan, mengapung di depan sebuah lanting (bangunan terapung) milik warga.

Pihak aparatur Desa Tarusan menyampaikan informasi terkait penemuan jenazah tersebut kepada kakaknya. Setelah mendapat kabar tersebut, Dayat langsung melaporkan kepada Polres Barito Utara dan Polsek Teweh Tengah untuk menjemput jenazah korban di Kelurahan Montallat.

Selanjutnya, jasad korban tenggelam itu dibawa ke Kelurahan Montallat. "Menggunakan ambulans melalui jalan darat ke Muara Teweh," kata Dayat yang juga merupakan seorang petugas kesehatan dari Puskesmas Bukit Sawit, Kecamatan Teweh Selatan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

2 dari 3 halaman

Balita Korban Tenggelam Dimakamkan

Usai penjemputan jasad korban, Kapolres Barito Utara, AKBP Tato Pamungkas Suyono melalui Kapolsek Teweh Tengah, AKP Guntur Tri Bawono, mengucapkan terima kasih kepada semua warga Barito Utara yang berada di daerah aliran Sungai Barito. Apalagi, pencarian korban berlangsung selama lima hari.

Mereka yang terlibat dalam pencarian dan evakuasi korban tenggelam terdiri dari komunitas Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), warga sekitar tempat tinggal korban, penduduk Desa Tarusan, dan personel Polres Barito Selatan serta Polsek Montallat.

"Alhamdulillah, meskipun telah ditemukan meninggal, kita patut bersyukur jasad korban masih bisa ditemukan," ujarnya.

Putri bungsu dari pasangan Susanti (35) dan Ginti (30) yang tinggal di lanting di sekitar Jembatan KH Hasan Basri itu kemudian dimakamkan oleh keluarga di belakang Langgar Darul Muttaqien di Kelurahan Jingah, Kecamatan Teweh Baru, pada Rabu siang tadi.

3 dari 3 halaman

Saat Banjir Hanyutkan Bayi 2 Bulan

Beberapa waktu lalu, bayi hanyut saat banjir menguras air mata satu keluarga di Garut, Jawa Barat. Ketika itu, air mata Gea (28) tak berhenti mengalir. Warga Desa Suka Galih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, itu mengingat putrinya yang masih berusia dua bulan yang hilang dihanyutkan banjir bandang Garut.

"Semuanya sedang tidur, tiba-tiba banjir langsung besar, hanyut," kata Gea di lokasi pengungsian, Jumat, 23/9/2016).

Tidak hanya bayi mungilnya, banjir bandang juga menghanyutkan istri, mertua lelaki dan perempuannya. Bahkan, anak perempuan satu-satunya dan bapak mertuanya itu belum ditemukan hingga kini.

Ia mengaku sudah mencari ke seluruh rumah sakit yang menjadi tempat evakuasi korban tewas. Namun, ia baru berhasil menemukan jasad istri dan ibu mertuanya.

"Sudah ke sana kemari, belum juga ketemu anak saya," ucap dia lirih sambil menangis.

Gea mengaku berhasil selamat dari ganasnya air bah luapan Sungai Cimanuk karena saat itu tengah bekerja di luar kota. Ia baru dikabari saudaranya saat genangan mulai surut.

"Saya sedang di Cirebon, kejadian jam 23.00 WIB, surut pukul 01.00 WIB dan paman saya ke sini lihat rumah sudah enggak ada, hanyut," tutur Gea.