Sukses

Mengupas Rahasia Bawang Dayak

Banyaknya lahan yang terbakar di Kalimantan Tengah membuat kesulitan membudidayakan bawang Dayak.

Liputan6.com, Palangka Raya - Kalimantan Tengah mempunyai luas 1,5 kali Pulau Jawa. Provinsi ini terkenal akan kekayaan sumber daya alamnya yang beragam. Salah satunya, bawang Dayak.

Tanaman khas ini sedang gencar dibudidayakan karena tingginya permintaan pasar. Hal ini disebabkan khasiatnya yang dinilai mampu mengobati berbagai macam penyakit.

Saat ini beberapa orang mencoba untuk membudidayakan tumbuhan hutan yang berwarna merah itu. Sebenarnya, tekstur bawang Dayak ini tidak berbeda dengan bawang konvensional. Namun, khasiatnya sebagai obat tradisional itu yang menjadikan bawang Dayak banyak dicari warga.

Murni (52), wanita Dayak, yang berasal dari Barito ini mengaku sudah meramu obat tradisional khas Dayak selama puluhan tahun. Dia memanfaatkan peralatan seadanya dan bahan-bahan yang ada di hutan Kalimantan Tengah.

"Saya meramu bawang Dayak yang berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit," ujarnya.

Menurut Murni, khasiat bawang Dayak diyakini bisa menyembuhkan penyakit kencing manis, kolestrol, wasir, atau sering disebut ambeien, dan penyakit asma.

 

2 dari 2 halaman

Meracik Obat dari Bawang Dayak

Mengolah bawang Dayak untuk dijadikan obat tradisional juga mudah. Caranya, bawang tersebut dipotong akarnya lalu dipotong tipis-tipis. Setelah itu, barulah direbus hingga mendidih dengan air secukupnya.

"Setelah itu disaring untuk mengambil air rebusan tersebut, baru bisa dihidangkan untuk diminum," Murni menjelaskan.

Harga bawang Dayak ini tidaklah terlalu mahal. Pedagang menjualnya hanya Rp 20 ribu per ikat atau sekitar 3/4 kilogram.

Selain obat dari bawang Dayak, Murni juga menjual beraneka ragam obat tradisional yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit ringan hingga penyakit berat.

Contohnya, pasak bumi yang berkhasiat untuk menyembuhkan sakit pinggang, akar kayu kuning yang berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit liver, dan juga meramu berbagai kayu akar dan benalu untuk menyembuhkan penyakit tumor.

"Obat tradisional Dayak ini tidak memiliki batasan usia," kata dia.

Dengan menjual obat tradisional khas Dayak ini, Murni mengaku bisa mendapatkan penghasilan Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu setiap harinya. Pembelinya, Murni melanjutkan, tidak hanya warga Kalimantan, tetapi orang di luar Kalimantan pun turut memburu obat tradisional khas Dayak ini.

Namun, Murni mengeluhkan sulitnya mencari bahan baku obat saat ini. Hal ini karena banyak hutan telah terbakar dan adanya penanaman pohon kelapa sawit. 

 

Simak video pilihan berikut ini: