Liputan6.com, Garut - Banjir setinggi hampir 2 meter menerjang Kampung Cijanur, RT 4 RW 7, Desa Sukamanah, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu, 22 November 2017, petang. Sebanyak 15 rumah terendam dan 4 perjalanan Kereta Api (KA) terhambat akibat rendaman banjir dan materiel longsor menutup rel KA.
"Benar ada banjir, tapi kami belum ada laporannya (jumlah rumah terendam banjir)," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Dadi Djakaria, Rabu malam.
Advertisement
Baca Juga
Ade (37), salah seorang warga Malangbong menyebut hingga pukul 18.30 petang kemarin, banjir masih merendam sejumlah rumah di Kampung Cijanur. Namun, belum diketahui jumlah rumah yang terendam karena masih dalam pemeriksaan perangkat desa.
"Hujan deras sejak siang di sini. Rumah yang terendam itu rata-rata dekat sungai. Jadi airnya meluap ke rumah warga. Ada rumah yang hanya kelihatan atapnya saja karena tertutup air," ujarnya.
Menurut dia, debit air berasal dari meluapnya sungai Cipedes akibat hujan yang terjadi hampir seharian. Ketinggian air sungai yang mencapai 2 meter menggenangi Kampung Cipeundeuy, Kampung Cipeuyeum, dan Kampung Cijanur.
"Di kampung Cijanur, 8 rumah warga, 1 masjid, 1 madrasah tergenang banjir dengan ketinggian rata-rata 2 meter," ujarnya.
Meskipun demikian, beruntung musibah banjir itu tidak menelan korban jiwa, hanya satu warga atas nama Diki yang mengalami luka ringan saat berusaha menyelamatkan diri. "Namun beberapa ekor ternak warga hanyut terbawa banjir," ujarnya.
Untuk sementara hingga pagi ini, seluruh korban banjir masih dievakuasi di Puskesmas Malangbong, sementara bantuan buat korban belum ada. "Saat kejadian keadaan TKP cukup gelap, sebab listrik mati total," ungkapnya.
4 Perjalanan Kereta Api Terganggu
Akibat banjir yang melanda Kecamatan Malangbong tersebut, sebanyak 4 perjalanan KA yang melintasi rute Jawa Barat Selatan terhenti akibat jalur kereta api terendam air dan tertimpa materiel longsor, rangkaian perjalanan KA terpaksa berhenti sejenak di Stasiun Cipeundeuy.
Camat Malangbong, Teten Sundara, mengatakan banjir bandang yang terjadi sejak pukul 16.00 itu, menyebabkan tujuh titik terendam banjir di wilayahnya. Bahkan, tiga titik diantaranya menutup jalur kereta api.
"Banjir merendam Stasiun Kereta Cipeundeuy. Akibatnya jalur kereta terendam air. Longsor juga menutup jalur kereta di Kampung Cidahu, Desa Haurkuning, akibatnya rel kereta mengalami pergeseran," ujarnya.
Longsor juga menutup jalur kereta di Cikarang dan mengakibatkan rel kereta tertimbun materiel longsor. Banjir juga merendam Kampung Cijanur, Desa Sukamanah. Menurutnya, ada 10 rumah yang terendam banjir dengan ketinggian 1,5 meter.
"Kami masih koordinasi untuk jalur kereta yang terendam. Untuk rumah yang kebanjiran juga masih didata. Penghuninya masih dievakuasi," ucapnya.
Akibat musibah itu, perjalanan KA di jalur kilometer 231 antara Stasiun Bumiwaluya dan Stasiun Cipeundeuy masih tertutup longsor hingga Rabu pukul 21.00 WIB, tadi malam.
Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Joni Martinus, mengatakan longsoran menutup rel kereta sekitar 30 meter. Pihaknya pun masih melakukan penanganan agar jalur kereta bisa segera dilalui.
"Ada empat kereta yang tertahan. Kami masih berupaya melakukan pembersihan material longsor," kata Joni saat dihubungi.
Empat kereta tertahan di sejumlah stasiun. Di antaranya Argo Wilis di Cirahayu, Malabar di Bumiwaluya, Mutiara Selatan di Cibatu, dan Kahuripan di Cicalengka.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement